Kay..

719 13 3
                                    

Selepas mereka pergi, aku langsung memulai perdebatan sengit dengan Keandra. Berulang kali Keandra membentakku tapi berulang kali juga aku melengos ketika mendengar bentakan dari Keandra.

"Jadi apa maumu sebenarnya Kean?" tanyaku to the point. Karena jujur saja aku mulai lelah menghadapi tiga bersaudara yang memiliki sifat dan sikap yang serba ekstrim itu.

Kean memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana bahannya dan mulai menatapku tajam seolah-olah dia ingin mengulitiku dengan pandangan matanya yang menusuk itu. "Aku hanya ingin kau tinggal disini sebagau tunangan dari adikku." Ucapnya.

Aku menarik nafas sebanyak-banyaknya, karena aku mulai kesal dengan sikap semena-mena Keandra padaku. "Tapi aku belum menjadi bagian dari keluarga kalian, dan kau juga lihat sendiri adik-adikmu itu tidak menyukaiku." Sangkalku.

Aku bergidik ngeri saat mendengar tawa menggelegar milik Keandra, yang jujur saja bagiku itu sangat menakutkan dan aku mulai merasakan jika tawanya yang renyah itu mulai mengancamku. "Jangan terlalu banyak alasan!!" bentak Kendra padaku. "Aku ingin kau segera bertunangan dengan Kayast dan buat dia ada dalam genggaman tanganmu." Perintahnya mutlak. Apa kataku tadi jika keluarga ini memang aneh, lihatlah aku saja belum resmi menjadi tunangan adiknya tapi dia bahkan sudah berani mengancamku.

"Kau dan adik-adikmu ternyata sangat menyebalkan!!" gerutuku kesal.

"Asal kau tau saja jika Kayast itu lebih menyebalkan dari pada aku." Sahut Keandra.

"Ya.. Ya.. terserah kau saja." Aku memutar bola mataku kesal. "Sekarang tunjukkan dimana kamarku?"

"Dilantai dua ujung paling kanan, dan kamarmu bersebelahan dengan adikku, Kayast."

***************************

Hanna POV...

Tinggal di Mansion milik keluarga besar Handoko adalah sebuah neraka tersendiri bagiku, bagaimana aku tidak menyebutnya sebuah neraka jika sebagian penghuni Mansion ini menatapku dengan pandangan sinis dan benci. Terutama Kayast dan adik kesayangannya yang bernama Khinanti, mereka malah dengan terang-terangan menyuruhku pergi dari rumah mewah mereka. dan aku hanya acuh serta mengabaikan saja permintaan mereka, padahal jauh didalam hatiku, aku sangat mengutuk tiga bersaudara dengan sikap otoriternya itu.

Sudah seminggu aku tinggal disini dan sudah seminggu juga aku tidak melihat batang hidung Keandra, berulang kali aku mengumpati sosok egois Keandra yang dengan teganya meninggalkan aku dengan kedua adiknya yang jelas-jelas sangat membenciku setengah mati. Jika aku bertemu dengannya aku akan langsung menjambak rambut pirang nya itu, dan aku juga akan memaki-makinya. Jika tidak ingat dengan ancaman yang diajukan papi dan Keandra, aku pasti sudah kabur sejak aku menginjakkan kakiku di Mansion ini.

Tidak banyak kegiatan yang aku lakukan selama disini, dan jadilah aku hanya bermalas-malasan didalam Mansion. Si setan tengik Keandra itu benar-benar menggunakan kekuasaannya untuk mengurungku di Mansionnya. Bayangkan saja dia tiba-tiba memberiku surat cuti yang sudah ada tanda tanganku sampai batas waktu yang tidak ditentukan, padahal aku tidak mengajukan cuti untuk beberapa minggu bahkan beberapa bulan kedepan. Dan saat itulah aku sadar jika aku tengah berhadapan dengan seorang penguasa yang licik seperti Keandra yang mampu berbuat apa saja asalkan keinginannya tercapai. Bahkan saat aku menghubungi papiku, dia hanya menyuruhku untuk menuruti keinginan Keandra, dan papi beralasan jika apa yang telah Keandra perbuat semua demi kebaikanku. Jika boleh jujur aku sudah lelah menghadapi sikap kekanakkan Khinanti dan sikap dingin dan ketus yang Kayast tunjukkan didepanku, karena bagaimanapun juga aku adalah seorang wanita biasa yang juga memiliki perasaan.

My Princess Is My Sunshine (Slow Update Ya)Where stories live. Discover now