CHAPTER 32

7 0 0
                                    

      Edward POV

Ini benar benar kelewatan, sudah kukatakan jam sembilan sudah harus ada dirumah, tapi apa? Skarang sudah jam setengah sepuluh tapi mereka berdua belum juga kembali.
Harusnya tadi aku tidak mengijinkan cantiqa pergi dengan james, apa jangan jangan terjadi sesuatu pada mereka berdua dijalan? Huh itu tidak mungkin, James pasti bisa menjaga cantiqa, ya James pasti bisa, jika sampai cantiqa terluka sedikit saja maka dia tidak akan kuampuni.

"Hahaahahahaaa..."tawa seseoarang yang menggema di telingaku, ini ini suara cantiqa, aku langsung bangkit dari sofa lalu berbalik badan, dan benar dugaanku cantiqa dan James tlah kembali, syukurlah cantiqa baik baik saja dan barusan aku mendengarnya tertawa lepas, entah kapan terakhir kali dia tertawa seperti itu, aku merindukan tawanya. Tapi jika dilain waktu maka aku akan ikut tertawa, tapi saat ini bukan waktu yang tepat, dari tadi aku mondar mandir hampir sejam dan mereka....

"Kenapa pulang telat"tanyaku dengan suara beratku, seketika tawa mereka berhenti dan menatapku sedikit takut, ya terlebih cantiqa yang sekarang menundukkan kepalanya, jika aku sudah mengeluarkan suara beratku itu berarti aku sudah berada dipuncak emosiku yang diatas jurang

"Apa kalian berdua tidak mendengarkan aku bicara?"tanyaku sekali lagi pada mereka

"Kami denger bang, tadi hanya terjadi sedikit kecelakaan, maka dari itu kami pulang telat"jawab James dengan santai dan membuatku hampir jantungan, apa kecelakaan, aku langsung menghampiri cantiqa yang sedang menunduk, diangkat wajahnya agar menatapku,

"Tidak ada luka"ucapku lalu memeriksa seluruh bagian tubuh cantiqa, mulai dari tangannya, lututnya, kepalanya, dan sampai diputar badannya dengan lembut tapi sekecil luka pun tak kutemukan
"Apa kau baik baik saja?, knapa tidak ada luka?, Apa kau mengalami luka dalam? Apa aku harus memanggil yoga untuk datang kemari?" Tanyaku bertubi tubi

"Tidak aku baik baik saja"jawabnya dan membuat perasaanku lega, kutarik tubuhnya dan kurengkuh tubuh mungilnya dalam pelukanku, aku sangat takut jika terjadi sesuatu padanya, jantungku hampir putus

"Bang edward tidak perlu khawatir, selama ada James mah semuanya aman terkendali"ucap James yang berada disamping cantiqa dan membuatku menatapnya tajam sebelum melepaskan pelukanku pada cantiqa

"Cantiqa masuklah kedalam, ganti bajumu dan tidurlah"ucapku sambil mengusap lembut pipinya dan menatap matanya yang sangat damai

"Tapi aku lapar"rengeknya sambil memegang perutnya, kemudian tatapanku beralih pada james yang sedang bersiul dan menatap kearah lain

"Lo gak ngasih Ade Gua makan James?"tanyaku padanya, dan membuatnya memandangiku

"Gua kasih makan kok, dianya aja yang kerjanya makan Mulu"balas James tak mau kalah

"Diamlah, Lo dapet hukuman dari Gua karna Lo pulang telat, dan cantiqa kamu kekamar, Abang akan nyuruh pelayan untuk membawa makanan ke kamarmu"ucapku

"Baiklah, siapkan juga susu coklat untukku"ucap cantiqa sebelum pergi

"Ini bukan gara gara Gua telat, tapi adek Lo yang dari tadi ngidam es cream"ucap James saat cantiqa tlah menghilang

"Gua gak peduli, besok Lo pergi sekolah jalan kaki"ucapku padanya

"Apa jalan kaki, gak mau"balasnya,

Jika bukan James sahabatnya Leo dan juga sahabatku sudah dicincang dia

"Masuklah ke kamarmu, sebelum emosiku naik"ucapku, dan dia langsung pergi dari hadapanku.

Aku menuju sofa dan melanjutkan menonton film-film yang Kusuka

"BANG EDWARD SUSUKU MANA" teriak cantiqa yang berada dilantai dua namun suaranya terdengar jelas sampai sini, aku segera berlari kekamar, dan mendapati dirinya duduk di jendela yang terbuka

BFF(Best Friend Forever)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang