CHAPTER 10

15 0 0
                                    

Cantiqa merasa ada yang aneh saat ia membuka matanya, ia merasa berada ditempat lain dan dia juga sangat terkejut kalau ia dari tadi tidur di kasur, tapi pertanyaan di otak cantiqa muncul 'kamar siapa ini, dan apa yang terjadi' cantiqa duduk dengan tegak ia melihat kalau seragamnya masih melekat ditubuhnya membuatnya merasa lega, namun itu hanya berlaku beberapa detik saja kemudian dialihkan ke seluruh bagian kamar, cantiqa berusaha mengingat apa yang terjadi sebelumnya, hingga ia berada ditempat ini
"Aku ingat, kakak itu yang bawa aku, dan tiba tiba semuanya jadi gelap"ucap cantiqa yang berhasil mengingat kejadian sebelum ia pingsan"aduhhh, kenapa aku bodoh begini sich, sekarang gimana aku bisa pulang dan kalau Abang tau aku diculik bisa gawat"ucap cantiqa sambil memukul jidatnya sendiri tanpa memperdulikan rasa sakit di keningnya yang sudah merah
'Ceklek'
Pintupun terbuka menampakkan seorang pria yang membuat cantiqa semakin kesal dan bangkit berdiri
"Mau kemana?"tanyanya dengan datar yang sudah berdiri dihadapan cantiqa
"Aku mau pulang"ucap cantiqa tak kalah dinginnya dengan pria didepannya sebelum ia melangkah melewatinya namun pria itu tak lain adalah Vino mencekal pergelangan tangan cantiqa sehingga membuat langkah cantiqa terhenti
"Kamu gak kangen sama aku my lovely"ucapnya dengan nada yang sangat lembut dan membuat cantiqa menoleh kearahnya dan melihat senyum manis dari pria itu
"Kamu masih gak inget sama aku"ucapnya sekali lagi dan membuat cantiqa semakin bingung, tentu saja bingung ia baru pertama kali bertemu dengan pria dihadapannya dan dia bilang gak inget sama dan kangen, justru cantiqa inget banget sama pria brengsek dihadapannya dan kangen apa coba, kangen dikasarin sama dia
"Kok ngeliatinnya kaya gitu sich lovely"ucapnya sekali lagi sambil mengelus pipi cantiqa yang langsung ditepis oleh cantiqa
"Jangan pernah sentuh gue"ucap cantiqa dengan penuh emosi
"Wow,, 'lo gua' nich ceritanya. Ok.. aku tau kamu marah tapi gak kaya gini juga sayang"ucap Vino sebelum menggenggam tangan cantiqa dengan lembut dan membuat cantiqa terkejut dan sangat bingung
"Kayanya candaan kakak gak lucu deh.."ucapku sebelum menyilangkan tanganku di dada sebelum cantiqa memandang pria yang berada dihadapannya yang sedan menaikkan salah satu alisnya
"Maksud kamu apa?"ucapnya yang membuat cantiqa memukul jidatnya, entah karna ia pusing mendengar perkataan pria dihadapannya ini atau cape berbicara dengannya
"Dari tadi kakak manggil aku my lovely, Lovely, lovely nama aku Cantiqa"ucap cantiqa dengan emosi dan menekankan suaranya saat menyebut namanya, tapi Vino hanya memasukkan tangannya kedalam saku celana dan tersenyum yang membuat ia terlihat sangat tampan menurut cantiqa tapi sayangnya, cantiqa tidak menyangka kalau tampan sepertinya memiliki hati yang busuk
"Aku gak ngerti sama kamu lovely, aku tau nama kamu cantiqa dan sejak kecil aku slalu memanggilmu lovely, atau princess dan kamu memanggilku honey atau prince. Apa kau tidak ingat??"tanyanya yang membuat cantiqa tertawa sambil memegang perutnya dan membuat Vino bingung dan juga kesal apa dia sedang mempermainkan ku, tapi ini benar benar kelewatan, pura pura tidak mengenaliku. Ini permainan gila princess ucap batin Vino sambil memandang cantiqa yang masih saja tertawa tanpa ada niat untuk menghentikannya
Apa my lovely and my princess. Ha-ha-ha ini sungguh gila, dan aku memanggilnya honey dan prince, itu tidak mungkin sejak kapan aku memanggilnya seperti itu, itu benar benar menggelikan ucap batin cantiqa lalu memandang Vino yang tengah memandangnya dengan tatapan yang sulit dimengerti dan senyumnya belum hilang dari wajahnya yang membuat cantiqa menghentikan tawanya dan memandang wajah pria itu dan senyum diwajahnya, cantiqa merasa sangat merindukan senyuman itu, dan bahkan cantiqa merasa hatinya menginginkan dirinya memeluk pria dihadapannya tapi logikanya mengalahkan perkataan dalam lubuk hati kecilnya
"Kenapa memandangiku apa kau sudah mengingatku"ucapnya yang membuat cantiqa mengalihkan pandangannya atau lebih tepatnya memutuskan kontak mata dari pria itu
"Aku tidak mengenalmu dan tidak ingin mengenalmu"ucapku dengan cepat dan sedikit teriak
Kkkrriiiuuukkkk
Cantiqa langsung memegang perutnya, sepertinya cantiqa menyadari kalau lambungnya membutuhkan nutrisi dari pagi ia belum makan, dan saat jam istirahat waktunya dihabiskan oleh pria dihadapannya dan James, sedangkan Vino hanya tertawa mendengar bunyi perut cantiqa yang mulai demo didalam, cantiqa yang mendengar tawanya itu hanya kesal dan juga malu, kenapa perutnya tidak bisa berkonsultasi dulu sebelum demo
"Sepertinya my lovely ku kelaparan, mari kita makan"ucapnya yang membuat cantiqa kesal karna pria itu memanggilnya dengan ucapan my lovely lagi
"Jangan panggil aku my lovely"ucap cantiqa sambil menunjuknya tepat diwajahnya tapi pria itu hanya tersenyum yang membuat cantiqa menurunkan tangannya dan menghela nafas dengan pasrah
"Kau adalah milikku begitupun diriku adalah milikmu"ucap Vino yang diacuhkan oleh cantiqa
"Aku tidak peduli, dasar gila"ucap cantiqa dengan penuh emosi sebelum naik ketempat tidur dan membaringkan tubuhnya, yang memunggungi Vino
"Kau ini"ucap Vino menahan tawanya melihat aksi my lovely nya sama seperti dulu.
"Lebih baik kau pergi aku mau tidur"ucap cantiqa sambil menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhnya hingga kepalanya, Vino hanya terkekeh dan keluar dari kamar, setelah kepergian Vino cantiqa melempar selimut yang menutupi tubuhnya barusan, sebelum duduk dan memeluk kedua kakinya yang ditekuk
"Bodoh sekali kau cantiqa... Aku itu lagi diculik tapi kenapa aku ngerasa kaya dirumah sendiri"ucap cantiqa pada dirinya sendiri sambil mengacak acak rambutnya, yang dari tadi sudah berantakan
"Tapi kenapa dia membawaku kerumahnya, dan ini pasti kamarnya, dia anak orang kaya tapi sifatnya akan membuat orang tuanya kecewa, sedangkan aku anak dari keluarga miskin tapi aku tidak pernah mengecewakan kedua orang tuaku... Dasar dunia ini memang terbalik. Tapi kenapa aku seperti berada di rumahku sendiri dan pria tadi aku merasa seperti dia bukan orang asing lagi dalam kehidupanku"ucap cantiqa panjang lebar sebelum bangkit berdiri dan keluar dari kamar tersebut.

BFF(Best Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang