Prince Charming

311 18 1
                                    

Kehebohan melanda SMA Surya Pelita pagi itu. Sebuah mobil Ferarri merah berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Kemudian, muncul sosok yang sangat tampan dan seksi dari dalam mobil. Cowok itu berjalan ke arah kursi penumpang dan membuka pintu.

Twinza keluar dari mobil mewah tersebut. Cowok itu menggandeng Twinza sampai depan gerbang, kemudian mencium keningnya sekilas. Sebelum masuk ke mobil, tak lupa cowok tersebut memberikan senyuman mautnya ke arah cewek-cewek yang sedari tadi melihatnya dengan tampang mendamba.Senyuman singkat yang memicu sorak-sorai dari cewek-cewek tersebut.

Gosip pun cepat menyebar, kabar bahwa Twinza sudah mempunyai pacar. Tentu berita buruk bagi para cowok, karena artinya usaha mereka selama ini untuk melakukan pendekatan ke Twinza gagal total. Apalagi melihat pacar Twinza yang levelnya jauh di atas mereka, harapan mereka untuk mendapatkan Twinza benar-benar sudah tertutup rapat.

Sementara para cewek sibuk mengagumi ketampanan Rednan.

"Si Twinza bener-bener beruntung. Udah pinter, cantik, tajir, populer, eh pacarnya super duper ganteng lagi, dan dari mobilnya gue yakin tuh cowok juga tajir banget. Sempurna banget sih hidupnya. Nggak adil banget deh," keluh salah seorang cewek.

"Tau tuh, gue iri banget sama dia," ujar cewek lainnya.

"Cowoknya Twinza cakep banget sih!! Prince Charming idaman gue!"

***

Twinzy sedang asyik memakan mi rebusnya ketika tiba-tiba Nami menepuk pundaknya dengan heboh, membuat Twinzy kaget dan tersedak.

"Apaan sih, Nam? Ngagetin aja!" keluh Twinzy sambil menepuk dadanya.

"Cowok yang tadi nganterin Twinza itu beneran pacarnya?" tanya Nami dengan gaya heboh, sama sekali tidak merasa bersalah telah menyebabkan Twinzy tersedak. "Gila tuh, pake acara ciuman di kening segala. Duh, kapan ya gue punya cowok seganteng itu?"

"Kak Rednan maksud lo?" tanya Twinzy santai.

"Kok elo tau?" tanya Nami dengan wajah beloonnya.

Twinzy memutar bola matanya. Kelemotan temannya satu ini benar-benar sudah mengkhawatirkan. "Miss Nami lemot, ya iyalah gue tahu, gue kan adiknya Twinza."

Nami hanya nyegir kuda.

Kalau tidak ingat Nami adalah sahabatnya, mungkin Twinzy sudah menoyor kepala cewek itu.

"Sumpah Zy, ganteng banget dia. Kalah deh Jimin gue."

"Dasar. Nggak bisa liat cowok cakep dikit, meleng deh." Twinzy kembali menyantap mi rebusnya.

"Kenapa lo lempeng-lempeng gitu sih? Please deh, Zy, ada cowok superganteng sekelas Rednan gitu loh. Kalau gue jadi lo, udah gue deketin doi. Biar deh dikata makan saudara."

Kali ini, Twinzy tidak tahan untuk tidak menoyor kepala Nami.

"Apanya yang perlu dihebohin sih? Heran gue sama anak-anak, termasuk lo. Cuma Kak Rednan doang, tapi udah kayak ada artis beken aja."

Nami memutar bola matanya. "Justru lo yang aneh. Mata lo kayaknya perlu diperiksa ke dokter deh, Zy. Takutnya katarak."

Twinzy pun menoyor kepala Nami. "Lo doain gue katarak? Dasar, temen durhaka."

Nami kembali nyengir kuda. "Eh... Rednan anak mana?"

Ampun deh. Masih saja si Nami ini betah membicarakan masalah Rednan. Apa tidak ada topik lain yang lebih berfaedah untuk dibahas?

"Asli Indonesia. Tapi sejak kecil udah pindah ke London. Sekarang dia udah semester 4. Lagi libur semester."

Nami manggut-manggut. Dia baru akan menanyakan hal lain soal Rednan ketika Twinzy memberikan kode supaya Nami berhenti membicarakan cowok itu.

TWINZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang