Hermione tidak bisa berhenti tersenyum. Matanya terus menatapi foto yang didalamnya terdapat dirinya dan juga Draco. Foto itu tidak bergerak, tidak seperti foto-foto didunia sihir, tapi hanya dengan menatap foto itu, Hermione dapat merasakan kembali bagaimana perasaannya saat itu.Ia tidak bisa berbohong. Ia senang. Bahkan sangat senang. Ia juga merasa aneh sekaligus geli. Dari mana Draco tahu tentang Photobox?
Pria itu memang menyebalkan, keras kepala, egois, dan semua hal buruk ada padanya. Tapi Ia juga bisa berubah menjadi sosok yang manis dan menggemaskan.
Ah, apa yang barusan Hermione pikirkan? Apa Ia baru saja memuji Draco?
Tidak.tidak.tidak. Itu semua pasti hanya permainan Draco. Membuatnya terbang tinggi, lalu nanti Ia akan menjatuhkannya.
Hermione tidak bisa tidur malam ini. Dan itu berkat Ferret Malfoy. Pria itu terus saja berputar-putar di kepalanya. Senyumnya bahkan seringainya entah kenapa menjadi candu bagi Hermione.
Ia benci mengakui perasaannya sendiri. Ia bukanlah anak labil, yang tidak mau mengakui kalau dirinya sedang menyukai seseorang. Ya, Hermione akui perasaannya terhadap Draco sudah berubah. Tapi Ia bukannya tidak mau mengakui, Ia hanya belum yakin. Perasaan ini hanya sebatas kagum atau benar itu Cinta. Ah, sepertinya penggunaan kata Cinta sangat berat.
Dan sekarang yang sudah Hermione yakini, kalau Ia suka dengan sikap Draco yang manis. Bukan sikapnya yang menyebalkan. Tapi tak bisa dipungkiri kalau kadang dia merindukan Draco dan seringainya.
Arrgh, sepertinya Hermione sudah masuk kedalam remaja labil itu.
...
Hari ke - dua.
Jam istirahat sudah berdentang beberapa menit yang lalu. Harry dan yang lainnya, sedang berada di kantin untuk membeli makanan. Tapi Hermione memutuskan untuk di perpustakaan saja. Ia mau melihat-lihat koleksi buku di sekolah muggle.
Hermione memang kelahiran muggle, tapi dari kecil Ia sudah bersekolah di sekolah sihir, jadi Ia masih belum tahu banyak tentang sekolah muggle.
Baru beberapa menit Ia berada disana, Hermione sudah membaca setengah buku ensiklopedia.
Ia memandangi setiap rak dengan senyum mengembang. Ia berniat meminjam buku-buku itu dan membacanya sampai habis dirumah.
Saat Hermione tengah asyik menyelami dirinya dalam bacaan ensiklopedia, Ia merasa ada yang menepuk bahunya. Hermione pun menoleh, dan mendapati seorang pria tengah berdiri disamping bangkunya.
Hermione menatap pria itu. Seperti pernah lihat, batinnya.
"Hi, kau belum mengenal ku ya?" Tanya pria itu. Hermione semakin mengerutkan keningnya.
"Aku Tom. Tom Felton. Teman sekelasmu" Hermione tersenyum. Ia sudah ingat pria itu. Dia adalah teman sekelas Hermione yang duduk di kursi depan meja Hermione.
"Ah, iya.. maaf aku lupa" Ujar Hermione malu-malu. Pria bernama Tom itu duduk di kursi samping Hermione. Ia melihat buku bacaan yang berserakan diatas meja Hermione. Buku-buku yang terbilang berat untuk dijadikan buku bacaan.
"Kau suka dengan buku-buku ini?"
"Ya! Aku memang suka dengan semua buku" Jawab Hermione antusias.
"Aku juga suka buku. Semua buku yang ada disini sudah aku baca"
"Benarkah?"
"Ya benar. Aku selalu kesini saat jam istirahat atau ada jam kosong"
Mata Hermione melebar. Baru kali ini Ia menemukan manusia yang sejenis dengannya. Apalagi manusia itu adalah seorang pria.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month In Muggle World [DRAMIONE]
Fanfiction[COMPLETED] Setelah perang usai, Kementrian membuat peraturan baru. Dimana setiap sekolah sihir harus mengirim beberapa anak didiknya untuk belajar sementara di Sekolah Muggle. Begitupun dengan Hogwarts. Nah, bagaimana kelanjutan cerita mereka di du...