1

34.4K 1.9K 49
                                    

*Happy Reading*

Namja manis itu mendudukkan badannya dalam diam diatas tempat tidurnya sambil menatap keluar jendela dengan pandangan kosong. Keadaan kamarnya yang besar itu benar-benar hampa, hanya terdapat sebuah kasur yang sedang dia duduki sekarang ini, dengan sebuah nakas disampingnya dan sebuah lemari berpintu tiga di dekat pintu.

Kasur yang menghadap jendela dan pintu balkon kamarnya itu memperlihatkan seorang namja tampan yang belakangan ini mencuri perhatiannya sejak beberapa hari yang lalu. Namja manis itu memandang nanar punggung namja tampan yang sedari tadi dia liat, bergumam sesuatu lalu menghela nafasnya lagi.

Cklek

"Wonwoo, makan dulu nak."

Wonwoo, atau Jeon Wonwoo adalah nama namja manis itu. Tatapan mata kosong itu tak berubah bahkan sejak sang eomma datang mengajaknya bicara seperti sekarang ini. Dengan perlahan Wonwoo menggeleng, tanpa ada niatan membalas ucapan sang eomma.

"Sayang, kau harus makan. Eomma tak mau kau sakit..." Ny.Jeon menatap putranya nanar, lalu berjalan menghampiri tubuh kurus itu dan memegang pundaknya erat.

"Mau sampai kapan kau jadi seperti ini? Hm?" Tanya Ny.Jeon dengan nada bergetar. Wonwoo menggeleng sebagai respon dari pertanyaan eommanya, lalu menunjuk pintu. Meminta sang eomma untuk segera pergi tanpa menatap mata eommanya.

Hati Ny.Jeon mencelos melihatnya, dengan mata berair Ny.Jeon mengangguk, "Wonwoo ingin eomma keluar?"

Wonwoo hanya diam, entah pikirannya terbang kemana membuat yeoja paruh baya itu tersenyum miris tanpa sadar, "Baiklah, bila lapar kau bisa makan dibawah. Ok?"

Tanpa menanti balasan dari putra bungsunya, Ny.Jeon keluar. Menatap sebentar punggung mungil itu lalu menutup pintu tersebut.

'Ya Tuhan, mau sampai kapan putraku seperti ini?'

.

.

.

"KIM MINGYU!!! CEPATLAH BERSIAP!!!!!!"

Mingyu menghela nafasnya sebal mendengar teriakan keras dari eommanya di sore yang tenang ini. Namja tampan bertubuh tinggi itu melempar asal PSP yang sedari tadi dia genggam, lalu dengan malas berjalan menuju kamar barunya sambil menggerutu.

"Heol, Kau kenapa?" Seorang yeoja cantik bertubuh indah menghentikan langkah Mingyu setelah memberikan sebuah pertanyaan bodoh -bagi Mingyu-.

Mingyu memutar bola matanya malas, "Eomma menyuruhku bersiap mengunjungi tetangga depan" Jawab Mingyu malas. Kim Seira yang notebenenya adalah kakak kandung Mingyu mengangguk acuh, "Oh. Yang penting bukan aku" Ujarnya santai.

Mingyu mendengus sebal, menendang keras kaki sang kakak dan berlari setelahnya. Mengabaikan pekikan kesakitan dari yeoja yang telah berumur 25 tahun itu. Biarkan saja! Lagipula yeoja tua itu tidak ikut, jadi mengerjainya saat ini tak mungkin dimarahi.

"Hhh eomma eomma, kita bahkan telah pindah kesini selama 3 hari dan baru datang mengunjungi tetangga hari ini? Ck!"

Ya, keluarga Mingyu memang baru pindah ke daerah sini. Tepatnya 3 hari yang lalu karena perceraian kedua orangtuanya yang cukup Mingyu sesali. Maka dari itu, eomma, dirinya dan sang kakak mau tak mau harus pindah mencari tempat tinggal yang cukup dekat dengan Sekolahnya.

"Sudah siap?" Mingyu menoleh ke pintu kamarnya sejenak sambil menggeleng, lalu kembali sibuk mengacak-acak lemari pakaian di depannya.

"Demi Tuhan Kim!!!! Tidak usah ribut memilih baju! Kau tinggal memakai jaket dan celanamu saja! Kenapa ribet sekali sih?" Omel Ny.Kim yang berdiri di belakang putranya.

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang