Kelas berakhir. Semua murid keluar berhamburan meninggalkan kelas. Tapi tidak dengan 5 namja tampan yang masih sibuk dengan pikirannya masing-masing. Well, mari kita hitung 4, karena Jaebum tidak sibuk dengan pikirannya tapi sibuk memasukkan semua perkakas sekolah kedalam tasnya.
"Ok, Jinyoung-ah. Kau harus memikirkannya baik-baik," ucap Jaebum menepuk bahu Jinyoung pelan.
"Baiklah, aku duluan. Nikmati waktumu bersama sahabatmu, kau juga jae-ah," lanjutnya kemudian berlalu meninggalkan kelas.
Sekarang mereka benar-benar ber-4, duduk membelakangi satu sama lain. Hanya Bambam yang bisa melihat dengan jelas punggung kedua teman di depannya dengan jelas.
Hening.
Tidak terdengar suara sedikitpun. Bahkan untuk sekedar menggeserkan kaki saja mereka sangat tidak ingin.
Mark memerhatikan ketiga orang itu. ketiga orang yang sudah bersahabat sejak lama sekarang diam tidak berani menyapa satu sama lain, bukan, bukan tidak berani. Hanya malas, dan mungkin saja kecewa.
Bambam yang terus saja menatap mereka penuh rasa bersalah, Youngjae yang sangat terlihat dari gesture tubuhnya menahan emosi yang berat,dan Jinyoung yang terus saja memandang punggung Youngjae memikirkan sesuatu.
Apa yang dipikirkannya?
5 menit sebelum bel pulang
"Jadi kau akan melakukan apa yang aku katakan nyoung-ah?"
Dengan berat Jinyoung kembali menganggukkan kepalanya.
"Baiklah, pertama kau harus jadi pacarku," ucapnya tenang.
Jinyoung menolehkan kepalanya menatap Jaebum tidak percaya.
"Apa yang kau inginkan Jaebum-ssi?" responnya.
"Tidak ada, aku hanya ingin jadi pacarmu" jawabnya lagi tersenyum.
"Kalau aku menolak?"
"Kau tidak akan bisa menolak, kau sendiri yang menyetujui akan menuruti kemauanku,"
"Tetap saja, bukan ini maksudku"
"Terserah, jika kau menolak..." Jaebum menggantungkan kalimatnya dan melihat kea rah Youngjae dengan smirk andalannya.
"Huh." Jinyoung menghela nafasnya.
Ia tidak mau melihat Youngjae kembali terluka, di satu sisi dia juga tidak ingin menjadi kekasih seorang bang*at seperti Jaebum. Tapi apa lagi yang bisa ia lakukan?
"Kau tidak perlu menjawabnya sekarang Jinyoungie, aku akan menunggu jawabanmu sampai besok siang," ucap Jaebum memecah lamunan Jinyoung.
Kriiingg
Akhirnya bel pulang berbunyi. Tapi Jinyoung dan Youngjae tidak sedikit pun bergerak dari tempatnya.
Dan satu lagi yang mengganggu pikiran Jinyoung.
Kenapa Bambam tiba-tiba pindah tempat duduk?
Apa maksudnya?
Apa ia bekerja sama dengan Jaebum?
Apa Mark yang meminta dia duduk bersamanya?
Tapi mengapa begitu tiba-tiba?
"Apa yang kau pikirkan bam?" gumamnya.
***
Setelah 20 menit lebih dalam keheningan, akhirnya terdengar suara kursi di geser. Itu Youngjae.
Ia berdiri tanpa menolehkan sedikitpun kepalanya pada ketiga orang di belakangnya, kemudian kakinya melangkah cepat meninggalkan ruangan itu. tidak berlari, tapi cukup cepat untuk menghindari tatapan ketiga orang temannya.