CHAPTER 14

11 0 0
                                    

Oh.....astaga....

Bagaimana dia bisa ada disini?????

    James POV

Cantiqa bagaimana dia bisa ada disini dan bagaimana dia bisa tau rumahku
"Lo ngapain kerumah Gua?" Tanyaku padanya yang terlihat sangat terkejut saat melihatku. Aku menghampirinya dan membuka gerbang rumahku lalu menatapnya dengan tatapan bingung sedangkan dia menatapku seperti baru melihat Justin Bieber saja, Gua emang ganteng tapi jangan terus ngeliatin juga
"Lo kenapa ada dimari?"tanyaku sekali lagi padanya yang membuat cantiqa sadar dari alam keterkejutannya dan tersenyum padaku
"Aku mau ketemu sama acyila, acyila nya ada gak??"tanyanya yang masih tersenyum dan membuatku bingung, kenapa dia nanya acyila dan emang acyila slalu nempel sama gua ya, Deket sama dia aja bikin gua alergi
"Ngapain nanyain acyila, emang gua emak nya apa"ucapku dengan kesal dan mengalihkan pandanganku kearah lain
"Eee, ini rumahmu ya James?"tanya nya lagi dan membuatku memandangnya dan ingin berteriak
TENTU SAJA INI RUMAHKU, LO KIRA INI RUMAHNYA ACYILA
"Ialah ini rumah gua, rumah siapa lagi cantiqaku yang manis dan cantik" ucapku dengan nada lembut, jika aku mengikuti emosiku dan berteriak padanya bisa bisa dia ngejauhin Gua
"Ohhhh, emang ya. Lo emang udah kerja??"tanyanya lagi dengan wajah polosnya yang membuatku makin kesal dan ingin menonjok wajahnya itu tapi syukurlah dia adalah target Gua, coba kalau gak udah gua buang kali kelaut
"Gua belum kerja, Gua masih kelas tiga SMP dan ini rumah nyokap dan bokap gua. Skarang giliran Gua, lo kenapa kerumah Gua dan Lo tau dari mana alamat rumah gua, dan juga kenapa Lo malah nanyain acyila dan ngira ini rumahnya cantiqa???" Tanya ku bertubi tubi dan membuatnya tertawa kecil
"Banyak banget mas pertanyaannya, pengen jadi wartawan ya?"ucapnya yang membuatku makin harus sabar
"Jawab cantiqa"ucapku dengan tegas dan membuat wajahnya yang tadinya tersenyum kini menjadi tegang. Apa aku salah bicara
"E... Aku kira ini rumahnya acyila, soalnya...entahlah mungkin aku tersesat"ucapnya sambil menggarut kepalanya yang aku yakin tidak gatal
"Rumah acyila satu komplek sama gua tapi beda blok dan juga rumahnya acyila masih jauh kedalam"ucapku padanya
"Yaudah kalau gitu, aku pergi dulu ya dahhh"ucapnya sambil berjalan melewati ku dan sebelum ia menjauh aku menarik pergelangan tangannya dan membawanya masuk ke rumahku. Dia berusaha memberontak tapi tenagaku lebih besar tujuh kali lipat darinya dan membuatnya pasrah saat ku bawa ia masuk ke rumahku, dan membawanya ke ruang tamu
"Duduklah"ucapku padanya yang langsung ia turuti
"James aku ini ingin kerumah acyila bukan kerumahmu"ucap cantiqa dengan nada yang lembut, padahal aku tau dia sangat kesal sekali saat aku menariknya barusan
"Gua bakal nganterin Lo, dan Lo tunggu sini Gua pengen ambil kunci motor dulu"ucapku sebelum pergi ke kamarku yang berada dilantai dua.
Kunci motorku tlah kutemukan, dan skarang dimana jaketku. Aku menngobrak abrik lemariku tapi tidak menemukan jaket kulitku yang berwarna hitam
"Bibi...bibi"teriakku dari dalam kamar, setelah beberapa detik ku panggil bibi Roro datang, dia adalah salah satu pelayan di rumahku
"Ada apa tuan?"tanyanya yang masih menundukkan kepalanya
"Dimana jaketku bi?"tanyaku padanya, dan ia langsung memandangiku dari atas sampai bawah. Aku memakai celana jeans berwarna hitam, baju berwarna putih polos dan juga kalung salib ku, tapi yang kurang adalah jaketku dimana jaketku???
"Ohhh jaket tuan, jaket tuan ada dibawah tempat tidur"ucap bi Roro yang sukses membuatku melotot padanya, masa ia aku menaruhnya dibawah tempat tidur
"Masa ia saya taruhnya dibawah tempat tidur bi"ucapku tak percaya, tapi bibi Roro sama sekali tidak menjawab pertanyaan ku dia justru berjalan menuju tempat tidurku dan berjongkok, lalu ia seperti meraih sesuatu"ini jaketnya tuan"ucap bibi Roro yang kemudian berdiri dan menghampiriku dengan jaket ditangannya yang langsung kuambil dan ku pakai
"Makasih bi"ucapku padanya sambil memakai jaket milikku ini
"Tuan, siapa gadis yang berada diruang tamu, apa itu pacar tuan??"tanyanya yang membuatku tertawa kecil
"Tidak bi, mungkin calon"ucapku sambil tersenyum. Menurutku sich masih calon tapi dia sudah menjadi mainanmu skarang seperti yang lainnya
"Kalau begitu saya pergi dulu ya bi, kalau bunda pulang bilang padanya kalau saya main kerumah braian"lanjutku sebelum meninggalkan bibi Roro dan menuju ruang tamu yang berada dilantai dasar rumahku

BFF(Best Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang