Promnite

244 11 6
                                    

Satu setengah tahun kemudian....

Pertandingan basket antara siswa kelas 3 melawan tim gabungan siswa kelas 1 dan 2 berlangsung seru. Hari ini adalah hari pengumuman kelulusan. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini semua siswa kelas 3 SMA Surya Pelita dinyatakan lulus 100%. Radive mendapat nilai terbaik di sekolahnya, suatu hal yang memang tidak patut untuk diherankan.

Nah, sebagai luapan kegembiraan para siswa, OSIS pun mengadakan pertandingan basket ini. Yah, daripada anak-anak pawai nggak jelas di jalanan, akan lebih baik digunakan untuk kegiatan yang positif. Pertandingan basket ini salah satu contohnya.

Memang sejak menginjak kelas 3, Radive dan kawan-kawan basketnya sudah tidak lagi berkecimpung dalam segala kegiatan ataupun kepengurusan, karena mereka harus konsentrasi menghadapi UAN dan persiapan masuk perguruan tinggi. Sehingga wajar saja tanpa berpikir panjang mereka menyetujui usulan anggota OSIS untuk mengadakan pertandingan ini.

Tim kelas 3 yang dipimpin oleh Awang, telah memimpin sejak menit awal pertandingan. Sorak sorai penonton pun turut menambah keseruan pertandingan tersebut. Bintang pada pertandingan kala itu tak lain dan tak bukan adalah Radive. Yah, sepertinya popularitas Radive semakin hari semakin meningkat, walau ia sudah tidak tergabung di tim basket sekolah lagi. Tiap hari penggemarnya semakin bertambah banyak. Mulai dari siswa kelas 1 hingga kelas 3.

Pertandingan akhirnya dimenangkan oleh tim kelas 3. Seusai pertandingan, segerombolan cewek segera menghampiri Radive. Mereka saling berlomba untuk mendekat ke arah Radive, hingga membuat Radive kelimpungan.

"Minggir kalian semua!" seru Cassie dari arah belakang.

Seperti dikomando, mereka berangsur menjauh dari Radive. Walau rasanya berat sekali. Tapi mau bagaimana lagi. Berurusan dengan Cassie tuh bakalan ribet, jadi mereka lebih memilih menghindari masalah.

"Hai Div! Hari ini kamu mainnya bagus banget," ucap Cassie dengan nada dibuat semanja mungkin.

"Makasih," jawab Radive datar.

"Emm.... promnite besok, lo sama siapa? Udah ada pasangan?" tanya Cassie.

"Gue nggak dateng."

"Lho.... kenapa?"

"Gue rasa itu bukan urusan lo."

"Ckckckck..... masih aja ya lo usaha buat deketin Radive?"

Radive dan Cassie mengarahkan pandangannya ke asal suara.

"It's not your business, Nami!" ucap Cassie tajam.

"For your information, gal, he's already taken," ucap Nami dengan seringai tajam.

"Oh yeah? By whom?"

"Orangnya lagi di New York. Bentar lagi juga balik."

"Maksud lo bentar lagi Twinzy balik apa?" tanya Radive tak mempedulikan Cassie.

"Feeling gue aja. Lo tau sendiri kan gue punya bakat jadi ahli nujum," ucap Nami.

"Div, sini bentar!" seru Awang, membuat Radive segera meninggalkan Cassie yang masih terpaku di tempatnya.

"Gue saranin sih, mending lo urungin aja deh niat lo buat ngajak Radive ke promnite. For your sake, girl," ucap Nami sinis.

{{{{{

Entah sudah berapa lama Radive menatap layar laptop-nya. Sesekali ia juga mengecek ponselnya dengan gelisah.

"Kemana sih dia? Dari kemaren skype nggak aktif, gue LINE, BBM, WA, juga nggak di read," ucap Radive gusar.

TWINZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang