Bagian 2

523 51 7
                                    


Seorang pemuda berkulit putih, berbadan tegap, tinggi, lengkap dengan seragam sma yang dikenakannya kini tengah berjalan di koridor sekolahnya dalam diam. Sorot matanya yang dingin membuat setiap orang yang melihatnya enggan untuk mengajaknya berbicara. Pandangan matanya terus tertuju kedepan entah apa yang dipikirkan, pancaran mata itu terlihat menyembunyikan luka yang dalam, binar mata yang dulunya penuh dengan kebahagiaan kini telah tergantikan dengan binar kesedihan. Kesedihan lama yang seolah susah untuk dilupakannya. Yap -Rizky Altezavino Mubarak- aka Rizky anak tunggal dari keluarga Mubarak yang kini duduk dibangku kelas dua sma. Laki-laki itu kini telah berubah memunculkan sesosok baru yang sangat asing. Pandangan matanya yang selalu dingin, senyumnya yang kini tak lagi terukir, sikapnya yang terlampau cuek, tertutup, dan sosialisasi yang sangat minim membuat sebagian orang beranggapan bahwa dirinya sesosok laki-laki yang teramat sangat sombong. Yah walaupun seperti itu, tetap saja, Rizky ya RIZKY, sosok idola setiap perempuan, dan masuk dalam salah satu most wanted disekolahnya. Tak sedikit dari teman perempuan Rizky yang tertarik padanya. Mencoba mengajak Rizky bicara, dan mencoba mengakrabkan diri dengan Rizky sulitnya bagai mencari jarum dalam tumpukan jerami. Yap bagaimana tidak.. sikap Rizky yang selalu cuek dan hemat bicara pada siapapun itu membuat orang susah untuk menjangkaunya.

---Rizky POV---

Aku terus menyusi koridor sekolah yang terasa sangat panjang ini seraya mendengarkan music dengan headset yang tertempel sempurna dikedua telingaku, kurasa mendengarkan music adalah salah satu cara untuk menghilangkan stress, Right? Tapi terkadang mendengarkan musik juga membuatku merasa bodoh. Yaa bodoh. BODOH karena terus mengulang kebiasaan ini dan membayangkan saat kenangan ini bersamanya!

.....

"kamu dengerin apa sih Vin?"gadis itu bergelayut manja ditangan Vino

Vino melirik gadis cantik disampingnya itu, kemudian tersenyum seraya memasangkan sebelah headsetnya ke telinga kanan sang gadis. Gadis itu bersenandung riang mengikuti nada lagu yang didengarnya.

"Lagunya baguskan? Kamu suka?"tanya Vino

"Apapun yang kamu suka aku juga suka Vin!"ucap gadis itu sambil tersenyum manis pada Vino.

......

Sssrrrtt, Aku segera melepas headset yang terpasang di telingaku. Aku tak ingin tenggelam lebih dalam lagi dengan kenangan itu. Cukup sudah semua yang telah dia lakukan padaku. Aku bisa jika harus tanpamu, apa kau pikir hidupku akan hancur jika tanpamu? Yaa memang, memang benar hidupku hancur! Hancur, bukan tanpa dirimu, tapi hancur karena dirimu! Aku memang laki-laki yang menyerah hanya pada satu hati. Dan satu hati yang kumiliki telah ku berikan untukmu dan telah kau bawa pergi, kini aku tak lagi memiliki itu, mungkin sampai suatu saat nanti akan ada seseorang yang membawakannya kembali untukku.

"Hiii Rizky, gimana udah belajar Kimia? Kimia susah ya ky? Semalem aja gue samp-"

Aku mempercepat langkahku, malas jika sepagi ini harus mendengar ocehan tak penting dari mereka-mereka yang ingin mendekatiku.

"Pagii ky, semangat ujiannya ya!"

"Good Luck ya ky, exam nya!"

Bukan aku sombong karena tidak membalas sapaan ataupun semangat dari mereka, tapi ya karena aku memang malas banyak bicara dengan perempuan yang sebenarnya niat mereka semua sama. Yap mereka hanya sekedar ingin mengakrabkan diri denganku, lalu setelah itu? Mungkin saja mereka melakukan hal sama seperti yang dia lakukan padaku.

Akhirnya setelah perjalanan panjangku dikoridor, kini aku telah sampai di deretan loker-loker yang tertata dengan rapi ini

"NO 7"

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang