Alkohol di Kamar si Bungsu

235 14 0
                                    


Seminggu pun berlalu.

Twinzy bisa kembali bersekolah. Akhirnya.

Meskipun Twinzy bukan tipe cewek yang suka mendengarkan pelajaran, tetapi hal itu jauh lebih baik daripada harus mendengarkan cerocosan tak berfaedah dari Monster Bermulut Cabai.

Dan, seminggu terkurung bersama Monster Bermulut Cabai jauh lebih buruk daripada ulangan seminggu tanpa henti.

Di awal-awal masuk sekolah, banyak anak yang mencibir Twinzy. Pun dengan teman sekelasnya. Entah itu mencibir diam-diam atau secara terang-terangan.

Tatapan beberapa anak kepadanya pun benar-benar tidak enak dilihat mata. Mereka seolah menatap Twinzy seperti narapidana yang baru saja dibebaskan.

Dan, Twinzy memilih untuk masa bodoh. Terserah mereka mau mencibirnya sampai bibir mereka jontor sekalipun. Lagi pula, menjelaskan kepada mereka juga akan percuma. Sampai mulut Twinzy berbusa, anak-anak itu tidak akan memercayai penjelasan Twinzy.

***

Baru juga bisa masuk sekolah. Namun, Twinzy harus dihadapkan pada sebuah bencana dahsyat.

Tahu kenapa? Minggu depan adalah jadwal tes renang.

Sejak dulu Twinzy memiliki fobia dengan air. Selama ini, ia selalu sukses tidak ikut berenang dengan alasan datang bulan. Namun, kalau sudah tes begini, Twinzy tidak punya pilihan lain selain ikut berenang—kalau tidak mau mendapat nilai 'mencengangkan' di rapor.

Dan di sinilah Twinzy sekarang. Di kolam renang rumahnaya. Sudah ada Radive dan Angel yang ikut bersamanya.

Awalnya, Twinzy hanya mengajak Radive untuk melatihnya berenang. Lalu tiba-tiba dengan seenak jidatnya sendiri, Angel merajuk kepada Radive untuk diizinkan ikut latihan renang karena dia juga tidak bisa berenang.

Kehadiran Angel benar-benar membuat Twinzy jengkel. Bagaimana tidak? Radive yang seharusnya mengajarinya berenang malah diminta Angel untuk mengajarinya—tentu dengan nada yang dibuat semanja mungkin.

"Tahu gini kan mending gue ngajak Nami aja," gerutu Twinzy.

Sudah lebih dari tiga puluh menit saat ia diminta Radive untuk melakukan pemanasan dan Twinzy masih duduk di kursi malasnya. "Tuh cewek kecentilan banget," gumam Twinzy saat melihat tingkah manja Angel saat diajari berenang oleh Radive.

Karena bosan menunggu, Twinzy pun memutuskan pergi ke dapur sekadar mengambil jus di lemari es. Namun, baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba ia terpeleset dan tercebur ke dalam kolam renang.

Seketika, Twinzy panik. Ia berusaha mencari pegangan ataupun lantai untuk berpijak, tetapi ia tak menemukannya. Twinzy juga berusaha minta tolong, tetapi suaranya seolah tertahan.

Twinzy mulai megap-megap. Ia kehabisan napas. Tubuhnya mulai timbul tenggelam.

Tidakkah ada seseorang yang mau menolongnya?

Seolah menjawab permohonan Twinzy, sebuah tangan kekar memegang kedua bahunya erat dan membantunya keluar dari kolam renang.

Twinzy duduk di kursi malas dekat kolam sambil memegang dadanya dan batuk-batuk akibat beberapa air masuk ke hidung dan mulutnya.

"Are you okay?" tanya seseorang yang kini berada di depan Twinzy. Dari intonasinya, sepertinya orang itu panik.

Twinzy mendongak untuk melihat siapa orang yang telah menyelamatkan nyawanya. "Kak Rednan?" gumam Twinzy antara percaya dan tidak dengan apa yang dilihatnya.

TWINZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang