CHAPTER 13

13 0 0
                                    

Edward POV

Dia mengejekku dasar bermuka dua, lihat saja jika cantiqa sudah pergi, akan kuhajar kau Leo. Aku memang bisa membaca pikiran orang tapi hanya orang orang tertentu saja , seperti orang yang sudah sangat kukenal jadi aku bisa dengan mudah bisa membaca pikirannya contohnya Leo dan cantiqa hanya saja aku terkadang sangat sulit membaca pikiran cantiqa karna dia memiliki kepribadian yang tertutup, maksudku dia tidak pernah mengeluarkan isi hatinya pada siapapun bahkan keluarga atau sahabatnya tidak pernah, dan juga dia terkadang memiliki 3 sifat yang ada didalam dirinya yang akan muncul disaat saat tertentu, seperti sifatnya yang kekanak-kanakan dan sangat manja, sifatnya yang dewasa disaat umurnya baru 14 tahun, bahkan jika dibandingkan cantiqa lebih bijak dari Leo, dan ketiga yaitu sifatnya yang pendiam, jutek, dan juga sering marah marah sifatnya ini hanya sesekali muncul bahkan aku dan Leo sudah pernah membawanya ke dokter takutnya dia memiliki dua kepribadian yang berbeda seperti yang banyak dialami orang saat ini, atau mungkin bagi cantiqa tiga kepribadian, tapi kata dokter dia normal dan cantiqa juga mengatakan kalau dia baik baik saja, dan untuk sifat sifat itu hanya untuk mengisi kesepian yang terjadi didalam dirinya
"Cantiqa pergilah ke minimarket dan belikan es cream sebanyak banyaknya untukmu, aku dan juga Leo"ucapku sambil mengeluarkan dompet dari saku celanaku dan mengeluarkan lima lembar uang yang berwarna merah Rp.500.000 dan langsung diambil olehnya
"Sepuasnya"ucapnya sambil tersenyum, dia sangat suka sekali sama es cream mungkin kubilang dia tergila gila
"Ya... Belilah yang banyak dan sisanya belikan makanan ringan untukmu besok"ucapku padanya sebelum ia pergi dan meninggalkanku dengan Leo sepupuku
"Leo..."ucapku yang terpotong, karna dia sudah berjalan melewati ku dan menuju ruang tamu dan aku hanya sabar menghadapi tingkahnya dan mengikutinya lalu duduk di sofa sampingnya, tapi dia menganggap ku kalau aku tidak ada dan justru seenaknya menyalakan tv, Untung saudara jika tidak kau sudah jadi korbanku yang keenam Leo
"Sebelum kau membuatku jadi korbannmu, maka akulah yang akan terlebih dahulu membuatmu menjadi korbanku"ucapnya yang membuatku tersenyum, dia memang sudah dapat membaca pikiranku, aku menyesal sekali waktu itu mengajarinya
"Penyesalan hanya datang terakhir bang, dan pada saat itu kita tidak bisa berbuat apa apa lagi"ucapnya yang baru saja membaca pikiranku
"Yachhh kau memang benar, tapi skarang aku tidak ingin membahas hal itu."ucapku yang membuatnya menoleh padaku lalu beralih pada tv lagi, huh lama lama aku cemburu pada tv
"Kau ingin membahas apa"tanyanya tanpa memandangiku, sepertinya dia masih marah karna perkataan ku barusan ditelpon, padahal dia yang memancing ku duluan
"Kau barusan meminta anak buahku untuk mengawasi cantiqa dari jauh, benarkan dan juga kau memintaku dan juga Wahyu turun tangan dalam hal ini"tanyaku padanya, yah aku baru mengetahuinya dan Wahyu yang seumuran denganku adalah sahabatku dari kecil selain itu dia sekertarisku dikantor dan juga sahabat cantiqa dan Leo
"Ia, sebenarnya kemarin malam cantiqa baru saja diculik"ucapnya yang memandangiku serius dan membuat mataku sukses terbuka lebar, tapi siapa yang berani menculik cantiqa, baiklah cantiqa memang merahasiakan kalau dia anak dari orang yang terpandang dan juga anak dari seorang pengusaha ternama, dan justru itu membuatnya aman dari orang orang jahat...
"Kenapa itu bisa terjadi???"tanyaku yang sudah lama berpikir
"Aku juga tidak tau, tapi syukurlah temannya menyelamatkannya dan aku juga tidak menemukan luka di manapun ditubuh cantiqa"ceritanya dengan santai, dia masih bersifat santai, tapi aku tau pasti sebenarnya Leo sangat khawatir dengan cantiqa, dan dia hanya menutupinya saja, jika dia tidak khawatir untuk apa ia memanggilku dan juga Wahyu untuk mengawasi cantiqa dan juga dia menyuruh anak buahku untuk selalu berada di sekeliling cantiqa dengan menyamar
"Ok, semoga saja kejadian lima tahun yang lalu itu tidak terulang lagi, dan yach Gua akan slalu jaga dia"ucapku sambil menepuk bahu Leo yang membuatnya memandangiku
"Trus gimana kantor lo???"tanyanya yang membuatku tersenyum, Yach aku Edward Dion Dhirga, aku adalah keponakan Paman Sam yaitu ayahnya Leo dan ayah angkat cantiqa, ayahku bernama rian adalah adik dari ayahnya, dan sejak ayah dan bunda meninggal, aku sudah lulus S2 lima bulan yang lalu dan mengambil alih perusahaan ayah, Paman juga sering mengundangku kerumahnya karna Leo dan cantiqa sangat merindukanku tapi pekerjaanku dikantor pada saat itu menumpuk, dan juga aku sering keluar kota, untuk memantau pekerjaan karyawan ku, dan juga aku dan Paman Sam sering keluar negri untuk membahas bisnis di Amerika
"Sadar bro... Gua tau Lo banyak tugas"ucap Leo yang membuatku membuyarkan lamunan ku, padahal aku baru saja mengenalkan keluargaku tapi dirinya, menggangu saja!!!!
"Demi adik Gua tercinta dan yang paling Gua sayang, Gua rela ninggalin kerjaan kantor demi melindungi dirinya"ucapku antusias dan juga semangat 45
"Wahhh, sebegitu sayangnya lo sama gua sehingga Lo rela ninggalin pekerjaanlo"ucapnya sambil terkekeh kecil dan membuatku langsung menjitaknya
"Gua ngelakuin ini demi cantiqa, bukan Lo"ucapku dengan penuh tekanan dan sedikit tertawa melihat Leo mengelus kepalanya yang kujitak, sepertinya itu sangat sakit
"Bang edward, sama bang Leo mau es cream nya gak, kalau gak aku masukin kulkas nihhh"ucap seseorang yang langsung duduk di sofa sambil meletakkan dua plastik putih dia atas meja sebelum duduk dan menikmati es cream yang saat ini ia makan
"Mau lah masa gak"ucap Leo sambil menarik kantong tersebut dan mengambil dua es cream rasa coklat dan memberikannya padaku dan langsung kuambil
"Bang Leo, bang Edward, cantiqa minta ijin untuk pergi ya"mintanya yang masih fokus memasukan es cream kemulutnya
"Kamu mau kemana dekk??"tanya Leo, dia memang slalu berkata lembut pada cantiqa dan slalu memakai kata 'aku kamu' begitupun juga diriku tapi jika sama orang lain maka kata kata kasar lah yang keluar dari mulutku dan juga Leo, berbeda sekali dengan cantiqa, entah dirumah atau diluar dia slalu menggunakan bahasa yang baku, kukira dia hanya ingin terlihat sopan dilingkungan keluarga tapi ternyata tidak, dia juga melakukan hal yang sama saat diluar rumah
"Aku diajak sama acyila pergi"jawab cantiqa santai dan masih menikmati es creamnya
"Gak, kamu gak boleh kemana mana. Dan Yach kamu gak boleh keluar lagi dari rumah tanpa ditemenin sama abang"ucap Leo dengan tegas dan aku hanya menonton mereka, jika aku ikut campur maka akan semakin rumit
"Tapi bang, cantiqa bosen, ayolah cantiqa pengen main sebentar"ucap cantiqa dengan nada manjanya yang membuat semua orang langsung luluh tapi kali ini kurasa Leo tidak akan mengijinkannya sejak kejadian kemarin malam, begitupun diriku
"Sudah Abang bilang gak, Yach gak cantiqa"ucap Leo sekali lagi dengan tegas dan membuat cantiqa memajukan bibirnya tapi hanya beberapa detik saja, lalu ia beralih menatapku dengan senyum lebar diwajahnya
"Bang edward bujuk bang Leo donk, supaya cantiqa dibolehin"ucapnya dengan penuh harapan dimatanya dan membuatku bingung ingin melakukan apa, tadi baru saja diputuskan untuk setuju dengan Leo dengan tidak membiarkannya pergi tapi saat melihat matanya kenapa keputusanku seperti berada diambang jurang
"Bang edward juga gak bakal ngijinin kamu cantiqa"ucap Leo yang menyelamatkanku dari jurang dan membuatku tersenyum padanya lalu beralih pada cantiqa yang sedang cemberut, huh aku sangat tidak suka saat wajahnya ditekuk seperti itu
"Baiklah kau boleh pergi dengan temanmu, Abang akan mengantarnmu"ucapku yang membuatnya langsung berdiri dan memelukku lalu mencium kedua pipiku sebelum pergi dan menaiki tangga menuju lantai dua
"Apa yang Lo lakuin?"tanya Leo kesal padaku, dan aku hanya menaikkan bahu yang artinya aku juga tidak mengerti karna yang baru saja mengatakannya bukan diriku tapi hatiku yang mengatakannya
"Gue udah bilang sama Lo, jangan terlalu manjain cantiqa"ucap leon yang baru saja membaca pikiranku
"Leo, Leo. Lo bilang Gua jangan manjain cantiqa tapi Lo lebih manjain dia dari pada Gua"ucapku sambil tersenyum melihat Leo termakan oleh kata katanya sendiri dan mengacak rambutnya frustasi
"Lo tenang aja, Gua akan ngawasin dia dari jauh, dan juga Gua udah nyuruh Wahyu untuk mencari tau siapa orang yang tlah menculik adik Gua"ucapku sebelum bangkit berdiri
"Adek Gua juga itu"ucapnya yang tak ingin cantiqa direbut olehku. aku tersenyum saat melihat cantiqa berjalan kemari dengan rok berwarna merah selutut dan kemeja biru berlengan pendek, dan juga rambut panjangnya yang menutupi punggungnya dan poni rambutnya yang menutupi keningnya. Satu kata yang terlintas dalam pikiranku CANTIK yach sangat cantik
"Beautiful"ucapku sambil memandangnya dari atas dan bawah
"Thank you"ucap adikku ini dengan senyumnya yang terukir diwajahnya, dia sama sekali tidak memakai make up tapi dia terlihat cantik
"Leonardo Calvin Dhirga, sungguh jika cantiqa bukan keluarga kita, sudah kupastikan dia akan menjadi istriku walaupun umurku terpaut 6 thn darinya"ucapku yang beralih memandang Leo yang menatapku kesal setelah berdiri dan menatapku tajam
"Dan jika itu terjadi, aku yang terlebih dahulu mendapatkannya"ucap Leo dengan senyum licik diwajahnya
"Apa kalian ingin berkelahi di depanku, jika ya baiklah aku akan pergi sendiri"ucap cantiqa yang membuatku dan Leo memandangnya dengan tatapan terkejut
"Jangan"ucap ku dan Leo serempak dan membuatku memandangnya tajam begitupun juga dengan dirinya.

BFF(Best Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang