CHAPTER 18

10 0 0
                                    

     Cantiqa POV

"Aaaaaaa.... Braian pelan pelan bawa motornya"teriakku padanya yang membuatku harus memeluknya dengan erat. Sekarang, aku berada dijalan menuju sekolah uncle sudah mengatakan padaku semua dan alasannya mengapa aku harus iku bersama braian, dan kukira itu akan menyenangkan tapi tidak dia justru mengendarai motor ninjanya benar benar gila, aku tidak tau sudah sampai berapa kecepatannya yang pasti ini benar benar gila rambutku sampai berantakan karenanya dan aku harus memeluknya jika tidak mungkin aku sudah jatuh dan dia dia hanya terkekeh tidak jelas seperti menikmati apa yang dia lakukan, aku melihat wajahnya yang sangat bahagia dan senyum terukir diwajahnya, aku melihatnya lewat kaca spion karna dia tidak memiliki helm
"Apa kau tidak mendengarku"bentakku padanya tepat di telinganya dan membuatnya mengelus telinganya dengan tangan kirinya. Oh ya ampun dia memakai tangan satu itu mengerikan bagaimana jika motor ini kehilangan keseimbangan dan kami berdua akan mengalami kecelakaan oh tuhannn
"Braian apa kau gila, Taruh tanganmu jangan pakai tangan satu seperti itu"ucapku padanya dan ia langsung menuruti perkataanku dan membuat perasaanku sedikit lega itu berarti 10% aku akan selamat, tapi bagaimana dengan 90%nya
"Braian tolong kumohon kurangi kecepatannya aku takut...aku takut.. hiks..hiks.."ucapku dengan lirih dan aku sama sekali tidak menyadari kalau aku sudah menangis karna ketakutan ku, aku memang benar benar takut aku juga tidak tau kenapa.
Entah kenapa aku merasa sepertinya motornya berhenti. Kubuka mataku dan benar motornya berhenti dipinggir jalan dan braian juga sedang turun dari motornya yang membuatku melepaskan pelukanku padanya
"Cantiqa.... Kenapa kau menangis"ucapnya dengan lembut sambil menghapus air mataku dengan tangannya dan membuatku semakin menangis dan air mataku mulai turun dengan deras. Kenapa dia mengatakan itu bukankah sudah kukatakan kalau aku takut
"Baiklah.. maafkan aku. Tolong jangan menangis aku tidak tega melihatmu seperti itu"ucapnya dengan nada sedikit khawatir sambil menghapus air mataku. Apa dia mengkhawatirkanku, tanpa sadar tangisku mulai berhenti dan air mataku tak keluar lagi tetapi justru aku tersenyum padanya dan membuatnya bingung dan menarik tangannya dari wajahku
"Kenapa kau tersenyum"ucapnya bingung dan juga sedikit berkeringat. Apa dia sebegitu khawatirnya padaku padahal kami baru bertemu, tanpa sadar aku tertawa dan membuatnya semakin bingung namun hanya beberapa detik saja
"Apa kau mengerjaiku. Apa kau tau aku sudah panik setengah mati dan kau... Kau mengerjaiku. Bagaimana jika jantungku berhenti berdetak" ucapnya sedikit membentak ku sambil mengacak rambutnya frustasi dan membuat jambulnya rusak, sebenarnya sudah rusak dan berantakan dari tadi karna cara dia mengendarai motornya membuat rambutnya berantakan namun tetap ganteng pantas saja semua gadis disekolah tergila gila dengannya
"Apa bang braian khawatir dengan keadaanku"godaku padanya dan membuatnya tersenyum kecil disudut bibirnya
"Aku bukan mengkhawatirkanmu, aku menghawatirkan nyawaku"ucapnya sebelum menaiki motornya dan duduk didepanku tepatnya memunggungiku
"Nyawamu, memangnya kenapa?"tanyaku bingung, tentu saja bingung seharusnya aku yang khawatir dengan keselamatan ku sedangkan dia dari tadi menikmati acara ngebut ngebutannya
"Tentu saja, karna jika terjadi sesuatu padamu maka aku akan dicincang oleh bang Edward dan bang Leo belum lagi ayah"ucapnya sebelum menjalankannya motornya kembali namun dengan kecepatan biasa. Tapi aku terkejut ternyata karna itu, kukira dia mengkhawatirkanku. Dasar menyebalkan, dan juga kenapa didengarkan omongannya bang Leo dan bang Edward mereka berdua itukan kerjanya hanya mengancam dan mengancam, tapi ada bagusnya juga sich itu berarti tidak akan ada orang yang akan macam macam denganku apa lagi menolak permintaan ku tapi aku juga tidak nyaman jika mereka takut padaku
"Cantiqa, aku ingin bertanya padamu" ucapnya yang menyadarkan ku dari lamunan ku
"Silahkan"jawabku sebelum menyandarkan tubuhku padanya dan melingkarkan tanganku dipinggangnya lalu kutaruh daguku diatasi bahunya
"Jika tidak salah aku mendengar kabar saat kau masuk kemarin itu, kau adalah anak dari keluarga miskin dan kau juga masuk kesekolah itu Karna beasiswa tapi yang sebenarnya kau adalah putri dari Tuan Sam dan Nyonya Diana dan Paman maksudku ayahmu itu adalah pengusaha yang terkenal dia adalah CEO internasional dan kenapa kau merahasiakan jati dirimu?"ucapnya panjang lebar dan membuat seluruh tubuhku menegang, tanganku yang tadinya melingkar dipinggangnya sudah ku lepaskan dan daguku yang kutaruh dibahunya sudah kujauhkan skarang tubuhku seperti beku dan kaku, aku tidak menyangka jika dia akan menanyakan itu, aku juga sudah sempat berpikir akan hal itu tapi aku belum terlalu percaya padanya walaupun dia saudaraku
"Aku tidak akan memaksamu untuk mengatakannya dan yachh aku menyukai posisimu yang tadi"ucap braian dan membuatku sedikit bingung, posisiku yang tadi posisi yang kaya gimana
"Maksudmu posisiku yang kaya gimana?"tanyaku padanya dan aku dapat mendengar kekehannya walaupun tidak terlalu jelas karna suara kendaraan yang berada di sekelilingku
"Maksudku aku ingin kau memelukku seperti tadi dan menaruh dagumu dibahuku"ucapnya yang membuatku tersenyum, aku menuruti permintaannya dan kulihat dari kaca spion dia tersenyum
"Apa kau tau, aku ingin Skali mempunyai seorang adik, aku tidak peduli jika dia laki atau perempuan dan ya Tuhan mengabulkan doaku aku memiliki adik perempuan yaitu dirimu, dan kurasa kau harus bersiap siap karna kau akan selalu kuatur" ucapnya dan membuatku tertawa kecil, apa yang dikatakan braian memang benar dikeluargaku aku lah yang paling muda diantara saudaraku yang lain tapi braian sepantaran denganku namun dia lebih tua satu tahun dariku karna waktu dia SD dia tinggal kelas bersama dengan temannya yaitu James.kenapa aku bisa mengetahuinya? Aku tau dari bang Leo, aku ingin Skali bertemu dengan braian dan James dan keinginanku terkabul dan juga Yach bang Leo juga pernah mengatakan kalau braian ingin Skali mempunyai adik dan akulah satu satunya harapannya, dia slalu merengek ingin bertemu denganku waktu dulu tapi sepertinya takdir tidak memperbolehkan kami bertemu sehingga sekaranglah kami dibolehkan bertemu
"Kenapa kau tertawa?"tanyanya, aku rasa dia bingung kenapa aku tertawa. Tapi tawaku langsung berhenti saat kulihat kalau motor braian sudah memasuki gerbang sekolah dan juga hampir sampai parkiran, yang kupikirkan adalah identitas ku, braian mengetahui identitasku dan dia pasti akan memberitahukannya pada james dan omongan sekecil apapun yang dibicarakan oleh mereka berdua akan tersebar. Lalu bagaimana ini
"Ada apa, tadi kau tertawa dan skarang kau terdiam"ucapnya sebelum turun dari motor dan diikuti olehku, aku tidak menjawab pertanyaannya
"Hey...katakan ada apa"ucapnya sekali lagi sambil memegang daguku sehingga aku bertatapan dengannya
"Aku...aku... Aku..."ucapku ragu sebelum berjalan meninggalkannya namun braian justru menarik lenganku sehingga aku terbentur oleh tubuhnya yang keras seperti batu, dan kurasa aku memang pendek karna tingguku hanya sebahunya
"Katakan padaku"ucapnya menuntut yang masih memegang lenganku
"Aku ingin meminta sesuatu padamu" ucapku padanya namun aku tidak menatapnya aku justru menatap tanah yang aku injak
"Aku akan mengabulkannya"ucapnya sebelum berlutut didepanku. Astaga dia berlutut didepanku, ini ini disekolah, bagaimana pendapat murid yang lain jika ada yang melihat ini. Aku menengok kanan kiri dan yachhh dugaanku benar semua menatapku dengan sinis dan juga tidak suka, astaga aku akan jadi gosip baru dan bagaimana dengan acyila, acyila pasti akan cemburu padaku dan membenciku
"Apa yang kau lihat"ucapnya yang masih berlutut didepanku namun menggenggam tanganku, orang orang pasti mengira dia menyatakan cinta padaku, oh tuhannn
"Braian berdirilah semua orang memperhatikan kita"ucapku sambil menarik tanganku yang ia genggam dan braian menuruti permintaan ku dia langsung berdiri namun dia berjalan ke arahku dan merangkul bahuku
"Ayo kita ke kelas"ucapnya sambil menuntun ku berjalan, dan ya tangannya masih dibahuku, aku benar benar malu dan juga kesal padanya. Sabar cantiqa Untung dia saudaramu jika bukan sudah kusuruh bang Leo untuk menghajar wajah tampannya itu, ada apa denganku kenapa pikiranku jadi kejam begini, ini pasti akibat hubunganku dengan bang Leo dan bang Edward sehingga sifat kejam mereka berdua tertular denganku
"Hey, jangan melamun pagi pagi begini"ucapnya sebelum mencubit hidungku
"Aww... Sakit tau"ucapku sambil mengelus hidungku, sebenarnya sich tidak sakit
"Skarang ayo masuk kelas"ucapnya yang membuatku memandangnya
"Hah! Kelas"ucapku bingung, dan kulihat ternyata aku sudah sampai kelas, kok aku sampai tidak sadar kalau aku sudah sampai kelas. Begini nich jika aku melamun terus lihat dia tertawa melihatku, dengan kesal aku langsung mencubit pinggangnya yang membuatnya meringis kesakitan dan membuatnya melepaskan rangkulan nya dari bahuku
"Kenapa mencubitku"ucapnya yang masih memegang pinggangnya bekas cubitanku, apa itu rasanya sakit yah?
"Aku sengaja melakukannya dan ya, apa kau mau merahasiakan identitasku" ucapku saat aku memastikan tidak ada orang di sekelilingku dan suarku juga pelan tapi aku yakin dia pasti dapat mendengarku
"Tenanglah, aku akan merahasiakannya" ucapnya sambil memnyentuh kedua bahuku
"Termasuk sahabatmu, James"ucapku sekali lagi dan kulihat raut wajahnya berubah, tangannya juga sudah tidak berada dibahuku. Aku tau seberapa besar persahabatan mereka maka dari itu aku menanyakan itu, apakah itu salah????
"Aku juga akan merahasiakannya, aku janji"ucapnya dengan yakin, kurasa dia sudah meyakinkan dirinya, lalu bagaimana jika dia berhadapan dengan James, pasti keyakinannya akan runtuh. Tapi aku berdoa semoga dia menepati janjinya
"Seseorang harus menepati janjinya, kau mengerti apa maksudku, janji adalah hutang yang harus dibayar dan kau sudah mengatakan janji padaku dan bagaimanapun keadaannya kau harus menepati janjimu dan jangan rusak kepercayanku. Dan ya aku akan tetap memanggilmu dengan sebutan Abang karna aku sudah berjanji padamu kemarin malam tapi agar identitasku tidak terbongkar aku akan memanggilmu dengan sebutan Bambang, yang artinya bang braian. Bagaimana menurutmu?"ucapku panjang lebar dan membuat tenggorokan ku kering, setelah upacara aku akan mampir kekantin dan membeli minum
"Aku menyukai panggilan itu, baiklah belajarlah dengan giat, dan yah kata bang Leo dia akan menjemputmu tapi aku juga tidak tau pasti, nanti istirahat aku akan mengabarimu, jika bang Leo tidak jadi menjemputmu aku akan mengantarnmu pulang Ok" ucapnya sebelum mengusap kepalaku dengan kasih sayang dan pergi. Aku tersenyum melihat tingkahnya, baru 2 hari aku mengenalnya dan aku sudah sangat akrab dengannya, aku langsung masuk kelas dan menghampiri bangku ku, disitu juga ada acyila yang sedang menulis sesuatu di bukunya, dari raut wajahnya dia terlihat kesal apa ada pr yang sulit ia kerjakan, dan ya satu lagi bukankah hari Senin upacara dan kenapa sekarang belum upacara juga
"Acyila, apa skarang tidak upacara?" Tanyaku sebelum duduk disampingnya dan menaruh tasku di meja
"Tidak"ucapnya dengan singkat sebelum menutup bukunya dan menaruhnya di bawah kolong meja
"Kenapa tidak upacara?"tanya ku sekali lagi padanya, karna aku masih belum puas, sebenarnya pertanyaan yang ingin kuajukan adalah kenapa dia seperti sedang marah
"Knapa nanya sama gua, makanya jangan asik berpacaran sama braian dan gini jadinya. Kita gak jadi upacara karna ada rapat dadakan"ucap acyila dengan nada yang sedikit membentak bukan sedikit tapi dia benar benar membentak ku, apa yang terjadi kenapa dia terlihat marah Skali, apa karna tadi dia melihatku dengan braian oh astaga apa benar kalau yang diucapkan oleh James kalau acyila dan braian saling suka tapi acyila masih tidak yakin dengan braian karna dia seoarang playboy
"Acyila tenanglah, aku aku bisa menjelaskan semuanya"ucapku sedikit ragu karna aku juga tidak akan menceritakan semuanya.
"Menjelaskan apa, hubungan Lo sama braian"ucapnya dengan ketus
"Knapa Lo gak pernah bilang kalau Lo suka sama braian dan Lo juga gak bilang kalau Lo udah jadi pacarnya dia, apa ini yang dinamakan sahabat. Ok gak masalah kalau Lo pacaran sama dia supaya Gua gak benci sama Lo, tapi dengan Lo gak cerita sama gua, itu justru ngebuat Gua sakit dua kali lipat, sakit karna orang yang Gua suka udah punya pacar dan pacarnya adalah sahabat Gua dan itu gak masalah yang jadi masalah dan ngebuat Gua lebih sakit dari itu adalah sahabat Gua gak mau terbuka sama gua. Cantiqa dalam sebuah hubungan harus ada kepercayaan begitupun juga persahabatan dan jika Lo gak percaya sama gua, gimana persahabatan diantara kita itu bisa tumbuh"ucapnya tanpa ia sadar ia mengeluarkan air mata yang dari tadi ia tahan, begitupun diriku juga menangis saat melihatnya menangis
"Aku..."belum selsai aku mengucapkan kata kataku acyila justru bangkit berdiri dan pergi meninggalkan kelas yang membuatku semakin menangis dan juga bersalah, kenapa aku harus berada diposisi ini, aku juga tidak mungkin mengatakan kalau braian adalah saudaraku jika aku mengatakan itu berarti acyila akan mengetahui identitasku, aku bukannya tidak ingin mengatakan padamu acyila tapi sulit bagiku menceritakannya bagi orang yang masih baru dalam hidupku. Maafkan aku acyila, tapi aku janji cepat atau lambat aku akan mengatakan itu padamu, aku janji!!!!

BFF(Best Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang