forenote:
1. buat yang belom tau, manga (ma;n-ga) = komik. biar ga bingung aja nanti pas bacanya.
2. apa ada adegan nc di chapter ini? idk, you must found it by yourself ><
3. happy reading, enjoy~~
*****
Klek
Mark menutup pintu kamarnya dan menghela nafasnya berat. Ia tidak tau kenapa keluarganya suka sekali mencampuri urusannya, dalam hal ini urusan hati.
Ia menyandarkan kepalanya di pintu yang baru saja ia tutup sambil menutup matanya, masih tidak sadar kalau ia membawa orang lain ke dalam ruang privasinya itu.
"Ehm," sebuah suara menyadarkan Mark.
Matanya terbelalak melihat seseorang yang tengah berdiri dengan tatapan bingungnya menatap ke arah Mark.
"Jadi, di mana kamar mandinya Mark?"
Mark masih tercengang.
"Kenapa kau bisa ada di sini?"
"Hei, yang benar saja. Bukannya kau yang menarikku ke tempat ini?"
"A-aku?"
"Huuh, sudahlah Mark, aku sedang malas berdebat. Sekarang tunjukkan saja di mana kamar mandinya," ucap Bambam malas.
"Di-di sana.." jawabnya gugup, menunujuk sebuah ruangan di sudut kamar.
"Oh, baiklah aku duluan," respon Bambam kemudian berjalan menuju kamar mandi.
'Apa benar ini nyata? Bambam ada di kamarku? Apa semua nyata?' batin Mark sambil melihat arah Bambam pergi.
Klek
Suara pintu kamar mandi tertutup, dan Mark dengan wajah bodohnya masih berdiri di tempat yang sama.
"Hei Mark," teriak Bambam keluar menyembulkan kepala dari pintu kamar mandi.
"U-uh?"
"Mmm, tolong siapkan pakaianmu yang akan kugunakan nanti ya," jawab Bambam.
"Uh i-iya," responnya bodoh.
"Ok baiklah, terima kasih sebelumnya," jawab Bambam tersenyum, kemudian menutup pintu itu lagi.
"Tenangkan dirimu Mark, bersikaplah seperti biasa," Mark memegangi dadanya dan memberi sugesti pada dirinya sendiri.
Mark berjalan menuju lemari besar miliknya, mencari pakaian yang akan di pakai Bambam, juga yang akan di pakai olehnya.
Saat ia membuka dua gagang besar pintu lemari, suara desiran air terdengar dari kamar mandi. tanda Bambam sudah mulai mandi, tanda air sudah menyentuh tubuhnya, juga tanda kalau Bambam sudah tidak memakai apa-apa.
Mark meneguk ludahnya, membayangkan cucuran air menyentuh kulit mulus Bambam, membayangkan sabunnya membersihkan tubuh lengket milik Bambam, membayangkan tubuh naked Bambam.
Wajahnya panas, jantungnya berdetak lebih cepat dari pacuan kuda, tangannya berkeringat dingin, dan jika ini manga maka hidung Mark sudah mengeluarkan darah karena pikiran byuntae-nya itu.
'Tidak Mark, tidak! Apa yang kau pikirkan! Berhenti berpikiran kotor,' Mark menggelengkan kepalanya kasar untuk membuang semua pikiran-pikiran itu.
Tapi..
'Ini satu-satunya kesempatanmu, jangan lewatkan. Cepat pergi dobrak pintunya sekarang!' bagian negatif dirinya bersuara.