CHAPTER 35

10 0 0
                                    

"ia hallo, ini siapa?"tanya cantiqa sambil menempelkan ponselnya ke telinganya

"Cantiqa, apa kau masih mengingatku?. Aku hezra" ucap dari sebrang yang membuat tubuh cantiqa menegang

"Kau, kenapa kau tiba tiba menelpon ku?"tanya cantiqa dengan sedikit gugup

"Aku sudah menemukannya, lebih baik kita bertemu di cafe pertama kali kita bertemu, tiga puluh menit aku tunggu, jika kau tidak datang maka aku akan pergi dan kau tidak akan mendapatkan informasinya"

Tut...Tut...

"Dia ingin bicara apa? Apa jangan jangan tentang masalah itu? Apa dia sudah mendapatkan informasinya? Tapi untuk keluar dari rumah akan mustahil apa lagi bang Edward ada dirumah saat ini"ucap cantiqa khawatir. Lalu dengan perasaan khawatir dan gugup ia keluar kamar dan menuju lantai dasar dengan pelan, berusaha tidak menimbulkan suara apapun

Saat sampai didepan pintu, ia masih aman lalu ia melangkahkan kakinya lebih cepat menuju pagar rumahnya yang kira kira dua puluh langkah
Namun....

"Maaf nona, nona ingin kemana?"tanya seseorang yang tiba tiba muncul dihadapan cantiqa

Cantiqa memperhatikan pria itu dari atas dan bawah yang memakai seragam serba hitam dan memiliki tubuh yang besar, dan tak salah lagi salah satu bodygard bang Edward

"Aku...aku akan keluar sebentar"ucap cantiqa sambil menggarut kepalanya yang tidak gatal

"Maaf nona, tapi apa anda sudah diberi ijin oleh Tuan muda?"tanyanya

"Eeee....belum"jwab cantiqa, sungguh cantiqa ingin Skali berbohong tapi mulutnya itu susah Skali jika diajak berbohong

"Kalau begitu lebih baik Anda kembali masuk"ucapnya

"Tapi aku hanya keluar sebentar, dan kau tidak bisa melarangku"ucap cantiqa tegas Sambil melewati pria itu, dan pria itu tak mengejarnya yang membuat cantiqa bingung tapi ia tak mempermasalahkannya lalu semua jawabannya terjawab ternyata pagar rumahnya digembok

"Berikan kunci gemboknya"minta cantiqa sambil berbalik badan

"Kuncinya tidak ada sama saya, kuncinya berada ditangan tuan Edward, jika Anda ingin keluar mintalah padanya. Permisi"ucap pria itu sebelum pergi yang membuat cantiqa menghentakkan kakinya kesal, lalu pandangannya beralih pada pagar rumahnya yang menjulang tinggi, jika saja pagarnya tidak terlalu tinggi maka cantiqa akan memanjatnya, tapi tidak pagar ini sangat tinggi mungkin tiga kali lipat dari tingginya

"Skarang bagaimana aku bisa keluar" gumam cantiqa sebelum masuk kembali kerumah dan berjalan kelantai dua dan masuk kekamar bang Edward

"Bang edward aku ingin pergi, tolong ijinkan aku pergi, untuk sekali ini saja kumohon ijinkanku pergi"ucap cantiqa dengan wajah memelas sambil berjalan dan duduk disofa samping bang Edward

"Kau ingin kemana sayang?"tanya Edward sambil menaruh laptopnya dimeja dan membelai rambut cantiqa

"Aku...aku ingin pergi ke cafe sebentar"jawab cantiqa

"Tumben ingin kecafe, kau ingin menemui siapa?"tanya Edward sebelum beralih mengusap pipi cantiqa dengan lembut

"Bertemu dengan teman lama, kenapa Abang kepo sekali"gerutu cantiqa

"Aku hanya mengkhawatirkanmu"

"Kalau begitu tolong berikan aku kuncinya, aku ingin keluar sebentar" minta cantiqa sekali lagi dengan wajah memelas nya yang membuat Edward menghembuskan nafas pasrah

"Baiklah, tapi kau akan diantar oleh supir. Kau mengerti!"ucap Edward dengan tegas yang membuat cantiqa tersenyum lebar saat melihat kunci itu sudah berada ditangannya

BFF(Best Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang