Judul : To My Friend
Author : Soulhaiter (Ndy) (Ex-Member), Choco812 (Radita)
Genre : Angst, Friendship
Rating : General
Disclaimer : Cast yang ada di cerita ini semuanya milik tuhan semata, keluarga, dan agensi mereka. Kita mah cuman minjem aja. Alur dan plot cerita ini adalah milik penulis. Mksh.
Minhyuk POV
"Kajja ke kantin!" aku menoleh, menggelengkan kepalaku pelan dan tersenyum.
"Aku mau ke perpustakaan saja." Ada seseorang yang ingin kutemui.
Aku meninggalkan mereka begitu saja. Berjalan sendirian menuju perpustakaan. Seperti yang kukatakan tadi aku ingin menemui seseorang, seseorang yag akhir-akhir ini selalu berada didekatku. Selalu ada untukku. Yeojachingu? Bukan. Hanya seorang teman.
Sebenarnya kami tidak berteman, tapi keadaan yang membuat kami menjadi teman. Mau mendengar sebuah cerita? Eum, tidak menarik sebenarnya. Bukan dongeng juga bukan legenda, hanya cerita biasa yang tidak menarik atau sangat tidak menarik. Entahlah tapi coba baca baik-baik.
» Flashback On «
Suasana perpustakaan yang sepi memang cocok sekali untuk dijadikan tempat istirahat. Aku yang sedari tadi menguap sudah tidak kuat untuk menahan rasa kantukku. Ini semua gara-gara paman sialan! Dia selalu saja menyuruhku ini dan itu. Dengan perlahan kutaruh kepalaku dilipatan tanganku di atas meja, memejamkan mata dan terbang ke alam mimpi.
Hingga seseorang mengganggu tidurku.
"Cho-chogiyo." (Permisi) dia menyentuhku. Menggoyang-goyang tubuhku pelan. Aku tidak bergeming. Sengaja. "Ya, ireona ppaliwa." (Hei, cepatlah bangun) dia menggoyang tubuhku lebih kencang. Dalam hati aku mengutuk orang yang telah mengganggu tidurku.
"Ya! Ireona!" desaknya. Langsung, aku menggebrak meja di hadapanku.
"Apa!? Kau mau apa heh!?" aku menunjukkan muka garangku padanya, kukira dia akan ketakutan. Tapi apa yang kulihat, mukanya sangat sangat datar. "Kau tidak minta maaf padaku. Kau tidak lihat aku sedang tidur tadi!?" aku menekan setiap perkataanku. Tahan Minhyuk tahan, ini masih area perpustakaan.
"Aku melihatnya. Tapi, bisakah kau pindah di tempat lain? Ini tempat dudukku." Mulutku terbuka. Rahangku serasa mau lepas saat mendengar perkataannya. Bukan main, dia membuatku tak bisa berkata-kata.
"Jadi k-kau membangunkanku hanya untuk itu?" Dia mengangguk dengan cepat, menunjukkan wajah tak bersalahnya. Benar-benar tidak bisa dipercaya. "Kau gila!" Aku menunjuknya dengan jari telunjukku lalu mengacak rambutku yang sudah berantakan makin berantakan.
"Tidak aku masih waras. Jadi cepatlah pindah aku ingin duduk dan segera membaca buku ini." Dia menunjukkan buku setebal kotak sepatu dihadapanku. Aku yang melihat buku seperti itu saja sudah malas untuk membaca. Pantatku masih malas untuk beranjak dari tempat empuk itu, tapi namja itu terus saja mendorongku agar segera pergi dari 'tempat duduknya'.
Dengan sangat tidak rela akhirnya aku pindah dari tempat itu ke sudut ruangan perpustakaan. Mulutku komat-kamit menyebutkan sumpah serapah untuk lelaki itu. Kesal? Sangat. Perpustakaan ini milik umum, kenapa dia menyebut tempat duduk itu 'miliknya'. Menyebalkan. Ingin kusumpal mulutnya itu dengan buku setebal kotak sepatu yang dibawanya tadi. Aku yakin mulutnya akan robek dan mengeluarkan darah.
Hari-hari berikutnya aku selalu bertemu dengannya di perpustakaan setiap pagi. Setiap hari itu juga dia selalu mengusirku untuk pindah ketempat lain. Tidak ada percakapan berarti diantara aku dan dia. Bahkan, aku saja tidak tahu namanya. Seperti biasa, pagi ini dia pasti akan mengusirku lagi. Sebenarnya aku bisa duduk ditempat lain, hanya saja aku ingin mengerjainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[AUGUST] Regular Menu
FanfictionSelamat datang di Flow de Mémoire, Tuan dan Nona! Untuk menyambut Hari Ulang Tahun NKRI yang sudah ke-71 kalinya, kali ini Flow de Mémoire ingin mempersembahkan sebuah karya dengan tema persahabatan dan kebebasan yang sangat spesial dan sangat berbe...