[Chef] Promise

147 21 23
                                    

~Promise~

Main Cast : Park Chanyeol, Byun Baekhyun (EXO) || Authour : (Pifi Andini) IM_Mei (Ex-Member) & Jingyuu92 || Genre : Yaoi, Sadism || Ranting : Slash || Length : Oneshoot

Diclaimer : Alur cerita ini murni dari karya pemikiran kami sendiri. Bila ada kesamaan itu merupakan unsur ketidaksengajaan. Pemeran adalah milik sendiri, keluarga, SM Ent dan tuhan. SAY NO TO PLAGIAT. Mohon kritikan, saran, komentar dan vote.

Happy reading & sorry for typo...

Aku menatap pantulan diriku di depan cermin. Kantung mata panda yang kusembunyikan dibalik riasan masih terlihat jelas. Hari ini aku merasa senang sekaligus takut. Senang karena sebentar lagi aku akan bebas dari tempat kotor ini. Takut karena aku tidak tau siapa yang akan membeliku nanti.

Pihak yang selalu menekanku untuk menjadi yang terbaik di tempat tidur, mengajariku cara memuaskan tuan yang akan membeliku nantinya, akhirnya melepaskanku untuk menyerahkanku di pelelangan pasar gelap. Jika kalian tanya apa pekerjaanku, aku bersumpah kalau anak lainnya didunia ini yang akan bernasib sama denganku akan membenci ibu mereka seumur hidup.

"Baekkie, Sini!" Aku hafal betul suara itu milik siapa. Suara orang yang paling aku benci. Suara orang yang pertama kali menjemputku. Suara yang telah membuat hidupku menjadi pelacur seperti ini.

Aku menoleh kearahnya, "Bagaimana bisa kau terlihat pucat di acara pelelanganmu? Berikanlah senyum terbaikmu dan turuti mau mereka. Jika kau melanggar semua itu, kau tau kan akibatnya?" Perintah pria paruh baya yang itu dingin. Buluku seketika merinding. Dengan susah payah aku tersenyum membalas ucapannya.

"Kau adalah favoritku. Jangan sampai mempermalukanku diacara nanti. Terus tersenyum kepada mereka semua. Jangan pernah menatap mereka dengan takut. Dan harus ada yang membelimu dengan harga tinggi nantinya. Kau ingat bukan kuncinya?" Aku menelan salivaku dengan susah payah. Keringat dingin bercucuran di kulitku.

"Ya, aku ingat. Nafsu." Seperti yang ia bilang setiap harinya, Nafsu adalah kuncinya.

Flashback

Aku mengerang. Luka sayatan di punggungku semakin bertambah dan nyeri. Aku benci semua ini. Aku benci apa yang ia lakukan padaku. Aku merasa dihina.

"Bukankah aku sudah bicarakan ini padamu, hah!? Kau sangat kaku! Aku sudah memperingatimu berkali-kali, tapi kenapa kau tidak pernah mendengarkanku, Hah!? Apa maumu!?" Bentakan pria itu bukanlah hal yang biasa bagiku. Aku mengumpulkan suaraku untuk berbicara.

"Aku ingin bebas! Bebaskan aku dari tempat kotor ini!?"

Ztaarr!

"AARGH!!!" Aku sudah tidak kuat dengan semua ini. Cambuk yang ia kibaskan padaku berkali-kali bukanlah hal yang perlu kutakuti. Ialah iblis sebenarnya. Mengumpulkan dan menculik pemuda miskin tak berdaya sepertiku untuk menjadi seorang pelacur bagi majikan orang kaya dan keuntungannya bagi dirinya sendiri. Sungguh licik.

"Kau kuat dengan cambuk ini tapi kenapa kau tidak mau diajar untuk bersikap baik dan cara memuaskan tuanmu, hah!?" Bentaknya lagi. Aku masih bergeming di tempatku. Dengan pakaian seadanya, di tengah lapangan. Panas matahari seolah membakarku. Pemuda yang sama sepertiku mengintipku dari asramanya. Takut, mungkin itu yang mereka pikirkan. Tapi aku tidak merasa takut selagi itu benar. Aku akan terus mencari cara untuk membebaskan semua dari iblis ini.

Flashback end

Dia berjalan mendekatiku. Tangan kanannya memegang sesuatu yang biasa digunakan kepada manusia lelang sepertiku. Aku mendengus saat ia mulai menggantungkan Name-tag di leherku. Baekkie, itu yang tertulis di sana. Siap-siap untuk bebas. Siap-siap untuk bertemu dengan tuan yang baru. Dan siap-siap juga akan menambah penderitaanku dineraka baru nanti. Ia tersenyum licik padaku.

[AUGUST] Regular MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang