Bagi Hermione semua pria itu sama saja. Hanya pemberi harapan palsu. Gadis itu memberengut kesal, ketika melihat pemandangan di depan nya.
Draco dan Emma. Mereka tertawa bersama. Tidak menyadari ada seseorang yang terbakar dibalik jendela.
Daripada semakin menyakitkan, Hermione memutuskan untuk pergi.
"Pertama kali Ia menerima surat dari Hogwarts, dia sangat terkejut. Aku dan keluargaku bahkan saling cubit. Untuk memastikan ini bukan mimpi" Emma tertawa. Memperlihatkan deretan giginya yang putih bersih dan rapi. Disampingnya juga ada Draco yang ikut tertawa mendengar ucapan Emma. Ia tidak pernah tahu bagaimana rasanya keluarga muggle menerima surat dari hogwarts.
"Haha, pasti itu sangat mengejutkan kalian" Sahut Draco. Entah kenapa dia jadi teringat Hermione. Apa gadis itu juga sekaget keluarga Emma. Draco tertawa sendiri membayangkan wajah Hermione kecil yang terkejut.
"Kenapa tertawa sendiri?" Tanya Emma sambil tersenyum menggoda.
"Tidak. Aku hanya membayangkan sesuatu yang lucu" Jawab Draco.
Emma memanggut-manggutkan kepalanya. Ia menghampiri kelas Draco untuk membicarakan bagaimana dunia sihir itu. Ia sangat penasaran. Tapi adiknya yang merupakan seorang penyihir tidak pernah memberitahu.
"Aku hanya boleh mengantarnya sampai stasiun kereta. Aku sangat takut untuk melintasi perbatasan peron 9 3/4 . Aku takut kalau itu tembok sungguhan dan kepalaku akan membengkak setelah menabraknya. Haha, jadi aku selalu menutup mataku saat itu. Adikku yang menyeret tanganku. Lucu sekali"
Lagi-lagi Draco tertawa. Selain karna topik bahasan yang lucu, gaya bicara Emma yang menggebu-gebu juga sangat lucu. Lagi-lagi itu mengingatkannya pada Hermione. Gadis itu juga seperti itu kalau sedang berbicara. Tidak kenal tanda koma dan titik.
"Walaupun adikku perempuan, tapi dia sangat suka naik sapu terbang. Pernah sekali aku menaiki nya. Jantungku rasanya mau copot. Tapi dia tetap saja melajukan sapunya dengan cepat. Dia memang pemberani"
"Benar-benar Slytherin" Ujar Draco membanggakan diri. Emma terkekeh ketika melihat Draco menepuk-nepuk dada bidangnya. Sekarang Ia bisa melihat sisi lain dari Draco malfoy. Dan entah kenapa Ia merasa senang.
Melihat senyum Emma entah kenapa selalu mengingatkan Draco dengan Hermione. Kenapa akhir-akhir ini gadis itu selalu berputar dikepalanya. Membuatnya pusing dan tidak fokus dalam berbagai hal.
Melihat Draco yang diam, Emma pun ikut diam. Dia menatap bunga didalam pot yang ada di sepanjang koridor kelas. Tiba-tiba Ia teringat sesuatu. Tentang bunga. Tentang koridor.
"Kau pernah jatuh cinta?" Tanya Emma tiba-tiba.
"Hm? Mmm, sepertinya belum pernah" Jawab Draco jujur. Tapi seperti ada yang aneh di hatinya. Entah apa itu.
Emma menggigit bibir bawahnya, "Apa terlalu mencintai seseorang itu salah?"
Draco berpikir, "Aku tidak tahu"
"Memangnya siapa yang kau cintai?"
Emma tersentak mendengar pertanyaan Draco. Seketika pipinya memerah dan jantungnya berdetak cepat. Ia tidak tahu harus mengatakan apa pada Draco.
Draco memiringkan kepalanya untuk melihat Emma. Gadis itu sepertinya sedang bingung ingin menjawab apa.
Emma yang tadi melihat ke arah sepatunya, kini menengokkan kepalanya. Namun saat Ia melihat ke arah Draco matanya seakan terkunci. Lebih tepatnya terkunci kepada orang yang ada di belakang Draco.
Draco yang melihat fokus Emma bukan padanya, ikut membalikkan badannya untuk melihat ada apa dibalik tubuhnya.
Ia membulatkan matanya. Di depan matanya, berdiri Tom. Dan yang lebih mengejutkan lagi, ada Hermione diatas punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Month In Muggle World [DRAMIONE]
Fanfic[COMPLETED] Setelah perang usai, Kementrian membuat peraturan baru. Dimana setiap sekolah sihir harus mengirim beberapa anak didiknya untuk belajar sementara di Sekolah Muggle. Begitupun dengan Hogwarts. Nah, bagaimana kelanjutan cerita mereka di du...