*Happy Reading*
Woora menghela nafasnya berat, yeoja cantik itu melempar asal tas miliknya kemudian berjalan menghampiri lemari pakaiannya. Dan mengeluarkan beberapa baju dengan kasar lalu mengambil sebuah koper berukuran sedang.
BRAK!
"Woora..."
Kegiatan Woora terhenti. Yeoja cantik itu segera membalik badannya, menatap Tn.Jeon yang tengah menatapnya sendu.
"Wae?" Tanyanya dingin.
"Kita harus segera pindah, ini untuk kebaikan kita semua."
"Tapi kenapa harus pindah! Bagaimana dengan Wonwoo? Kita bahkan tak menemukannya sama sekali appa!"
"Kita bisa mencarinya."
Woora menyeringai, "Kapan? Kapan kita bisa mencarinya?!!! Sebenarnya apa alasan appa untuk pindah??"
"Appa tak mau tau, setelah eommamu sembuh, kita akan pindah."
Woora menahan nafasnya, menatap benci punggung tegap sang appa lalu melempar baju yang ia pegang dengan keras. Nafasnya memburu. Yeoja cantik itu mengambil bantal, kemudian menutup wajahnya dan berteriak sekeras mungkin untuk mengeluarkan semua amarahnya.
.
.
.
Seungcheol tersenyum manis pada Ny.Jeon ketika wanita paruh baya itu melihat kepadanya, "Kau kenapa? Wajahmu sendu sekali, hm?" Tanya sang eomma lembut.
"Ani eomma, gwenchanna..." Jawabnya yang dibalas anggukan dari Ny.Jeon.
Terjadi keheningan untuk beberapa saat. Seungcheol tampak gelisah, "Eomma, aku keluar sebentar ne?"
"Ne sayang."
Setelah mencium kening eommanya, Seungcheol berjalan pergi. Menutup pintu kamar rawat Ny.Jeon pelan lalu menoleh ke sekitar.
"Loh? Seungcheol-ssi?"
Seungcheol tersentak kaget, namja tampan itu menatap Jeonghan dengan mata terbelalak, "Jeonghan-ssi? Apa yang kau lakukan disini?" Tanyanya.
Jeonghan tersenyum tipis, "Aku perawat disini Seungcheol-ssi, lalu apa yang kau lakukan juga?" Tanya Jeonghan balik. Sedikit menutupi sebuah rasa bahagia karena bertemu Seungcheol secara tidak sengaja disini.
"Eommaku dirawat disini."
"Ah begitu...eum...Seungcheol-ssi" Jeonghan memanggil ragu.
"Ne?"
"Apa kau berniat makan malam di Apartementku hari ini? Aku berencana mengadakan makan malam untuk merayakan sesuatu" Ajak Jeonghan tak enak, sedikit berharap tentu saja.
"Eung, kalau kau tak bisa juga tak apa-apa..." Lanjutnya cepat.
"Tentu. Tentu aku akan datang Jeonghan-ssi, terima kasih ajakannya" Ujar Seungcheol hangat.
"Terima kasih Seungcheol-ssi, baiklah aku harus segera pergi. Sampai jumpa nanti!" Pamit Jeonghan.
Seungcheol tersenyum lebar, memegang dada kirinya yang berdebar kencang. Namja tampan itu menggeleng pelan, lalu melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.
.
.
.
"Mingyu-ya, bukankah Wonwoo terlihat sangat manis? Aku heran, bahkan sampai sekarang aku tak tau umurnya berapa" Kata Seokmin.
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT
FanfictionSemuanya dipendam oleh Wonwoo. Segala kesedihan, amarah, dendam, dan pikirannya. Semua dipendam oleh dirinya sendiri. Wonwoo hanya bungkam, tak berniat untuk membagi semua keluh kesahnya kepada orang lain. Namun karena suatu kejadian, mengantarkanny...