** CHAPTER 11 **

866 21 2
                                    


Aku hanya terisak dipelukannya. Sungguh aku mulai takut sekarang, pikiran buruk menari-nari dikepalaku, banyak pertanyaan yang ingin aku sampaikan padanya, kenapa papi menangis sampai seperti itu? apa ada sesuatu yang buruk tentang keadaan kak Kayast? Sungguh aku takut kalau kak Kayast kenapa-kenapa atau paling buruk kalau dia sampai meninggalkan aku. Gak, gak mungkin kalau kak Kay meninggalkan aku, gadis yang dicintainya karena kak Kay sudah berjanji padaku kalau dia akan bersamaku selamanya.

Menanti salah satu tim dokter keluar dari ruangan ICU itu bagai menanti vonis hukuman mati dari pengadilan, tak henti-hentinya aku berdoa pada sang pencipta agar jangan mengambil kakakku.

***********************

HANDOKO POV....

Hari ini aku dan putraku Kean sudah berencana datang ke New York untuk memberi kejutan pada putraku Kayast dan putriku Khinanti karena dua hari lagi adalah ulang tahun Khinanti dan Kayast. Yah putra dan putriku itu lahir pada tanggal dan bulan yang sama hanya tahunnya saja yang berbeda, aku sangat bersemangat sekali karena ini sudah lama sejak pertemuanku yang terakhir dengan putriku yang manja dan putraku yang terkenal dengan keramahannya itu, aku dan Kean putraku berangkat dari negara yang berbeda karena saat itu Kean ada di Jepang dan aku sendiri sedang ada di Dubai untuk urusan bisnis. Kami sudah sepakat akan bertemu dihotel milik putraku Kayast.

Sore ini entah kenapa jalanan sangat macet sekali dan apa lagi ini? Tanyaku frustasi pada Johan kaki tanganku mengenai jalanan dikota New York yang sudah terkenal macet dan ditambah didepan sana ada kecelakaan parah, mungkin korbanya meninggal mengingat banyak sekali darah diaspal, karena sewaktu aku melewati tempat kejadian aku melihat banyak sekali darah berceceran dijalanan. Entah kenapa mendadak perasaanku tidak enak. Apa yang terjadi denganku? Tanyaku pada Johan tapi dia hanya diam saja, kenapa aku merasa akan ada badai padahal aku melihat cuacanya sangat cerah mengingat ini adalah musim panas dinegara ini.

Aku sudah sampai di hotel milik anakku Kayast, disana aku disambut dengan ramah apalagi aku adalah ayah dari pemilik hotel yang tidak lain dan tidak bukan adalah anak kandungku sendiri. Aku menunggu dengan gelisah karena ini sudah hampir petang tapi Keandra tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali, apa dia terjebak macet dijalanan yah?" pikirku. Atau jangan-jangan dia ketinggalan pesawat, dan untuk pemikiranku yang terakhir aku meralatnya karena aku tahu jika Kean kemana-mana selalu menggunakan pesawat pribadinya.karena jujur saja jika aku rindu dengan ketiga brandal-berandal kecilku itu, aku ingin memeluk mereka bertiga, Hingga ponsel milik Johan berbunyi membuyarkan lamunanku. Dia menerima panggilan itu menjauh dari tempatku duduk. Kulihat Johan berlari tergesa-gesa kearahku dengan wajah panik dan pucatnya, seolah-olah telah terjadi sesuatu dia menatapku panik sekaligus takut. Hingga dia bersuara jika Kayast dan Khinanti mengalami kecelakaan didepan sunrise mall. Aku membeku mendengar omongan dari Johan, kecelakaan didepan sunrise mall itu berarti tempat yang aku lewati tadi. Astagaaa..

Aku panik, tentu saja setelah mendengar kabar itu aku langsung memerintahkan anak buahku untuk membawaku kerumah sakit tempat anakku dilarikan setelah kecelakaan itu.

Sesampainya dirumah sakit aku langsung menuju ruangan ICU tempat anakku yang sedang meregang nyawa, tangis yang sedari tadi aku tahan-tahan akhirnya pecah stelah mengetahui seberapa parah luka yang diderita putraku. Kenapa tuhan menghukumku seperti ini, aku tidak ingin kehilangan putraku lagi. Hingga sebuah suara menyadarkanku kembali ke alam nyata, suara itu milik putra sulungku Kean, wajahnya sembab menandakan kalau dia habis menangis. Dia menghampiriku dan memelukku, aku bertanya tentang putriku Khinanti dan dia hanya bilang kalau Khinanti tidak apa-apa, dia hanya shock dan sampai sekarang dia belum sadarkan diri sejak dibawa kerumah sakit ini.

My Princess Is My Sunshine (Slow Update Ya)Where stories live. Discover now