“Sial. Anak itu kenapa gak bisa di hubungin sih.”
“Kenapa dia kesel? Keliatan banget dari raut muka nya dia juga khawatir. Apa mungkin lo udah seserius itu sama Kirana, Ky.” Batin Fairel.
“Lo masuk duluan aja Ky, biar gue yang nungguin Kirana.”
Rizky menganggukkan kepalanya tanda menurut pada perintah Fairel, ia pun bergegas masuk ke dalam bis.
“Fairel.” Kirana datang dengan nafas yang terengah-engah.
“Lo kemana aja Ran? Udah di tungguin dari tadi.”
“Maaf yaa. Tadi gue berangkat naik ojek gitu, tapi motornya mogok dijalan. Gue berhenti dong. Niatnya sih mau cari ojek online tapi hp gue mati, karena kupikir udah deket yaudah gue lari deh kesininya.”
Fairel menjitak kepala Kirana, “Dasar. Kenapa gak bilang kalau gak ada yang nganter? Rumah kita kan searah, tau gitu tadi gue jemput.”
“Gak enak ah. Perasaan gue ngerepotin lo terus.”
“Apasih yang enggak buat lo.”
“Dih basi, sok baik banget lo. Taunya baik ke semua cewek.”
“Hahaha. Yaudah yuk masuk, udah di tungguin temen-temen lain nih.”
Kirana dan Fairel masuk ke dalam bis bersamaan. Kirana mengedarkan pandangannya kesekeliling bis, mencari tempat kosong untuknya duduk. Di lihatanya kursi disamping Rizky yang masih kosong. Oh tidak ia tidak mungkin duduk disana, bisa canggung sepanjang jalan nanti pikir Kirana.
“Kiranaaa. Ngapain masih berdiri disitu? Duduk cepet. Sini!” ucap Liana sambil menepuk kursi disebelahnya,mengisyaratkan agar Kirana duduk dikursi yang masih kosong itu.
Kirana tersenyum manis, untunglah. Dengan begitu ia tidak perlu duduk disamping Rizky. Lagi pula ternyata Euis yang duduk di samping Rizky. Syukurlah ia aman, pikir Kirana.
“Kenapa telat?” tanya Lala yang tepat berada di depan Kirana
“Motor mogok.”
“Oh.”
“Oke teman-teman mohon perhatiannya.”
“Cie gak ada yang merhatiin sampe minta perhatian ke kita.” Ucap Panji menggoda Fairel
“DIEM PANDUT!! Oke, hari ini sesuai rencana kita bakalan liburan ke kawasan puncak Bogor, lebih tepatnya di daerah kelahiran Euis, kita juga bakalan nginep di villa nya keluarga Euis. Jadi gue mewakili teman-teman mau ngucapin terimakasih buat Euis.”
Euis tersenyum seraya mengangkat kedua jempolnya keatas, “Iyaa sip. Sama-sama.”
“Duh neng, jangan senyum gitu atuh. Akang gak kuat.”
“Yaelah Damar, ngegombal mulu lo.”
“Yaudah. Sebelum kita berangkat, marilah kita berdoa supaya selamat sampai tujuan tanpa suatu halangan apapun.”
“Aaamiiin.”
“Berdoa mulai.”
...
“Berdoa selesai. Oke terimakasih teman-teman semua, selamat menikmati perjalanannya.” Ucap Fairel
Perjalanan mereka sangat menyenangkan. Sepanjang jalan, bis yang mereka tumpangi tidak pernah sepi, selalu saja ada yang membuat suasana menjadi ramai. Mereka menghabiskan waktu untuk berkaroke ria, berbagi makanan ringan, saling meledek, dan banyak hal lainnya.
“Kayaknya udah masuk daerah puncak nih Na, jalannya udah mulai belok-belok gini nih.” Ucap Kirana pada Liana
“Iya, Ran.”
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE OF YOU
Teen FictionBerpisahnya Papi dan Mami membuatku takut untuk merasakan cinta. Mereka yang diawal terlihat bahagia dan saling mencintai pada akhirnya juga bisa saling menyakiti dan menjauh. -- Kirana Meilanasya Bramawijaya "Masa Lalu." Satu orang wanita telah ber...
