Mungkin sekarang Hermione bisa bernapas lega. Dunia sihir sudah aman, tentram,sentosa. Voldemort yang sekarang menjadi bahan lelucon murid Hogwarts dengan sebutan Raja Pesek pun sudah tiada. Jadi apa lagi yang mengganggunya?
"Granger! Cepat keluar dari kamar mandi. Atau akan kudobrak pintunya sekarang juga!"
"Sabar lah Ferret! Aku baru masuk sepuluh menit yang lalu, dan kau berteriak seakan aku sudah ada didalam kamar mandi selama berabad-abad" Sungut Hermione.
Ya, Jawaban dari pertanyaan diatas adalah siapa lagi kalau bukan Draco Malfoy. Musang pirang brengsek yang selalu mengganggunya dari tahun pertama.
Dan sialnya, Hermione terjebak dengan pria itu sebagai partner ketua murid. Walaupun mereka sudah menjadi partner selama enam bulan, dan juga berbagi asrama selama itu, tetap saja tidak ada kata akur dikamus mereka.
"Malfoy, dimana perkamen ku?!" Teriak Hermione setelah keluar dari kamar mandi dan sudah rapi dengan seragamnya. Sekarang Ia sedang mencari-cari perkamennya yang semalam dipinjam Draco.
"Mana kutahu" Balas Draco dengan santai dari kamar mandi.
Hermione semakin berapi-api. Pria itu memang tidak pernah berubah. Selalu menyebalkan.
"Tadi malam kan kau meminjamnya, Malfoy! Sekarang tidak ada dimanapun. Kau harus tanggung jawab!!" Pekik Hermione seraya menghentak-hentakkan kakinya dilantai.
Draco menyembulkan kepalanya keluar dan melihat kearah Hermione yang sedang mengamuk.
"Kau ingin aku bertanggung jawab apa, ha?" Godanya dengan mengerlingkan sebelah matanya.
Uhh, rasanya Hermione benar-benar muak. Ia bahkan lebih memilih bertemu troll bodoh daripada bertemu seorang Malfoy!
...
Hari-hari Hermione sekarang terasa memuakkan. Pagi hari melihat rambut pirang, siang hari di kelas melihat rambut pirang, malam hari pun rambut pirang. Lama-lama otak Hermione pun ikut pirang.
"Hermione, kau kenapa?" Tanya Harry yang kini berada didepannya. Hermione sekarang duduk ditengah sahabat-sahabat nya, Harry Potter, Ron weasley, Ginny, dan juga Neville di Aula besar untuk sarapan.
"Dia menghilangkan perkamenku" Ujar Hermione dengan penekanan dikata 'dia'.
Harry dan yang lainnya mengangguk mengerti. Sudah jadi langganan, kalau Hermione marah-marah pasti penyebabnya adalah Draco.
"Sampai kapan kau akan terus bermusuhan dengannya? Tidak ada niatan untuk gencatan senjata?" Tanya Ginny sembari menyuapkan kue pie kemulutnya sendiri.
"Mungkin nanti.. setelah merlin bangkit dari kuburnya" Sungut Hermione. Berdamai dengan Draco adalah hal paling tidak mungkin setelah kenyataan bahwa Snape adalah anggota dari One Direction.
Ting ting ting ~
Suara dentingan gelas kaca yang dibunyikan Professor Mcgonagall memaksa seluruh mata dari murid Hogwarts menatap kearah depan.
Wanita tua yang kini menjabat sebagai kepala sekolah, berdiri diatas mimbar dan sesekali berdeham untuk menyuruh semuanya diam.
Setelah dirasa cukup hening, Ia memulai pengumumannya.
"Selamat pagi anak-anak. Hari ini saya mempunyai dua pengumuman penting" Mulainya. Semuanya mendengarkan dengan seksama. Ya walaupun banyak juga yang terkesan tidak peduli.
"Pengumuman yang pertama.. berhubung sudah dihapuskannya status darah, kementrian memerintahkan untuk seluruh sekolah sihir agar menjalin hubungan dengan sekolah muggle. Dengan kata lain, adanya pengiriman pelajar dari sekolah sihir ke sekolah muggle"
Seketika terdengar suara membahana dari seluruh penjuru Aula besar. Ada yang berteriak kegirangan, ada juga yang mencemooh.
"Sudah diam semuanya!" Suara tegas Mcgonagall seketika mengheningkan ruangan kembali.
"Pengumuman yang kedua, saya akan menyebutkan siapa-siapa saja yang akan dikirim ke Sekolah Muggle tersebut"
Semuanya mulai berbicara lagi. Sekarang mereka asyik membahas, kira-kira siapa yang akan di kirim.
"Yang akan dikirim adalah.."
Jeng jeng jeng! Semuanya diam. Sunyi. Bahkan para hantu yang berkeliaran pun ikut diam.
"Yang pertama dari asrama Gryffindor, ada Harry Potter, Hermione Granger, dan juga Ron Weasley" Kata Professor Mcgonagall sembari melihat ke secarik perkamen yang dipegangnya.
Semua murid tidak ada yang membantah. Karna Harry, Hermione, dan Ron memang pantas. Merekalah Si Trio emas Hogwarts.
"Yang kedua dari asrama Ravenclaw, ada Luna Lovegood"
Terlihat Luna tersenyum bangga dengan mata yang melotot sempurna di meja Ravenclaw.Ya, walaupun luna sedikit aneh. Tapi kepintarannya tidak bisa diremehkan. Mungkin memang Ravenclaw terkenal karna intelegensinya.
"Yang ketiga dari asrama Slytherin, ada Draco malfoy, Blaise Zabini, dan Theodore Nott"
Semuanya protes. Ibaratnya Draco, Blaise, dan Theo adalah biang rusuh yang tidak mencerminkan kesopanan sama sekali. Garis bawahi, sama sekali.
Ya, mungkin Draco masih bisa dipertimbangkan. Dia ketua murid putra, dan juga siswa kedua dengan nilai terbaik seangkatan setelah Hermione. Tapi Blaise dan Theo?
"Berhubung asrama Hufflepuf akhir-akhir ini sering berbuat kesalahan, maka tidak ada yang akan dikirim ke sekolah Muggle"
Terdengar berbagai macam umpatan dan sumpah serapah dari meja Hufflepuf."Silent please" Professor Mcgonagall kembali mendentingkan gelas agar semuanya diam.
Setelah terasa cukup sepi, akhirnya Ia memulai ucapannya lagi.
"Sekolah itu bernama Stars High School. Bertempat di tengah kota London. Untuk pasangan ketua murid, diharapkan dapat membimbing teman-temannya"
Draco dan Hermione mengangguk kompak dari mejanya masing-masing.
"Disana kalian akan diawasi oleh Mr.Smith selaku guru disana. Ia adalah seorang penyihir yang sudah lama bekerja didunia muggle"
Mereka yang akan dikirim, mengangguk-anggukan kepalanya paham. Setelah itu Professor Mcgonagall menyelesaikan pengumumannya. Dan semua murid langsung menikmati makanan yang tersaji di atas meja mereka.
...
Yeay ini ff dramione kedua aku, silahkan dimasukin ke library kalo suka, gk suka ya juga gapapa, gak maksa.. klo suka kasih vomment juga, gak suka ya gapapa.. lah in kenapa mellow? Hehee, aku harap bgt komentar kalian, biar nambah semangat 😁 Terima semua kritikan asal membangun 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month In Muggle World [DRAMIONE]
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Setelah perang usai, Kementrian membuat peraturan baru. Dimana setiap sekolah sihir harus mengirim beberapa anak didiknya untuk belajar sementara di Sekolah Muggle. Begitupun dengan Hogwarts. Nah, bagaimana kelanjutan cerita mereka di du...