[Pâtissier] When You and I Become We

115 20 15
                                    

Title: When You and I become We

Author: Xxyra_ (Ex-Member) & anhays99 

Genre: Romance, Hurt

Rate: G

Disclaimer: Semua tokoh adalah milik Tuhan, keluarga, agensi. Hanya meminjam nama tanpa maksud untuk mengklaimnya.

**

Hari itu sangat panas.

Cuaca Seoul hari ini lebih panas dari biasanya. Hanya satu fokus siswa, yaitu pulang dan mendinginkan diri dengan es atau hal dingin yang lainnya.

Shin Haeri menguap dengan begitu lebarnya. Pelajaran sejarah korea yang begitu menguras pikirannya, ditambah dengan kondisi tubuhnya yang juga sedang tidak bagus. Kemarin malam asmanya kambuh dan harus merelakan diri untuk berbaring di tempat tidur dan tidak mengerjakan tugas rumah yang diberikan gurunya. Hari ini dia benar-benar ingin cepat pulang dan menidurkan dirinya lagi.

"Sudah selesai?"

Sebuah suara mengalihkannya. Haeri menoleh dan melemparkan senyum tipis pada seseorang yang berbicara padanya itu.

"Apa sudah selesai?" tanyanya lagi.

"Aku bahkan tidak sedang melakukan apa-apa," jawab Haeri.

Orang itu mengambil tempat duduk didepannya dan menghadap Haeri. Cahaya matahari senja yang menyinari ruang kelas mereka, ditambah dengan angin musim panas yang terasa lebih sejuk dari kemarin.

Yoongi menopangkan dagunya dan menguap lebar. "Hari ini sangat membosankan."

Haeri mendengarkan Yoongi namun dia juga sedang membereskan buku-bukunya. "Apa kelasmu juga membosankan?"

"Setiap hari terasa membosankan," gerutu Yoongi.

Haeri tersenyum mengejek. "Pantas saja matamu yang sipit itu terlihat semakin sipit. Ngomong-ngomong, terima kasih untuk tugas rumahmu."

Haeri memang tidak mengerjakan tugas rumahnya, tapi beruntungnya dia karena sahabatnya ini berbaik hati meminjamkan tugas rumahnya untuk disalin Haeri. Sedikit curang memang, tapi Yoongi juga tidak ingin Haeri mendapat hukuman dari guru karena tidak mengerjakan tugasnya.

"Tidak masalah, toh aku juga sering meminjam catatanmu."

"Kau memang sahabatku yang paling baik."

Mata Yoongi yang awalnya tertutup, kemudian langsung terbuka. Mendengar kata 'sahabat', entah kenapa indera pendegarannya mengatakan tidak suka. Dan dengan kata 'sahabat', Yoongi semakin sadar akan posisinya.

"Sudahlah, ayo pulang. Aku mau bermain game." Yoongi berdiri dan langsung berjalan meninggalkan ruang kelas.

Haeri yang sudah selesai mengemasi barangnya, mengerutkan kening heran. Satu detik yang lalu Yoongi masih tidak apa-apa, kenapa satu detik berikutnya terasa beda? Yoongi memang selalu bersikap dingin dan cuek pada siapapun termasuk dirinya, namun Haeri sudah dan terlalu mengenal Yoongi luar dan dalam. Dia tahu kapan orang itu dalam suasana hati yang baik ataupun buruk meskipun wajahnya selalu terlihat datar.

Gadis itu tidak menyadari, bahwa drama picisan yang selalu dia lihat juga bisa saja terjadi pada dunia nyata.

**

Di koridor, ketika Yoongi hendak mengambil bukunya di loker, berbagai surat beramplop merah jambu berjatuhan tepat setelah dia membuka pintu lokernya.

Haeri yang berada di sebelahnya, menolehkan kepalanya mendengar suara berisik dan dengusan napas Yoongi.

"Kau semakin terkenal, ya?" Haeri terkekeh.

[AUGUST] Regular MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang