Setelah selesai mandi dan sedikit berdandan, Khinanti pun turun kedapur untuk menemui kedua kakaknya yang tengah memasak untuknya. Seketika bau harum masakan menguar memenuhi indra penciumannya.
"Hmm, Baunya sangat harum. Pasti ini masakannya kak Kayast, karena kalau masakannya kak Kean pasti baunya gosong." Ucap Khinanti sambil terkikik geli, apalagi saat melihat wajah kesal kean.
"Princess kakak itu tau kebiasaan burukmu, kalau ada Kayast pasti kamu muji-muji dia mulu. Sampai-sampai kakakmu yang bernama Kean ini kamu lupain begitu saja." Ucap Kean dongkol karena dibanding-bandingkan denngan adiknya.
"Maaf kak Kean ku yang paling tampan." Ucap khinanti sambil tersenyum geli melihat kakak tertuanya merajuk manja, dan yang jelas sangat tidak cocok dengan umurnya.
"Princess kemarin kamu juga bilang kalau ketampananku bertambah berkali-kali lipat sewaktu aku pulang dari luar negeri." Ucap Kayast protes mendengar adiknya memuji kakaknya. Lebih tepatnya dia cemburu ketika sang adik memuji-muji kakaknya. "memangnya Kean saja yang tampan, aku kan juga gak kalah tampan dibandingkan Kean." Teriak batin Kayast.
"Haishh, kenapa kedua kakak tertampanku ini sangat lebay sih!!! Ingat umur kak, udah tua juga masih childish..!!!" Protes Khinanti. "aku sangat lapar, kapan kita makannya kalau kita berdebat terus siapa yang paling tampan diantara kalian. Haduuhh" Ucapnya kesal. Sedangkan mereka sama-sama menyengir lebar.
****
"Kak Kayast kapan nikah sama wanita impian kakak?? Ucap Khinanti tiba-tiba seketika itu Kayast langsung tersedak minumannya, sedangkan Kean tidak henti-hentinya untuk menertawakan pertanyaan Khinanti yang ditujukan untuk adik paling tampannya itu. Terlebih melihat wajah pias Kayast, dan hal itu sampai membuatnya tertawa terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya yang kram.
Kayast pun kesal dengan sikap Kean yang menertawakannya, hingga ia melototi Kean seolah-olah ia akan menguliti Kean setelah Khinanti pergi. Kayast menghela nafas panjang mendengar pertanyaan khinanti tersebut, pikiran dan hatinya seolah beku, dia bingung harus menjawab apa.
"Eumm, itu masih lama princess. Entah sampai kapan kakak harus menunggu dia, mungkin sampai kakak mati wanita itu tidak akan mau menerima kakak." Ucap Kayast sedih.
"Mungkin kakak kurang berusaha untuk mendapatkan hatinya." Ucap Khinanti prihatin dengan nasib kisah cinta kakaknya yang bertepuk sebelah tangan itu.
"Mungkin.." Jawab Kayast lesu.
Pada saat mereka makan, mereka dikejutkan dengan kedatangan orang kepercayaan dari Putra Handoko papi mereka. Pak Johan mereka biasanya memanggil, pria paruh baya itu biasanya selalu ada disamping Handoko, kemanapun Handoko pergi disitu pasti ada Johan. Bisa dikatakan Johan adalah sekertaris sekaligus pengawal pribadinya Handoko. Mereka pun memiliki visi dan misi yang sama, mungkin karena itu mereka cocok satu sama lain. Tapi kenapa pria tua itu ada disini dan dimana Handoko sebenarnya. Kepala mereka serasa penuh dengan pertanyaan-pertanyaan yang belum ada jawabannya itu. Akhirnya daripada penasaran akhirnya Kean mengajukan pertanyaan untuk Johan Budi.
"Pak Johan sedang apa disini.? Apa pak Johan datang kesini dengan papi.? Kalo begitu dimana papi sekarang pak.?" Tanya Kean bertubi-tubi. Pertanyaan kean tersebut hanya dianggap angin oleh pak Johan.dia tidak menghiraukan sama sekali pertanyaan yang diajukan oleh Kean, tapi dia tiba-tiba meletakkan secarik kertas bertinta dan berpita emas dimeja makan dihadapan mereka bertiga.
"Apa ini pak?" Tanya Kayast pada pak Johan.
"Itu undangan." Jawab pak Johan singkat.
"Undangan siapa dan untuk siapa undangan ini?" Tanya Kean menimpali omongan pak Johan.

YOU ARE READING
My Princess Is My Sunshine (Slow Update Ya)
ChickLitArtavia Khinanti Putri Handoko adalah satu-satunya alasanku untuk bisa bertahan didunia yang kejam ini, dia adalah sosok kedua yang aku kagumi setelah Alm.ibuku, dan dia adalah adikku, adik yang sangat aku sayangi sekaligus aku cintai dengan sepen...