Bagian 11

156 26 19
                                    

“Kak?”

Devan mengalihkan pandangannya ke arah gadis yang baru saja memangilnya itu, “Kenapa?”

“Yakin mau ngasih tau Kirana soal ini sekarang?”

Devan memegang pundak si gadis, menatap matanya lekat-lakat, “Meysha. Biar bagaimanapun Kirana harus tau. Entah itu cepat atau lambat.”

“Aku hanya takut kalau Kirana gak bisa nerima aku.”

“Kenapa enggak? Kita sama-sama sudah dewasa. Aku bisa nerima kamu. Jadi kenapa dia enggak?”

“Tapi kak...”

“Sha.. Percaya sama aku kalau Kirana pasti bisa mengerti keadaan ini.”

Meysha menggangguk ragu. Sekeras apapun Devan meyakinkannya, entah kenapa ia masih ragu.

“Oh iya kak, kalau gak salah inget, aku juga punya teman dekat yang sekolah disini.”

“Oh ya?”

“Iya. Tapi kita udah lost kontak lumayan lama gitu.”

“Eum.. coba deh nanti ngobrol sama Kirana, siapa tau dia kenal. Yaa kan?”

“Iya juga yaa.”

“KAK DEVANNN.” Kirana memeluk kakak kesayangannya itu. Devan membalas pelukan Kirana. Dua bersaudara ini seolah tidak bertemu bertahun-tahun lamanya.

Devan mengacak-acak rambut adiknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devan mengacak-acak rambut adiknya itu. Devan bilang ini tanda sayangnya, “Dasar. Kebiasaan banget sih kamu teriak-teriak gitu.”

Kirana nyengir, “Hehe maaf. Kangen tau.”

“Halah masa iya?”

“Enggak sih, bohongan doang.”

Devan menjitak kepala Kirana, “Tuh kan, ngeselin.”

"Uluh gitu aja ngambek. Iya-iya. Ran kangen beneran nih sama kakakku yang paling ganteng dari Sabang sampe Merauke ini."

"Lebay deh, kumat."

Meysha melihat keakraban Devan dan Kirana, dadanya terasa sesak. Dia iri. Seharusnya ia juga bisa sedekat ini dengan Devan, dengan Kirana juga.

Kirana cantik, ceria, sama seperti yang Devan ceritakan.

“Kak Devan?” Kirana seolah memberi kode kepada Devan untuk memperkenalkan gadis yang sedari tadi ada di samping Devan. Kirana lihat, sepertinya dia seumuran dengannya.

“Oh iya lupa. Ran, kenalin ini Meysha. Sha, kenalin ini Kirana, cewek yang usil, jail, ngeselin, seperti yang aku ceritain.”

Kirana melotot sebal ke arah Devan, “Kamu mau ngejelekin aku atau mau ngenalin sih?”

Devan hanya tertawa. Meysha juga.

Kirana seketika terdiam. Sungguh, dia cantik. Dia saja sebagai perempuan jatuh hati dengan senyumannya, lalu bagaimana dengan para lelaki?

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang