** CHAPTER 9 **

945 21 4
                                    


"Johan, apa kau sudah menemukan mereka?" tanya Handoko pada orang kepercayaannya.

"Sudah tuan, dan mereka saat ini sedang berada di New York," jawabnya.

"Hmm, apa Kayast dan Khinanti baik-baik saja?"

"Tuan dan nona muda baik-baik saja tuan, nona muda terlihat lebih ceria dari sebelumnya, tuan muda Kayast mengajak nona Khinanti berkeliling eropa tuan, bulan lalu mereka ada di Paris dan setelah itu mereka pergi ke Swiss dan belanda,"

" Syukurlah kalau mereka baik-baik saja, aku sangat mengkhawatirkan putri kecilku itu, aku lega jika dia bersama Kayast, putra kesayanganku itu pasti akan menjaga adiknya dengan baik," ucapnya. Dan orang kepercayaannya itu hanya tersenyum menanggapi omongan tuan besarnya itu.

"Memangnya aku harus bilang apa lagi padamu tuan, tidak mungkin kan aku bilang padamu kalau putra dan putri kesayanganmu itu telah melanggar aturan, mereka telah hidup bersama untuk beberapa waktu. Apalagi tuan muda Kayast juga telah melamar nona Khinanti, mereka sedang menjalani hubungan terlarang tuan, putra dan putrimu sedang mencoreng arang di wajahmu yang angkuh itu," ucapnya dalam hati.

"Johan, apa kau sudah menyelidiki tentang gadis yang bernama Amanda, tunangan yang telah digembor-gemborkan oleh Kean?"

"Dari hasil penyelidikan saya, gadis yang bernama Amanda itu adalah yatim piatu tuan, dia bertemu dengan tuan muda Kean sewaktu kuliah di Jakarta dan dia mendapat beasiswa ke New York untuk gelar S2-nya, dia juga bersahabat baik dengan tuan muda Kayast dan nona Khinanti,"

"Ternyata gadis itu lebih pintar dan lebih licik dari penampilannya, dia tahu mana yang harus dia genggam dan mana yang harus dia lepas, dan bodohnya putra sulungku itu terjebak dalam genggaman nya," ucapnya berapi-api.

"Tetap awasi Kayast dan Khinanti, untuk soal Kean dan gadis licik itu biar aku yang akan mengurusnya,"

"Baik tuan,"

*****

JOHAN POV...

Aku harus menyelamatkan mereka, yah aku harus memberitahu mereka jika apa yang telah mereka lakukan adalah salah. Aku tidak bisa membayangkan jika sampai tuan besar tahu tentang mereka, bahkan aku saja tidak mau membayangkannya. Tuan besar pasti akan murka melihat kelakuan putra dan putri kesayangannya itu. Dia tidak sanggup jika melihat menderita, karena bagi seorang Johan Budi ketiga berandal-berandal kecil itu sudah seperti anaknya sendiri.

Johan, pengawal sekaligus orang kepercayaan dari seorang Putra Handoko yang multi jutawan terkenal di Indonesia dan Asia itu segera pergi ke New York tempat dimana Khinanti dan Kayast tinggal.

****

Johan menatap rumah mewah yang terletak didaerah Manhattan, rumah dengan tiga lantai bergaya minimalis namun tak menghilangkan kesan mewahnya itu terlihat penuh dengan pengawal-pengawal berbadan kekar dan berwajah sangar. Dia akui jika penjagaan di rumah itu sangat ketat dan mustahil jika ada yang bisa melewati penjagaan yang disediakan oeh Kayast. Dia menekan bel yang berada di depan rumah dan seketika ada tiga orang pria berbadan besar menghampiri Johan dengan wajah yang tidak bersahabat.

"Who," ucap pria itu.

"I want to meet with Kayast,"

"Mr. Kayast was not at home,"

Habis sudah kesabaran Johan untuk meladeni pria-pria botak ini, jika dia tidak bisa bertemu baik-baik dengan tuan mudanya maka dia akan menggunakan cara yang kasar.

"Lalu itu mobil siapa?" Tanyanya.

"Hei, kau pikir aku tidak tau jika Kayast sedang ada dirumah, jangan coba-coba menipuku. Cepat minggir sebelum aku memecahkan kepala kalian satu-satu," ucapnya sambil mencabut pistol dari balik celananya dan menodongkan senjata itu ke kepala salah satu pria berbadan besar.

Rupanya sedikit banyak ancaman yang dilontarkan Johan itu mempengaruhi mereka, hingga mereka segera membawa Johan untuk bertemu dengan Tuannya. Setelah menunggu cukup lama akhirnya Johan bisa bertemu dengan Kayast.

"Paman Johan," ucap Kayast

Johan menatap Kayast dengan pandangan takjub, takjub bukan karena dia melihat Kayast bertambah tampan atau apa tapi takjub karena Kayast menemuinya dengan bertelanjang dada dan astaga lihatlah bercak-bercak merah yang ada ditubuhnya itu, semoga bercak itu tidak dibuat oleh Khinanti. Dia hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mengetahui hal itu.

"Ada beberapa hal yang ingin paman katakan padamu,"

"Kelihatannya serius, apa ini tentang papi atau Kean? Tapi jika tentang Kean itu tidak mungkin karena baru tadi pagi aku skype dengannya,"

"Ini tentang kamu dan Khinanti,"

"Aku dan princess, memangnya ada apa paman?"

"Akhiri hubungan terlarangmu dengan adikmu Kayast. Cepat bawa Khinanti pulang ke Indonesia sebelum tuan besar mengetahui tentang hal ini," ucapnya memperingatkan.

"Pa.. Pa.. Paman tahu tentang aku dan Khinanti?"

"Yah, paman tahu segalanya tentang kalian, karena paman sendiri yang di utus oleh tuan besar untuk mengawasi kalian berdua. Tapi paman belum memberitahukan hal ini pada tuan besar karena paman takut jika sampai tuan besar murka maka kau dan Khinanti akan habis ditangannya, tidak perduli meskipun kalian anak kandungnya sendiri karena aku tahu siapa tuan besar, dan dia tidak akan main-main jika ada yang berani mencoreng arang diwajahnya, dan jika itu terjadi baik aku atau pun kakakmu Kean tidak akan bisa berbuat apa-apa untuk menyelamatkan kalian,"

Shock itulah yang dirasakan Kayast saat ini, bagaimana mungkin jika hal ini sudah diketahui oleh orang kepercayaan papinya. Padahal selama beberapa bulan ini semuanya berjalan sesuai rencana dan dia pun bisa menyembunyikan semuanya dengan baik.

"Kayast, pikirkan tentang masa depan Khinanti. Jika kamu berbuat seperti ini padanya itu sama saja kamu menghancurkan masa depannya, bagaimna mungkin kamu melakukan hal ini bersamanya. Sebagai seorang kakak seharusnya kamu bisa membimbingnya kejalan yang benar bukan malah menjerumuskannya, kamu tahu sendiri kan jika Khinanti baru saja putus dengan tunangannya jadi perasaannya sedang labil dan disaat itu kamu datang menawarkan kebahagiaan untuknya jadi dia langsung menerimamu tanpa mau memikirkan akibat dari perbuatan kalian nantinya. Pikirkan baik-baik ucapanku ini Kayast, paman mengenalmu lebih dari siapapun, karena kamu terlalu menyayangi Khinanti jadi tidak mungkin kan jika kamu juga lah yang akan menghancurkan masa depannya?. Paman pergi dulu," ucapnya sambil meninggalkan rumah mewah itu.

Kayast termenung memikirkan ucapan Johan tadi sampai-sampai dia tidak menyadari jika khinanti sudah berada disampingnya dan memeluknya.

"Kakak, siapa yang datang tadi?. Kenapa lama sekali ngobrolnya, Khinan tadi nungguin kakak lama banget sampai Khinan ketiduran," Khinanti sebal karena sedari tadi kakaknya tidak merespon sama sekali ucapannya. Hingga dia berteriak didepan wajah kakaknya.

"Kakaaaakk,"

Kayast gelagapan mendengar teriakan adiknya itu.

"Eemm, iya princess,"

"Kakak ngelamunin apa sih kok sampai segitunya?"

"Bagaimana kakak tidak melamun princess, jika kamulah yang menjadi alasan utama kenapa kakak seperti ini," ucapnya dalam hati.

"Kakak hanya memikirkan tentang pekerjaan saja," capnya berbohong.

"Tumben kakak mikirin kerjaan sampai segitunya," Khinanti curiga dengan kakaknya, dia tahu kalau kakanya sedang ada masalah tapi kakaknya menutupi hal ini darinya, biarlah nanti dia akan menanyakannya pada kakaknya tapi tidak sekarang. Lebih baik dia diam untuk sementara waktu.

** TO BE CONTINUE **

Yuhuuuu jumpa lagi denganku. jangan bosen ya guys.

Aku update sekarang ya, karena besok aku sibuk banget.

Jangan lupa Vote n' Comentx.. karena coment kalian tu semanga buat aku.

Part depan bikin ketar-ketir loh.. bye..bye..

My Princess Is My Sunshine (Slow Update Ya)Where stories live. Discover now