Bagian 8

197 45 13
                                    

“Ya udah to the point aja deh. Katanya lo mau cerita hal penting. Awas aja kalau gak penting.”

“Emm.. Ini tentang Rizky.”

“Rizky Altezavino Mubarak?” tanya Lala memastikan Rizky mana yang dibicarakan sahabatnya itu.

“Iya.”

“Dia kenapa?”

“Dia aneh tau La.”

“Ya emang dia aneh kan? Untung ganteng, jadi ketutup deh keanehannya itu.”

“Bukannya gitu. Bentar deh gue mau pesen minum dulu.” Kirana melambaikan tanggan dengan maksud untuk memanggil sang waiter cafe.

“Choco Float nya satu ya, Mas.”

“Baik Mba.”

Sementara Lala tengah meyeruput secankir matcha latte yang ia pesan sebelum Kirana datang tadi.

“Kayaknya Rizky suka sama gue.”

“Uhuk.. uhuk..”  Lala tersedak begitu mendengar pernyataan Kirana barusan.

“Apaan sih lo? Ngaco! Rizky yang suka sama lo atau lo yang suka sama Rizky?”

“Gue serius Lala. Nih ya. Pertama, dia mau gue ajak nonton. Kedua, waktu dia emosi pas ribut sama , Fairel dia kejar gue cuma buat ngejelasin hal yang gak penting. Ketiga dia ngajak gue pulang bareng waktu kak Dev gak bisa jemput.. hmm dia ngajak makan juga tapi gak mau. Keempat, dia minjemin jaketnya waktu kita pulang kehujanan. Kelima, .....”

“Pertama, Kedua, Ketiga, Keempat, Kelima, dan seterusnya menurut gue mungkin karena dia merasa bersalah karena masalah skorsing itu?”

“Tapi kan La...”

“Tapi kan Ran, lo tumben cerita soal cowok gini ke gue. Gue curiga malah lo yang baper sama si Rizky.”

“Ih ya enggak gitu. Gue cuma aneh aja.”

“Tapi Ran, gue saranin lo jangan terlalu deket sama Rizky deh.”

“Loh kenapa?”

“Lo gak tau?”

“Gak tau apa?”

“Rizky itu tipe cowok yang susah suka sama orang, tapi kalau dia udah suka dia juga bakalan susah lupa. Itu kenapa dia masih inget sama mantannya terus sampai sekarang. Dan itulah kenapa dia selalu nolak cewek yang deketin dia karena itu tadi, dia belum bisa ngelupain mantannya itu.”

“Dih. Tau darimana lo?”

“Lo gak tau aja, gue ini kan kepala suku biang gosip di sekolah.”

“Tapi kok sampe segitunya sih?”

“Entah. Yang gue denger sih ceweknya yang mutusin. Tapi ada yang bilang juga sebenernya mereka belum putus, cuma karena beda sekolah mereka jadi jarang ketemu deh.”

“Maksud lo LDR? Terus apa lagi La yang lo tau soal mereka?”

“Udah ah terus terus mulu. Stop cari tahu tentang dia atau lo mau buat gue makin yakin kalau lo naksir Rizky?”

“...”

***

Hari telah berganti, Senin kembali datang. Pagi ini Kirana terpaksa berangkat sekolah mengendarai ojek online. Mamanya sudah berangkat sejak pagi, katanya ada meeting penting. Sedangkan kakaknya sudah pulang ke rumah Papa. Rasanya malas sekali berangkat ke sekolah hari ini. Ujian Kenaikan Kelas juga sudah berakhir, class meeting pun sudah berakhir, jadi untuk apa lagi pergi ke sekolah? Seharusnya ini menjadi hari tenang untuk menyambut liburan akhir semester. Tapi apa boleh buat, hari ini Kirana memang harus pergi untuk mengambil rapot. Sedihnya ia harus mengambil rapotnya sendirian, seharusnya paling tidak ada yang mewakilkan. Toh, nanti pasti wali kelas tidak akan memberikan rapot milik Kirana jika tidak ada wali murid yang mewakili Kirana. Papa dan mamanya selalu sibuk disaat yang mendesak seperti ini. Seharusnya Devan menjadi satu harapan untuk bisa menjadi wali murid Kirana tapi Devan bilang dia juga ada urusan penting pagi ini, entalah Kirana tak tahu itu sekedar alasan atau memang dia benar-benar ada urusan.

BECAUSE OF YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang