[Barista] Magie De Amour

126 20 20
                                    

Title: Magie De Amour

Author: coffeejin (Pitachynt) x Adeil011 (A-Doyle)

Genre: Romance, Fantasy, a little poem, and little bit dramatic

Rating: PG 15

Disclaimer: Seokjin yang pasti punya enyak babehnya yak. Ini alur sampe gaya alay-alaynya asli punya Chyn sama Adel ya.

We warm you:

It's a 4k+ romance-fantasy fan fiction.

••••••

Ini sudah ketiga kalinya Seokjin membuang kotak cantik berpita ke dalam tong sampah. Dengan wajah datarnya, laki-laki itu dengan ringannya membuang sesuatu sesuka hatinya. Namun ada satu orang yang membuat sikap Seokjin menjadi manis, seseorang yang tak pernah lepas dalam jangkauan walau sebenarnya tanpa sengaja.

"Dasar laki-laki sombong tak punya hati, ckck." hujat seorang gadis di belakang. Setelah Seokjin pergi, kotak itu sudah berpindah tempat di tangannya.

"Pantas saja, semuanya makanan manis." Seokjin tidak suka makana manis, batin Jaekyung.

Kwon Jae Kyung adalah gadis yang mengumput Seokjin di belakang, ia bukan siapa-siapanya Seokjin. Penggemar bukan, hater-pun juga bukan. Segalanya begitu konstan sampai dengan hidup Jaekyung yang tenang terusik. Sejauh ini, aman. Jaekyung masih bebas dengan segala hobinya yang tak berguna sama sekali. Ia tak membuang hadiah tadi kembali ke tong sampah, "Lebih baik diambil."

---

Dengan hati ringan Jaekyung berjingkrak riang, tak ada hal yang membuatnya senang memang. Entah kenapa ketika ia melewati taman yang tak jauh dari swalayan ia dengan girang mengayunkan kantung belanja titipan ibunya. Netranya tak ada masalah, tapi otaknya yang salah tadi.

Entah apa yang membuatnya seperti itu hingga ia mendapati seorang gadis menangis di bangku taman. Ia dengan segala rasa keingintahuannya yang tinggi menghampiri gadis itu. Mencoba berlagak memiliki empati tinggi lalu duduk mendekat, mencoba menguak perlahan apa yang ditangisi gadis itu.

"Hai, aku Jaekyung. Kenapa menangis?" kutuk Jaekyung sekarang atas sikap jungkir baliknya ini. Persetan dengan mencampuri urusan cinta, kalau ia tak melihat siswi itu memegang kotak merah jambu, ia tak akan mau menghampiri.

"Aku ditolak," ucap gadis itu dengan suara sengau, "Oleh Seokjin sunbae."

Jaekyung menyungging senyum, sepersekian waktu ia tergelak geli sampai-sampai tersedak ludahnya sendiri hingga terbatuk. "Sudah kuduga, sejak aku melihatmu memegang kotak pink itu aku sudah tahu kau tadinya menembak Seokjin."

"Kata orang-orang Seokjin sunbae suka warna merah jambu jadi ... beginilah."

"Memang, tapi dia tetap laki-laki, kan? Laki-laki tak mau direndahkan derajatnya dengan kotak berpita seperti ini. Ya sudah, aku pergi."

Gadis yang bahkan belum Jaekyung tahu namanya itu terdiam, siluet Jaekyung sudah menjauh namun rasanya percakapan mereka tadi masih terus ada dibenak dan pikiran.

---

"Hoi." Jaekyung menoleh, Seokjin ada di pembatas rumah mereka. Jaekyung yang sedang menyiram bunga diam tanpa ingin menyuara. Seokjin menaikan alisnya sebelah, diam beberapa waktu tanpa ada akhir.

"Kenapa diam? Kau mau mengatakan apa?" tanya Jaekyung masih memegang selang air mengalir.

"Tidak ada," respon Seokjin singkat. Telunjuknya menggaruk belah rambut, lalu mulai memosisikan diri pada kursi taman rumahnya. Jaekyung mengingat sesuatu lalu menghentikan kegiatannya, berlari lebih dekat menuju pembatas menyembulkan kepalanya pada dinding.

[AUGUST] Regular MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang