My Princess Is My Sunshine (Slow Update Ya)

** Chapter 12 **

"Papi harus pastikan kalau si tua itu membusuk dipenjara pi, jangan biarkan dia lolos begitu saja meskipun keluarganya memberikan uang jaminan pada polisi,"

"Kamu tenang saja Kean, papi berjanji akan menghabisi seluruh keluarganya sampai tidak tersisa dan papi pastikan juga mereka tidak akan sanggup membayar uang jaminan itu. karena sebelum mereka melakukan itu papi pastikan mereka akan menjadi gelandangan,"

Khinanti hanya menggelengkan kepalanya saja melihat papi dan kakaknya menjadi kompak seperti ini. Yah mereka berdua akan kompak jika menyangkut masalah menghancurkan kehidupan orang lain, karena kakak dan papinya itu satu visi dan satu misi hanya dalam hal itu saja mereka akan terlihat seperti ayah dan anak, selain hal itu mereka akan seperti musuh jika sudah berbeda pendapat. Sedangkan kak Kayast terkesan bermain cantik jika mengurus perusahaannya.

*************************

Sudah lebih dari tiga minggu keadaan Kayast masih sama, dia masih koma. Memang masa kritisnya sudah lewat tapi dia tetap belum bangun dari tidur panjangnya, alat-alat medis itu pun masih tetap menempel ditubuh Kayast.

Papinya yang biasanya tidak pernah menetap disebuah negara lebih dari satu minggu itu pun masih tetap setia berada di New York menemaninya. Dan Kean pun sama dia pun masih setia disini bersama papinya. Menunggu keajaiban untuk Kayast, berharap bahwa suatu saat kayast akan bangun.

Hari ini masih tetap sama seperti tiga minggu yang lalu, kakaknya masih belum bangun dari tidur panjangnya, khinanti duduk disamping ranjang kakaknya, dia mengusap pipi kakaknya dengan lembut dan dia pun membisikkan kata-kata cinta ditelinga kakaknya berharap kakaknya akan bangun setelah mendengar kata cinta darinya. Tapi nihil hasilnya masih sama seperti sebelumnya hingga isakan kecil lolos dari bibirnya, dia menyuruh kakaknya untuk cepat bangun jika tidak Khinanti akan mencari lelaki yang lebih tampan dan lebih kaya darinya untuk dijadikan suami. Dia juga berjanji jika dia akan menuruti keinginan kakaknya itu untuk kembali ke Indonesia, apapun yang diperintahkan kakaknya dia akan menurutinya. Asalkan kakaknya itu bangun dari tidur panjangnya.

"Kakak, cepat bangun kak, Khinan kesepian kak tanpa kakak. Kakak tidak akan jauh dari khinan kan kak? Kakak sayang Khinan kan? Khinan yakin kalau kakak akan sembuh dan kita bisa sama-sama lagi kayak dulu. Khinan janji kalau Khinan akan nungguin kakak. Siapa yang akan mengurus perusahaan kakak kalau bukan kakak sendiri, karena Khinan yakin kalau kak Kean tidak akan mau mengurusnya karena itu bukan passion kak Kean kak. Terus siapa yang mau ngasih uang jajan buat Khinan kak? Kak Kay kan tahu kalau kak Kean itu perhitungan sama Khinan, jadi kalau Khinan ngabisin uangnya kak Kean pasti dia bakal marahin Khinan lagi. Ayo bangun kak? Khinan sayang sama kakak, Khinan janji kalau Khinan gak akan menangis lagi asalkan kak Kay bangun ya?" pintanya pada kakaknya yang masih terbaring lemah diranjang pesakitan itu.

*****

Hari ini tepat dua bulan kak Kay dirawat dirumah sakit dan masih dalam keadaan koma, tapi untungnya kakaknya itu sudah melewati masa kritisnya dan itu artinya kakaknya akan segera baikan. Tapi papi dan kak kean masih putus asa dengan keadaan Kay yang tak kunjung sadar dari komanya mekipun sudah melewati masa kritisnya.

"Kenapa hari ini cuacanya mendung yah? Ucap Khinanti pada dirinya sendiri. Hari ini sengaja dia datang lebih pagi untuk menemui kakaknya karena dia sangat-sangat merindukan kakaknya itu, sampai didepan kamar kakaknya itu Khinanti bingung dengan banyaknya dokter dan suster yang keluar masuk dari ruangan kakaknya dirawat. Dia melihat wajah papinya, kakaknya Kean dan paman Johan pias dan pucat sekali. Dia menghampiri mereka dan menanyakan apa yang sedang terjadi kenapa dokter-dokter itu panik padahal kakaknya kan sudah melewati masa kritisnya. Dia melihat kean meneteskan air mata dan papinya pun tertunduk sedih begitu pun paman Johan,orang kepercayaan papinya itu sampai menempelkan kepalanya ditembok. Akhirnya setelah sekian lama menunggu tanpa kepastian dokter itu pun keluar dengan wajah tertunduk lesu. Khinanti yang penasaran akhirnya menanyakan pada dokter itu apa yang terjadi dengan kakaknya.