Part 3 : Jessy's Power

7.3K 582 17
                                    

Setelah mengetahui kekuatannya Jessy kemudian menuju ke perpustakaan, untuk mencari tahu apa yang bisa ia lakukan dengan kekuatannya itu. Ia sangat bingung dengan perkataan Miss Ressa mengenai kekuatannya itu.

Flashback

"Ah baiklah, sepertinya kau sangat penasaran. Jadi kau adalah mavros magos." Kata Miss Ressa

Jessy sangat kebingungan mendengar perkataan Miss Ressa kerena ia tidak mengetahui apa sebenarnya mavros magos itu.

"Miss sebenarnya apa itu mavros magos? Apa yang bisa kulakukan dengan itu?" Tanya Jessy. Miss Ressa yang mendengar itu hanya tersenyum tipis.

"Kau akan tahu nanti. Sebaiknya kau membaca tentang sejarah sihir terlebih dahulu. Mungkin saja kau bisa mendapat petunjuk tentang kekuatanmu." Jawab Miss Ressa

"Baiklah Miss. Terimakasih" Ujar Jessy

**
Sekarang ia berada didepan sebuah pintu dengan ukiran yang sangat rumit namun ukiran tersebut sangat indah. Ia segera memasuki ruangan tersebut. Ia merasa aneh berada disana. Pasalnya di perpustakaan itu hanya ada 1 orang yang sedang membaca di pojok ruangan dan orang itu adalah Calvin. Ia kemudian mencari buku tentang sejarah dunia sihir. Tetapi ia sudah mencari selama 10 menit dan belum menemukan buku itu.

"Permisi Miss, apakah ada yang meminjam buku sejarah dunia sihir? Aku sudah mencarinya tapi tidak menemukan satupun." Tanya Jessy kepada penjaga perpustakaan.

"Buku sejarah dunia sihir berada diruangan Grand Alice." Jawab penjaga perpus tersebut

"Mengapa buku itu tidak diletakkan di perpustakaan? Agar semua siswa bisa mengetahui sejarah dari dunia sihir." Tanya Jessy. Sekolah itu sangat membingungkan baginya.

"Entahlah aku tidak tahu. Mengapa kau bertanya tentang buku itu?" Kata penjaga perpustakaan

"Aku hanya ingin mengetahui kekuatanku lebih lanjut. Kata Miss Ressa aku perlu membaca buku sejarah sihir." Jawab Jessy

"Kalau kau mau aku bisa meminjamkan buku tingkatan sihir ini." Ujar penjaga perpus sambil memberikan sebuah buku kepada Jessy. Buku itu sangat tebal dan menyerupai kamus.

"Terimakasih Miss. Tapi apakah kita tidak bisa meminjam buku itu dari Grand Alice?" Tanya Jessy. Ia sangat penasaran tentang isi buku itu. Mengapa buku itu sampai di tempatkan di ruangan Grand Alice.

"Sepertinya tidak, dulu buku itu berada di perpustakaan ini. Tapi entah mengapa Grand Alice menyuruhku untuk memindahkannya ke ruangannya. Ini sudah cukup malam. Sebaiknya kau kembali ke Dertus sekarang."

Jessy kemudian melirik jam yang melingkar ditangannya, ternyata sudah menunjukkan pukul 9 malam. Ia memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Karena 15 menit lagi penjaga sekolah akan patroli ke gedung Dertus.

"Dari mana saja kau? Kami tadi mencarimu kemana mana." Ujar Gabby

"Aku tadi ke ruangan Miss Ressa untuk menanyakan kekuatanku. Setelah itu aku ke perpustakaan untuk meminjam buku. Tetapi buku yang kucari tidak ada dan penjaga perpus memberikanku buku ini." Ujar Jessy sambil menunjukkan buku yang sedang ia pegang kepada Gabby

"Kukira kau mengikuti kelas sihir tambahan malam ini? Dan apa kau bilang tadi? Kau ke perpustakaan? Dan bertemu Miss Jenna?"

"Hei, kau harus bertanya satu satu. Aku tidak mengikuti kelas itu malam ini. Aku harus mencari tahu tentang kekuatanku dulu. Lagipula sihir tidak akan berguna jika aku tidak mengetahui kekuatanku. Dan siapa itu Miss Jenna?" Tanya Jessy. Ia sebenarnya kesal pada Gabby yang menanyainya beruntun

"Miss Jenna itu penjaga perpustakaan." Jawab Ana tanpa memalingkan wajahnya dari tv

"Ohiya, sepertinya dia sangat ramah." Ujar Jessy

"Ramah? Ia itu sangat aneh tau. Makanya murid murid sekolah ini sangat jarang yang mengunjungi perpustakaan." Timpal Chelle yang sedang menonton bersama Ana

"Sudah sudah tak usah membicarakan Miss Jenna. Jadi apa kekuatanmu itu Jessy?" Ujar Ana

"Kata Miss Ressa kekuatanku Mavros Magos tapi aku tidak mengetahui apa yang bisa kulakukan dengan kekuatan itu." Jawab Jessy. Ana yang mendengar itu lagi lagi tersenyum tipis. Ah bukan lebih tepatnya menyeringai tipis

"Mavros Magos? Kekuatan seperti apa itu? Aku tak pernah mendengar kekuatan seperti itu." Sambung Gabby

"Aku juga" Ujar Chelle

"Jelas kalian tidak pernah mendengarnya. Kaliankan bukan penyihir" Sambung Ana, yang kemudian mendapat cibiran dari Chelle dan Gabby

"Apa kau tahu tentang kekuatanku ini Ana?" Tanya Jessy dengan harapan Ana mengetahuinya walaupun hanya sedikit

"Entahlah, aku tidak tahu. Tapi aku pernah mendengarnya." Jawab Ana

"Kau pernah mendengarnya dimana? Ohiya apakah kau sudah membaca buku sejarah sihir?" Tanya Jessy pada Ana

"Belum. Sudahlah, sebaiknya kita tidur sekarang, karena besok kita ada kelas." Jawab Ana. Kemudian mendapat anggukkan dari ketiga temannya.

Mereka segera membersihkan diri kemudian tidur. Entah kenapa Jessy terbangun pada pukul 1 malam. Ia teringat buku itu. Tadi ia menyimpan buku itu di nakas. Segera ia bangun dan mengambil buku tersebut, belum sempat ia membuka buku itu, ia mendengar suara langkah kaki melewati pintu kamarnya.

Ia segera melihat melalui jendela siapa yang lewat tengah malam begini. Seorang wanita sedang berjalan mengendap ngendap melewati lorong lorong yang berada disana. Entah apa yang dilakukan wanita itu. Jessy memutuskan untuk tidur. Karena jika ia menghampiri wanita itu bisa bisa ia tertangkap oleh penjaga sekolah yang berpatroli. Namun saat ia hendak tidur, ia tersadar bahwa Ana sedang tidak berada dikamarnya.

'Mungkin ia sedang ke toilet' Pikir Jessy. Kemudian ia menutup matanya untuk tidur.

"Jessy bangunlah. Asrama sedang mendapat masalah sekarang." Teriak Chelle

"Masalah? Apa maksudmu?" Tanya Jessy masih dengan mata tertutup. Ia baru saja tertidur dan sekarang Chelle membangunkannya dengan teriakan supernya itu.

"Itu... Nessha, gadis yang menempati kamar disebelah kita meninggal dan keadaannya sangat mengenaskan" Jawab Chelle

"Apa ini ada hubungannya dengan kutukan danau itu?" Tanya Gabby

"Entahlah. Bisa jadi seperti itu. Tapi sebelum Nessha meninggal, terdengar langkah kaki yang memasukki kamarnya. Ava teman sekamar Nessha mengira itu adalah Val yang juga teman sekamarnya. Tapi setelah ia menyalakan lampu kamarnya ia melihat Nessha sudah meninggal." Ujar Chelle panjang lebar

"Ana kemana?" Tanya Jessy. Ia teringat sejak tadi Ana tidak berada dikamar.

"Entahlah. Sewaktu kita bangun Ana sudah tidak ada dikamar ini. Ia selalu saja menghilang ketika ada kejadian aneh seperti ini. Dan jika kita menanyakan hal itu, ia memberikan alasan yang sangat konyol." Ujar Gabby

"Kau betul Gabby, ia memang sangat aneh." Timpal Chelle

Jessy yang mendengar itu hanya diam, ia sedang berpikir, apakah kejadian ini ada hubungannya dengan Ana dan apakah gadis yang ia lihat semalam itu Ana? Sejujurnya ia sangat curiga pada Ana setelah mendengarkan perkataan dari teman-temannya itu, terlebih semalam saat ia melihat wanita itu Ana tidak berada dikamar. Tapi ia juga tak boleh berburuk sangka, karena belum ada bukti bahwa Ana yang melakukan perbuatan itu.

"Sudahlah lebih baik kita lanjutkan tidur. Ini baru pukul 3 subuh." Jawab Chelle sambil membaringkan tubuhnya dikasur. Kemudian diikuti oleh Jessy dan Gabby.

***

"Akhirnya aku bisa melenyapkannya." Ujar seorang cewek dengan senyum liciknya

"Yah aku sudah menduganya. Mari kita laporkan ini pada ketua. Ketua pasti sangat senang." Ujar seorang cowok. Kemudian berjalan menuju sebuah ruangan.


Hai haiiii,maaf ceritanya gaje. Vomment terus ya:))

With gorengan,
Diijaay

Fraze AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang