Hermione memotong wortel dengan perasaan kesal. Entahlah, sejak kemarin mood nya benar-benar berantakan. Ia sekarang sedang berada didapur membantu Bibi Emy membuat makan siang. Disampingnya juga ada Luna yang sibuk menggoreng.
Hari ini adalah hari minggu. Jadi sekolah libur. Ia tidak enak kalau membiarkan Bibi Emy memasak sendiri, makanya Ia ingin membantu. Bibi Emy memang selalu membiasakan dirinya tidak menggunakan sihir. Kecuali dalam keadaan terdesak.
"Sepertinya kau memotong wortelnya terlalu besar, Mione" Ujar Luna yang langsung menyadarkan Hermione dari lamunannya. Ia melihat kearah wortel yang dipotongnya.
"Ah, iya!" Hermione kelabakan. Ia kembali memotong wortel namun sekarang potongannya jauh lebih wajar.
Bibi Emy hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala. Ia sendiri sibuk menyiapkan bumbu dapur. Saat Ia sedang memilah, Ia teringat kalau ada beberapa bahan makanan yang tidak tersedia.
"Ah, Hermione. Bisakah kau membantuku?"
Hermione menoleh, "Tentu, Bi. Bantu apa?" Hermione menghentikan aktifitas memotongnya lalu mencuci tangan di wastafel.
"Tolong beli beberapa bahan makanan di supermarket sana. Ini aku siapkan daftarnya" Bibi Emy mengambil secarik kertas dan pulpen lalu menulis bahan-bahan makanan yang akan dibeli. Setelah itu Ia memberikannya pada Hermione.
"Luna temani aku, yuk?"
"Maaf, Mione. Aku tidak bisa meninggalkan ikan ini. Nanti gosong"
Hermione mendesah. Ia pun menolehkan kepalanya kearah ruang TV yang terlihat dari arah dapur. Tidak ada sekat atau dinding yang memisahkan ruangan itu.
"Harry temani aku belanja"
Harry menoleh, "Maaf Mione, aku sedang membantu Mr.Smith mengecek daftar nilai murid"
Lagi-lagi Hermione mendengus. "Ron, kau sajalah"
Ron menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku dan Si Nott ini sedang mengerjakan tugas sekolah"
Luna yang mendengarkan perkataan Ron, langsung menyembulkan kepalanya. "Tugas apa?" Katanya. Luna, Ron, dan Theo satu kelas. Tapi kenapa dia tidak tahu kalau ada tugas?
"Tugas hukuman mereka. Karna waktu itu ketahuan tidur dikelas" Kikik Harry. Luna mengangguk paham.
Hermione menatap mereka semua dengan tajam. Kenapa dia merasa seperti diabaikan?
Hermione memicingkan matanya ke arah Draco yang sedang asik mendengarkan musik dari I-pod. Hermione mengejek dalam hati.
Dulu saja, katanya semua tentang muggle itu menjijikan. Sekarang lihat! Dia seperti biasa saja menggunakan barang muggle. Bahkan berteman dengan muggle. Batin Hermione dengan penekanan kata 'berteman'.
"Kenapa belum berangkat, Mione?" Tanya Bibi Emy.
Hermione sedikit terkejut. Ia menatap kearah dua pria yang sedang tidak melakukan kesibukan yang berarti.
Blaise. Ia hanya diam menatap televisi. Ia tahu, Hermione tidak mungkin mengajaknya. Maka dari itu, Ia santai-santai saja. Paling-paling gadis itu mengajak rekan ketua muridnya.
Tapi tidak disangka-sangka, "Blaise, ayo temani aku"
Keadaan yang tadi lumayan berisik kini diam. Semua mata seakan terhipnotis dengan ucapan Hermione. Mereka menajamkan telinga. Siapa tahu ada yang salah dengan pendengaran mereka.
"Blaise, ayo!" Ternyata telinga mereka masih normal. Yang tidak normal itu otaknya Hermione.
"Kenapa aku?" Tanya Blaise terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month In Muggle World [DRAMIONE]
Fanfiction[COMPLETED] Setelah perang usai, Kementrian membuat peraturan baru. Dimana setiap sekolah sihir harus mengirim beberapa anak didiknya untuk belajar sementara di Sekolah Muggle. Begitupun dengan Hogwarts. Nah, bagaimana kelanjutan cerita mereka di du...