4

12.7K 1.4K 11
                                    

*Happy Reading*

Grep!!

'AKU BERHASIL!!!!' Pekik Jeonghan dalam hati. Dapat dia dengar seruan lega orang-orang di bawah sana setelah dia berhasil menahan namja di depannya itu. Dengan lembut ia menarik namja itu menjauh dari ujung ata p RS, setidaknya tempat itu tak aman.

"Hosh...hosh...ada denganmu? Kenapa kau ingin bunuh diri?! Kau pikir kehidupanmu akan berjalan lancar setelah ini! Kau pikir Tuhan senang dengan pilihanmu?!"

"Ya! Asal kau tau ya, masih banyak orang yang berjuang mati-matian untuk tetap hidup. Tapi kau? Kau malah menyia-nyiakan kehidupanmu! Sebenarnya apa yang ada dalam pikiranmu? Kenapa berpikir sempit? Eoh?" Omel Jeonghan. Nafas namja cantik itu memang masih putus-putus  dan belum stabil, namun mulutnya benar-benar gatal ingin menceramahi namja manis itu.

"..."

"Hei! Jawab aku!" Perintah Jeonghan.

Wonwoo terdiam, bukan. Bukan karena dia tak ingin menjawab, namun karena dia tak bisa. Badannya terasa kaku untuk bergerak. Tak lama, tangan namja cantik di depannya itu menangkup pipi putih bersihnya, lalu tersenyum hangat. Hilang sudah wajah pucat serta omelan panjang itu.

"Ok maafkan aku yang mengomelimu seperti itu. Hh...aku hanya khawatir" Ucapnya lembut. 

"Bila kau sedang ada masalah, maka aku akan berusaha membantu."

"Kajja, ini sudah malam. Kau bisa menginap di Apartementku, aku tak masalah."

Dan Wonwoo tak mengerti, bagaimana bisa Tuhan mengirimkan malaikat sebaik ini padanya, di saat cobaan berat yang dia hadapi saat ini.

.

.

.

"Dia tidak ada dimana-dimana!!!" Seru Seungcheol panik. Woora menghapus jejak airmatanya, kaki dan badannya terasa lemas, dia tak tau harus bagaimana lagi. 

Lambat laun perasaan menyesal itu tumbuh, menimbulkan teriakan lirih di dalam hatinya. Menyumpahi dirinya yang begitu bodoh memperlakukan adiknya seperti itu.

"Kita harus memberitahukan hal ini pada eomma!" Ujar Soonyoung.

"Andwe! Eomma bisa saja histeris! Noona, apa yang harus kita lakukan?" Namja berusia 22 tahun itu menatap noonanya dalam, berharap sang noona dapat memberikan sebuah ide yang setidaknya dapat membantu mereka untuk mencari jalan keluar dari masalah serius ini. Namun harapannya pupus ketika melihat gelengan Woora, yeoja itupun tak tau harus bagaimana.

"Dimana dia pergi, maksudku Wonwoo pergi kemana? Tidak mungkin ada orang yang menyembunyikannya."

"Memang tidak mungkin Soonyoung-ah, sejujurnya aku juga tak tau kemana perginya. Dia tak pernah keluar rumah lagi, aku khawatir sesuatu yang buruk terjadi padanya" Ujar Seungcheol resah, Woora terdiam.

'Ini semua salahku, seharusnya aku tak terbawa emosi seperti tadi. Seharusnya aku diam saja, maka Wonwoo akan tetap berada dirumah.'

.

.

.

Mingyu merebahkan badannya diatas kasur, setelah membantu Vernon mengerjakan PR-nya, Mingyu memilih beristirahat dan memikirkan hari esok. Besok adalah pelajaran fisika, matematika dan sejarah. Oh well, itu adalah pelajaran keramat yang masuk dalam urutan nomor 1 pelajaran yang paling dia benci. Lalu mengapa bisa 3 pelajaran itu dimasukkan dalam hari yang sama? Ugh sungguh calon hari yang buruk.

Pikirannya berkelana, memutar ulang kejadian hari ini yang ternyata cukup buruk baginya. Di hukum sosaengnim karena terlambat tadi pagi, tidak ke Kantin karena tidak membawa uang jajan, pulang ke rumah dan sudah mendapat omelan eommanya, menendang kaki Seira, mengunjungi rumah keluarga Jeon, bertemu si manis yang tak berbicara sama sekali alias sama sekali tak memperdulikannya, kedatangan adik sepupunya, dan yang terakhir...datangnya kakak si manis yang tak berbicara sama sekali. 

'Ohhh memangnya Wonwoo pergi kemana ya? Kenapa kakaknya panik sekali?' Pikir Mingyu. Perlahan-lahan perasaan resah itu menghantui pikirannya, entah mengapa dia takut sesuatu yang buruk terjadi pada namja manis itu.

"Bagaimana kalau dia kabur? Pergi dari rumah? Atau di pukuli oleh appanya? Atau bahkan sesuatu yang jauh lebih buruk?" Gumam Mingyu panik.

"Astaga! Semoga itu tak benar-benar terjadi, aku yakin dia baik-baik saja. Pasti kakaknya telah menemukan namja itu."

'Sudahlah Kim Mingyu! Tak perlu terlalu cemas, dia itu bukan siapa-siapamu. Lagipula diapun sama sekali tak menganggapmu ada! Berhentilah memikirkannya dan segera tidur!'

.

.

.

Jeonghan dan namja manis disampingnya itu berjalan dalam diam selama perjalanan menuju Apartement, Jeonghan sendiri sedikit bingung harus melakukan apa. Jujur saja, dia merasa benar-benar canggung dengan keadaan kikuk seperti ini.

Wusssshh

"Wah anginnya kencang sekali malam ini ya?" 

"..." Jeonghan terdiam, melirik sekilas namja disampingnya itu lalu menghela nafasnya.

"Hei, kita sudah berjalan bersama mungkin lebih dari 10 menit. Tapi aku sama sekali tak mengetahui namamu. Jadi...siapa namamu? Setidaknya ucapkan sepatah kata untukku."

"..."

'Ya ampun dia ini kenapa? Sedari tadi ku ajak bicara sama sekali tak menjawab.'

'Mungkin karena dia sedang sedih, makanya dia tak buka suara sama sekali. Ya...mungkin saja.'

"Baiklah, aku harap setelah sampai nanti kau dapat memberitahu-kan namamu. Ok?"

"..."

"Arra, aku mengerti" Lirih Jeonghan sendu.

Wonwoo yang berjalan disamping Jeonghan menunduk, namja manis itu menghela nafasnya, lalu memainkan jari-jarinya tanpa memperdulikan tatapan Jeonghan. Tentu saja dia tau namja cantik disampingnya ini sedang menatapnya, namun dia sama sekali tak berani menatap balik. Lebih baik dia diam dan menyimpannya seorang diri.

"Nah! Kita sudah sampai!!!" Seru Jeonghan semangat. Wonwoo hanya diam, tatapannya kembali kosong dan Jeonghan sama sekali tak dapat menebak isi pikiran namja manis itu. Jadi Jeonghan mencoba untuk mengerti dan berharap semuanya akan berjalan dengan baik.

"Ah ya aku memiliki seorang adik, namanya Seokmin. Well kuharap kau dan dia dapat cepat akrab, kurasa kalian hanya berbeda beberapa tahun. 1 tahun mungkin" Ungkap Jeonghan. Lagi-lagi Wonwoo tak menjawab ucapan Jeonghan, dan Jeonghan kini hanya dapat tersenyum maklum.

Cklek

"Aku pulang!!!!"

"HYUNG!!!!!!"

TBC

Aku balik lagi! Hehehehehe, makasih ya yang udah kasih vote n comment di FF aku ini...huhuhuh aku terhura yehet!!! Sekali lagi makasih banyak yaaaaaaa, beneran aku kelewat bahagia!!! ^^#Maaf lebay hehehe

Yaudah deh, mohon maaf kalau ada typo atau lain sebagainya, dan mohon berikan vote n comment ya. Makasih!

See you!! 

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang