CHAPTER 26

11 0 0
                                    

      Cantiqa POV

Aku membuka mataku perlahan, dan merasakan sesuatu yang berat di perutku, tapi apa? Aku langsung melihat kesamping saat mataku terbuka sepenuhnya dan disampingku ada bang Edward yang tertidur sambil memelukku, pakaiannya juga belum diganti dan masih pakai kemeja kantor dengan tiga kancing dari atas terbuka. Aku memandang kearah jendela dan ternyata sudah gelap, aku melihat jam tangan yang melingkar dipergelangan tanganku, dan menunjukan jam setengah tujuh, itu berarti aku sudah tertidur empat jam
"Bang edward bangun"ucapku dengan nada pelan, sambil mengusap wajah tampannya, merasa ada sentuhan bang Edward perlahan membuka matanya dan melihatku lalu tersenyum sebelum menutup matanya kembali
"Bang edward mandi gih sana"ucapku sambil mencoba menyingkirkan tangan bang Edward yang berada di atas perutku, tapi nihil bang Edward justru menarik ku sehingga aku semakin dekat dengannya, kepalaku juga sudah menempel di dada bidangnya
"Sepuluh menit saja, Abang ngantuk Skali dan ini kesempatan yang berharga bisa tidur disampingmu" ucapnya dengan lembut sambil mengusap pipiku dengan tangan yang berada di atas perutku. Aku tau memang yang dikatakan bang Edward benar, dari pagi hingga malam dia berada dikantor dan jarang menemuiku, dan skarang ini adalah kesempatan besar untuk bermanja manja dengannya
"Yaudah kalau bang Edward gak mau mandi, cantiqa aja yang mandi"ucapku sambil menyingkirkan tangannya dengan lembut, lalu duduk dan mengikat rambut panjang ku secara asal asalan, dan berdiri memandang bang Edward yang tersenyum padaku
"Mau Abang mandiin" goda bang Edward padaku sambil tersenyum, otak bang Edward dan bang Leo emang begini, sudah tau kalau aku bukan anak kecil lagi, bahkan seharusnya aku tidur sendiri tanpa perlu ditemani
"Aku sudah besar bang, aku bukan anak kecil lagi, dan jangan menunjukkan sifat mesummu padaku"ucapku dengan tegas, karna terkadang bang Edward ini otaknya berpikiran mesum sama seperti bang Leo, bahkan mereka berdua walaupun sering berkelahi mereka sempat membuat janji untuk pergi ke club bersama dan minum minum disana, tapi jika mereka pulang dalam keadaan mabuk maka aku tidak akan berbicara dengan mereka, dan itu membuat mereka berhenti pergi ketempat seperti itu dan mabuk mabukkan lagi
"Ya baiklah, kau kan adikku kenapa aku harus memperlakukkanmu sama seperti wanita wanita yang pernah tidur bersama ku"ucap bang Edward, dan sukses membuatku melotot padanya, bola mataku hampir keluar, aku tidak menyangka jika bang Edward pernah tidur dengan wanita wanita seperti itu, menyadari keterkejutannya bang Edward langsung bangkit dan berjalan menghampiriku
"Maksudku bukan begitu, aku tidak pernah melakukan itu sungguh" ucapnya sambil menangkup wajahku dengan kedua tangannya saat aku ingin memandang kearah lain
"Katakan saja dengan jujur"ucapku dengan datar, dan membuatnya menjauhkan tangannya dari wajahku
"Ya aku memang pernah melakukan itu. Jika aku sedang marah, dan aku juga sering mabuk jika aku sedang stres tapi aku balik ke apartemen bukan kerumahku atau kerumahmu agar kamu tidak mengetahuinya" ucap bang Edward dengan jujur dan aku tersenyum karna dia berani untuk mengatakan semuanya padaku, bang Edward menatapku bingung karna aku tersenyum,
"Aku sayang padamu bang Edward, sama seperti aku menyayangi bang Leo"ucapku sebelum mencium pipinya dan membuatku sedikit jinjit dan berlalu memasuki kamar mandi
"AKU JUGA MENYAYANGIMU CANTIQA" teriak bang Edward saat aku sudah berada didalam kamar mandi, dan hanya tersenyum.
.
.
.
Selsai mandi, aku langsung memakai pakaian tidurku berwarna biru, dan turun kelantai bawah, kurasa rumah ini sepi Skali, lalu dimana bang edward, atau dia pergi kekantor lagi, lalu dimana James dan braian, apa mereka belum pulang juga padahal sudah jam tujuh
"Kenapa kalian meninggalkan cantiqa sendirian dirumah"teriak seseorang yang sudah kukenal, itu pasti bang edward, dan kurasa dia ada diruang tamu, kupercepat langkahku menuruni anak tangga dan...
   Brruukkk....
"Aaaaawww"teriakku, tubuhku berguling kebawah dan rasanya sakit Skali, kepalaku sakit sekali seperti ingin pecah, jika aku tau akan jatuh aku tidak akan berlarian seperti tadi
"CANTIQA" teriak bang Edward, saat tubuhku sudah berada dilantai dasar, suara langkahan kaki yang kuyakin adalah bang Edward, James, dan braian menghampiriku, tapi kepalaku dan tubuhku rasanya seperti ingin hancur, aku langsung menyentuh kepalaku dan merasakan sesuatu yang basah di keningku dan ternyata itu darah pantas saja kepalaku sakit
"Cantiqa, kau kepalamu berdarah"ucap braian panik, saat berada disampingku dan memegang keningku yang terluka
"Aawww, jangan disentuh...ini...sakit" jeritku, dan dapat kulihat wajah mereka bertiga sangat khawatir
"James cepat bawa cantiqa kekamarnya, aku akan menelpon dokter untuk datang kemari"ucap bang Edward sebelum pergi, sambil mengotak Atik ponselnya
"Bertahanlah cantiqa"ucap James sebelum menggendong tubuhku, dan menaiki anak tangga secara terburu buru, aku takut sekali, aku langsung melingkarkan tanganku pada lehernya, dan dia menatapku dan tersenyum sebelum memandang ke depan, entah kenapa seluruh sakitku hilang saat dia tersenyum, tapi saat senyum itu hilang kepalaku kembali terasa berdenyut seperti habis dipukul, yaampun aku tidak kuat lagi menahan sakit kepalaku ini, dan entah kenapa pandanganku mulai buram, aku dapat melihat tapi tidak jelas dan sampai akhirnya mataku tertutup dan semua gelap.......

BFF(Best Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang