31

8.9K 963 53
                                    

*Happy Reading*

Seira menghentikan mobilnya di depan sebuah Pemakaman umum dengan wajah tegang. Cuaca di luar terlihat cukup tidak bersahabat karena awan hitam yang mulai mengepul di langit.

Mingyu segera membuka pintu mobil, lalu berjalan keluar terlebih dahulu dengan langkah tegap.

"Kau yakin akan masuk?" Tanya Seira ragu

"Tentu saja noona. Aku tidak mungkin tak masuk-kan? Lagipula sudah lama aku tak datang berkunjung."

Seira mengangguk, lalu merangkul Vernon untuk masuk ke dalam Pemakaman umum itu.

Jantung Mingyu berdebar kencang, namja itu mencoba menstabilkan nafasnya yang terdengar memburu. Dan berusaha menenangkan debaran jantungnya yang menggila.

"Disana. Tempat Jiwon-kan?" Tanya Seira lirih memandang sebuah makam yang terlihat bersih di dekat pohon.

Mingyu mengangguk ragu, lalu mulai melangkah mendekat dengan senyuman tipis.

Namun...senyumannya hilang ketika melihat seorang pria paruh baya yang tak asing lagi baginya tengah berdiri di depan batu nisan itu.

"A...Ahjussi?" Panggil Mingyu keras

Merasa dipanggil, pria yang mengenakan jas formal itu menoleh. Dan sebuah senyuman lebar terlihat di wajahnya yang tegas itu.

Mingyu segera mempercepat jalannya, dan Seira mengikuti dari belakang.

Grep

"Ahjussi, neomu bogoshipeo" Ujar Mingyu memeluk pria dewasa itu.

"Annyeong Jin Wan ahjussi, senang bertemu denganmu lagi"

Jin Wan tersenyum manis "Seira, kau bertambah cantik saja"

Seira tersenyum kecil "Terima kasih ahjussi"

Mingyu masih belum melepas pelukannya "Mingyu? Aigoo kau sudah tinggi sekarang"

"Ahjussi, maafkan aku...aku tidak bisa menjaga Jiwon hyung..." Kata Mingyu tiba-tiba dengan nada lirih

Jin Wan mengangguk "Sudahlah Mingyu, semua sudah terjadi. Jiwon tak akan senang bisa melihatmu masih merasa bersalah"

"Tapi Jiwon hyung adalah anakmu satu-satunya ahjussi"

Jin Wan menatap Mingyu, terlihat raut sedih di wajahnya yang mulai berkerut "Dia memang putraku satu-satunya, dan aku bangga padanya. Dia melindungi adik-adik yang ia sayangi, kau dan Wonu..."

Mingyu menjatuhkan airmatanya tanpa permisi, mengeratkan pelukannya pada pria yang telah ia anggap ayahnya sendiri.

"Aku yakin ahjussi merindukan Jiwon hyung..." Kata Mingyu serak

Jin Wan terkekeh lirih "Siapa yang tidak rindu pada anaknya?"

"Hei Mingyu, kenapa kau jadi selemah ini? Dulu kau benar-benar kuat dan selalu menahan tangismu" Goda Jin Wan

"Semuanya sudah berubah ahjussi..."

Jin Wan tersenyum lalu mengecup pucuk kepala Mingyu sayang "Berhentilah merasa bersalah, Jiwon tak akan senang"

"Kalian ingin mengunjungi Jiwon-kan? Kalau begitu ahjussi harus pergi. Ada yang harus ahjussi kerjakan" Pamit Jin Wan melepas pelukannya pada Mingyu

SILENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang