Chapter 25: Unexpected

1.2K 172 25
                                    

Semua mata tertuju pada namja berambut hitam yang berjalan di koridor sekarang. Pakaian yang rapi dan sepatu yang diikat simpul, membuat penampilannya sangat berbeda.

Ia memakai bingkai kacamata besar sampai ke pipinya. Kaca mata yang sesuai untuk ukuran wajahnya.

Semua tidak mengenali orang itu, tidak, sampai mereka melihat name tag di dadanya.

Im Jaebum.

"Jaebum? Dia Jaebum? JB?" ucap salah satu siswa tidak percaya.

"Hah, tidak mungkin, apa yang membuatnya berubah seperti itu? dia kelihatan aneh,"

"Mungkin dia sudah bertobat karena kejadian kemarin,"

"Aku justru terkejut kalau dia masih berpenampilan seperti biasanya,"

"Apanya yang berubah? Seorang JB tetap saja JB, mungkin penampilannya bisa berubah, tapi kurasa sifatnya tidak,"

"Hahaha, kau benar. seorang bastard tetap saja seorang bastard, walaupun dia jenius, tidak akan ada yang mau mendekatinya lagi," sambung yang lainnya.

Telinga Jaebum memerah, ia mendengar semua kalimat itu. jelas, sangat jelas.

Ia mengepalkan kedua tangannya, menundukkan kepala, menahan amarah yang sangat jelas terukir di wajahnya.

'Sebrengsek itukah aku?' batinnya

Ia terus berjalan menundukan kepala menuju kelas barunya, ya kelas di mana ia harusnya berada dari awal.

XI literature A.

Ia berjalan melewati koridor kelas lamanya, kelas yang tidak sampai sebulan ia tempati. Melihat dari jendela suasana yang belum begitu ramai, Jinyoung dan Youngjae juga belum tiba di sana.

"Pada akhirnya aku tidak mendapatkan apa-apa. Jinyoung.. Youngjae.."

"Tidak satu pun dari mereka akan menerimaku lagi.."

"Kau memang pecundang Im Jaebum. Kau pantas mendapatkan ini sekarang," umpat Jaebum pada dirinya sendiri.

"Huuh.."

Ia membuang nafasnya kasar dan memalingkan kepalanya dari jendela, kembali berjalan dengan wajah muram yang tidak bisa di artikan.

"Pecundang."

***

Seminggu setelah kejadian itu, Bambam masih saja mengabaikan Mark. entah apa sebabnya.

Ia hanya merespon seadanya dan menjawab seperlunya.

Soal tempat duduk? Mark pindah dengan sendirinya ke kursi kosong di sebelah Bambam. apa hal ini yang membuat Bambam kesal dan mengabaikannya? Apa ia harus selalu minta izin untuk terus bersama Bambam?

'Aku kan pacarnya,' batin Mark

Dan lagi, hari ini Bambam tidak berubah. Wajahnya datar sepanjang hari. jelas sekali dari raut mukanya dia terlihat berpura-pura memperhatikan guru di depan, dan Mark yakin pikirannya sedang melayang sekarang.

Mark menarik nafasnya frustrasi. Dia tidak tahan terus-terusan di abaikan seperti ini. Dia harus melakukan sesuatu.

Seketika dia mengukir smirk di wajahnya, sebuah ide brilliant muncul di kepalanya.

Ia tersenyum sepanjang pelajaran hingga saat bel istirahat kedua berbunyi, senyumnya tidak lepas dari wajah tampannya.

Hingga sebuah suara membangunkannya dari lamunan indah ide-ide gilanya.

Sweet // MarkbamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang