Uap dari cerobong kereta sudah mulai mengepul. Pertanda kereta akan segera berhenti.
Hermione bersiap-siap dengan memasukkan buku-bukunya kedalam tas tanpa batas nya. Setelah kereta benar-benar berhenti, mereka pun turun.
Walaupun hari sudah beranjak sore, tidak menyurutkan semangat Hermione. Gadis itu tersenyum memandangi sekelilingnya.
"Permisi,apa kalian dari Hogwarts?" Tanya seorang lelaki paruh baya dengan senyum ramahnya.
Tanpa diberitahupun, Hermione sudah tahu kalau dia adalah Mr.Smith.
"Ah,iya. Kau pasti Mr.Smith?"
Lelaki itu tersenyum lebar mendengar jawaban sekaligus pertanyaan Hermione. Ia pun mengangguk semangat.
"Baiklah, lebih baik kita segera kerumahku" Ucap Mr.Smith sembari mengulurkan tangannya kepada mereka semua.
Mereka pun ber-apparate menuju rumah Mr.Smith. Sensasi mual langsung terasa. Tapi itu tidak jadi masalah.
Draco menyapukan pandangannya ke segala arah. Ia melihat banyak rumah yang berbentuk sama. Walaupun terasa asing, tapi entah kenapa dia merasa sedikit nyaman.
"Itu rumahku, ayo masuk" Mr.Smith menunjuk kearah rumah yang terletak di ujung jalan. Rumahnya tidak terlalu besar, tapi mereka yakin akan muat menampung mereka semua.
Dengan beriringan, mereka berjalan masuk kedalam rumah. Ternyata bukan di luar saja yang terasa nyaman. Didalam bahkan lebih nyaman lagi.
"Ya ampun kalian akhirnya sampai juga. Aku kira kalian tersesat" Seorang wanita dengan celemek di baju nya menghampiri mereka. Wanita itu terlihat sama ramahnya dengan Molly.
"Ah,perkenalkan. Namaku Emy. Kalian bisa memanggilku Bibi Emy"
"Dia adalah istriku" Ucap Mr.Smith sembari merangkul pinggang lebar Emy.
Hermione dan yang lainnya mengangguk dengan tersenyum. Kecuali kumpulan Slytherin tentunya.
"Sebaiknya kalian istirahat. Pasti kalian lelah. Aku akan membangunkan kalian pada saat jam makan malam"
Setelah itu Mr.Smith menunjukkan kamar mereka masing-masing. Luna dan Hermione berada dalam satu kamar yang terletak didekat ruang keluarga. Harry dan Ron disebelahnya. Sedangkan kamar Draco, Blaise, dan Theo berada dilantai atas.
Hermione mengeluarkan isi kopernya, lalu menatanya dengan rapi.
Besok adalah hari pertama mereka bersekolah di Stars High School. Itu pasti menjadi hari yang panjang.
...
"Blaise berhenti mengutak-atik TV itu" Hermione merebut remote yang sedari tadi dipegang oleh Blaise. Pria itu nampak sangat penasaran dengan benda kotak yang menampilkan gambar orang-orang yang bisa bergerak.
"Santai saja, Granger. Dia hanya penasaran" Ujar Draco datar. Sebenarnya Ia juga penasaran, tapi Ia tidak sebodoh Blaise dengan menunjukkannya terang-terangan.
Klik! Hermione menekan tombol off pada remote TV.
"Karna kalian belum tahu apa-apa tentang muggle, maka dari itu aku dan Harry akan menjelaskan sendikit tentang beberapa hal" Ungkap Hermione sembari mengeluarkan beberapa benda dari tasnya.
"Ini namanya pulpen. Gunanya untuk menulis" Jelas Hermione seraya menggoyang-goyangkan benda yang bernama pulpen di depan wajahnya.
"Tidak menggunakan pena bulu?" Tanya Ron.
"Tidak. Disini kita menggunakan pulpen dan buku tulis untuk mencatat. Bukan pena bulu dan perkamen" Kini Harry yang menjelaskan sambil menunjukkan benda yang bernama Buku Tulis.
Mereka semua mengangguk paham.
"Oh iya, kalian juga harus menggunakan ini untuk bersekolah" Hermione menunjukkan suatu barang lagi.
"Apa itu?" Tanya Theo sembari meraih benda yang ditangan Hermione.
"Ini namanya Ransel. Setiap pelajar muggle menggunakan ini untuk membawa peralatan sekolah mereka"
Theo mengangguk-anggukan kepala seperti beo. Draco mendengus melihat kelakuan teman-temannya. Jatuh sudah pasarannya.
"Seperti orang bodoh" desis Draco. Hermione yang mendengar hanya memutar bola matanya.
"Ku harap, dihari pertama kita bersekolah besok, kita tidak saling berpencar. Aku tidak mau kalian bertindak bodoh, dan mempermalukan diri sendiri" Ujar Hermione.
"Bilang saja kau ingin selalu dekat denganku" Goda Draco dengan seringai khasnya.
"Percaya diri sekali ya,Malfoy" Ejek Hermione.
"Sudah, sudah. Lebih baik kalian semua istirahat" Harry melihat ke arah Ron yang entah sudah menguap keberapa kali.
Mereka semua setuju dan mulai melangkah menuju kamar masing-masing.
Namun saat Draco ingin berdiri, Hermione menghentikannya.
"Apa?" Tanya Draco malas.
"Tunggu dulu sebentar" Ucap Hermione sambil membereskan barang-barangnya.
"Ada apa? Kau sebegitu merindukanku? Kita masih satu atap, Granger. Apa kau ingin kita satu kamar?"
Hermione ingin muntah rasanya mendengar kepercayaan diri Draco yang sudah diatas batas normal itu.
"Diamlah! Aku sedang tidak ingin melemparkan kutukan padamu"
"Lalu ada apa?" Draco membenarkan posisi duduknya lagi. Rasanya kursi yang Ia duduki sangatlah tidak empuk. Berbeda sekali dengan kepunyaannya di Malfoy Manor.
"Besok sepulang sekolah kau harus ikut denganku. Ada beberapa barang yang belum dibeli pihak sekolah untuk kita semua"
"Kenapa aku harus ikut?"
Hermione mendengus,"Kau kan ketua murid, Malfoy"
"Memangnya tidak bisa pergi bersama Pothead dan Weasel?"
"Namanya Harry dan Ron, Ferret"
"Mereka besok akan pergi bersama Mr.Smith untuk berbelanja juga""Kalau begitu ajak saja Si Loony Lovegood itu"
Uhh, sabar Hermione. Tahan emosi. Tarik napas...buang.
"Jangan lari dari tanggung jawab, Malfoy"
Draco berdiri, lalu menyibakkan debu imaginer.
"Aku tidak mau ikut. Jalan saja sendiri" Ujarnya dengan santai sambil berlalu pergi ke kamar.Hermione memelototkan matanya. Pria itu benar-benar sangat amat menyebalkan.
"Oh begitu??! Baiklah! Aku akan pergi sendiri! DASAR FERRET ALBINO!"
...
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month In Muggle World [DRAMIONE]
Fanfictie[COMPLETED] Setelah perang usai, Kementrian membuat peraturan baru. Dimana setiap sekolah sihir harus mengirim beberapa anak didiknya untuk belajar sementara di Sekolah Muggle. Begitupun dengan Hogwarts. Nah, bagaimana kelanjutan cerita mereka di du...