please read Note di bawah yaa~ thank you^^
***
Jinyoung berdiri mematung, tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya.
Seorang Mr.Tuan mengikutinya dan bicara langsung padanya. Bukan.. bukan itu yang membuat Jinyoung terkejut, tapi..
'dari mana dia tau namaku?'
Pertanyaan itu terus berputar di kepala Jinyoung. Sampai ia tidak fokus lagi dengan orang di hadapannya.
"Hei, mr.Park.."
"E-eh" jawab Jinyoung bangun dari lamunannya
"Jadi, bisa kita gunakan caraku saja?"
"Ca-cara apa sajang-nim?"
"Cara mempersatukan uri Markbam" ucap Mr.Tuan tersenyum
"Ta-tapi sajang-nim, ma-Mark..."
"Mark kenapa?" kemudian ekspresi Mr.Tuan berubah.
"Tidak apa-apa" jawab Jinyoung menunduk kemudian.
"Jadi bisa kita bekerja sama sekarang mr.Park?"
"Ehh?"
"Kurasa kau cukup mengerti maksudku"
"Ba-baik sajang-nim" jawab Jinyoung mengerti
"Baiklah. Berikan nomor handphone-mu," Mr.Tuan memberikan handphonenya dan memerintahkan Jinyoung untuk mengetikan nomornya di sana.
"Baik," Jinyoung segera mengetikkan nomornya di handphone kepala sekolahnya itu.
"Terima kasih. Senang berbisnis denganmu mr.Park," ucap Mr.Tuan tersenyum.
"Kalau begitu aku permisi dulu sajang-nim," balas Jinyoung tersenyum dan membungkuk memberi hormatnya.
Jantungnya berdebar. Mr.Tuan bisa sangat baik dan mengerikan dalam satu waktu.
Tapi Jinyoung penasaran, dari mana pria tua itu tau namanya?
***
"Hard carry hey, let it flow, let it flow now.."
Handphone berdering keras membangunkan sang pemilik di hari pertama liburannya.
Dengan badan tertelungkup ia memulai meraba-raba bawah bantalnya untuk mencari di mana handphonenya.
Tanpa membuka mata ia menggeser tombol hijau, tanda ia menerima panggilan itu.
"YA! BERANI SEKALI MENGGANGGU TIDUR DI HARI PERTAMA LIBURKU. APA MAUMU?" ia berteriak pada lawan bicaranya.
"Oh, maaf tuan Park jika aku menganggu tidurmu. Aku akan menhubungimu nanti," balas suara di seberang sana.
Jinyoung membuka matanya, ketika mendengar suara orangtua yang sangat di kenalnya. Dan satu-satunya orang yang memanggilnya seperti itu adalah
"Mr.Tuan?" ucapnya panik langsung terduduk dari posisi telungkupnya.
"Iya ini aku. Kau sudah bangun? Kalau begitu langsung saja.." respon suara di seberang sana.
Jinyoung lega karena karena Mr.Tuan tidak terlalu menanggapi apa yang ia katakan sebelumnya.
"Ne, sajang-nim. A-ada apa?"
"Tentang Bambam.."
"Bisa kau hubungi dia untuk datang ke rumahku malam ini?"