CHAPTER 37

7 0 0
                                    

      Cantiqa POV

"Hiks....hiks.... Dia tega Skali"ucapku dari balik selimut, aku terus menangis saat mengingat perkataan pria itu kalau aku tlah ditipu oleh kakakku sendiri yang sebenarnya dia ingin menjualku, kenapa dia sangat tega Skali melakukan itu padaku, apa dia membenciku

"Cantiqa, sayang apa kau sudah tidur?"ucap seseorang yang sangat kukenal suaranya yaitu bang Leo

"Tidak, aku belum tidur"ucapku dari balik selimut

"Apa kau tidak rindu padaku?"tanyanya yang membuatku menyingkirkan selimut yang menutupi wajahku dan melihat bang leo sudah berdiri disisi ranjang ku dengan baju kaos putih tipis dan celana boxer dengan panjang selutut

"Kenapa kau menanyakan hal itu? Tentu aku sangat merindukanmu" jawabku, lalu dia tersenyum sebelum naik keranjang dan merebahkan tubuhnya disampingku

"Benarkah? Kukira kau tidak merindukanku karna sudah ada bang Edward kesayanganmu"ucapnya yang membuatku tersenyum lalu mendekat kearahnya, memeluknya, menyembunyikan wajahku di dadanya lalu tanganku aku taruh diperutnya

"Aku menyayangimu"ucapku yang membuatnya membalas pelukanku dan mengusap kepalaku dengan lembut, terkadang juga dia memainkan rambutku, menggulungnya dijari jarinya lalu melepaskannya kembali dengan berulang ulang

"Aku juga menyayangimu, kau adalah adik kesayanganku"ucapnya yang membuatku tersenyum lalu meraih tangan yang satunya lagi dan menaruhnya di pipiku

"Tanganmu hangat sekali, kau baru mandi?"tanyaku saat tangan itu menempel di pipiku

"Tentu, jika aku tidak mandi aku tidak akan bisa tidur disampingmu"jawabnya sebelum mengusap pipiku dengan lembut yang membuatku memejamkan mataku dan tertidur.....

_____

    James POV

Sepertinya ada yang aneh dari cantiqa, kenapa dia akhir akhir ini seperti menghindari ku, sejak kemarin, apa aku melakukan kesalahan padanya. Sudah dua hari aku tidak berbicara walaupun kami sering bertemu terutama dirumah soalnya aku masih tinggal dirumah cantiqa begitupun braian, dan acyila sudah pulang sejak bang Leo kembali dari Bandung, aku juga gak tau kenapa dan juga selain itu aku melihat kalau acyila juga jarang bertegur sapa lagi dengan cantiqa padahal mereka setiap bertemu selalu tertawa tapi tidak, mereka hanya diam walaupun cantiqa sudah buka suara namun acyila enggan untuk berbicara dengannya.

Pagi ini adalah hari keempat cantiqa menjauhiku, tapi tidak dengan braian, dia masih ramah dengan braian tapi jika braian tidak disisiku

"Cantiqa aku ingin bertanya sesuatu padamu?"tanya bang Edward disela sela makannya yang membuat cantiqa menoleh dan melanjutkan makannya.

Saat ini kami sarapan nasi goreng, hanya ada aku, braian yang duduk disamping kiriku, bang Edward yang duduk disamping kananku, cantiqa yang duduk disamping kiri bang Edward tepatnya dihadapanku dan bang Leo disampingnya cantiqa

"Aku sebenarnya tidak ingin membahas hal ini, aku mencoba untuk tidak bertanya padamu dan mencari tau sendiri tapi aku ingin mendengar dari mulutmu langsung!" Ucap bang Edward serius yang membuatku berhenti menyuapkan makanan kemulutku, bukan aku saja tapi semua yang duduk disini

"Apa yang ingin Abang dengar?" Tanya cantiqa bingung sekaligus penasaran, begitupun aku dan lainnya

"Untuk apa kau ke club lima hari yang lalu?"tanya bang Edward yang membuatku membulatkan mataku, sungguh aku benar benar terkejut, apa aku tidak salah dengar kalau cantiqa pergi ke club? Tapi apa itu mungkin?

Kemudian mataku beralih menatapnya yang gugup sambil menggigit bibir bawahnya

"Braian, apa itu benar, kalau cantiqa kemarin ke club?"tanyaku dengan suara pelan tepat didekat telinga braian yang membuatnya memberi tatapan tajam padaku

BFF(Best Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang