Ramalan Crystalize's

133 9 3
                                    

🔮🔮🔮

Perempuan tua aneh itu tiba tiba saja datang ke rumahku. Wajahnya kumal. Sama seperti gelandangan yang sering ku temui di jembatan. Pakaiannya yang kumuh itu membuat ku bergidik melihatnya. Bayangkan saja ia memakai blus panjang dengan lengan gelembung diatasnya. Tak lupa juga dengan semua tambalan di bajunya. Begitupun rok panjang nya yang aku sendiri tak tau berwarna apa. Semuanya ditutupi tambalan tambalan berwarna warni. Ia juga memakai kalung kuning cerah yang menjuntai sampai dadanya. Sepertinya satu set dengan gelang dan antingnya. Menurutku warnanya sangatlah norak. Entah kenapa adik bungsuku Calista membawa ia masuk ke ruang tamu. Ia bahkan memberinya minum. Untung saja rumahku saat ini sepi. Lebih tepatnya mama dan papa ku sedang bekerja. Hanya ada kelima saudara perempuan ku. Anne, Juliet, Bianca, Roseline dan Calista. Perempuan itu duduk tepat sekali di sebelah kak anne. Satu yang kuperhatikan sedari tadi. Ia membawa bola kristal dengan diameter kira kira 10 sentimeter. Tiba tiba saja ia berkata sesuatu yang membuat kami semua bergeming.

"Kalian ingin diramal oleh ramalan crystalize's?" katanya sembari mengelap ujung bibirnya yang masih basah oleh air putih tadi.
"Ramalan crystalize's? Apa itu nek? Sepertinya aku baru mendengarnya" kata Bianca.
"Ramalan bola kristal ajaib ini" kata si nenek menyodorkan bola kristal itu.
Kami semua masih tak paham. Apalagi aku. Kulihat wajah calista berseri. Wajar jika ia masih kelas 1 SD. Jadi, ia butuh pengalaman baru bukan?
"Aku mau diramal nek!" seru calista.
Kami semua menatapnya. Si nenek pun menunjuk kakak tertuaku Anne. Kulihat ekspresinya. Ketakutan. Sekaan ia ingin diteror hantu yang gentayangan.
"Kamu!" seru si nenek.
"Hem..... Bintang bagus. Tahun ini peruntunganmu baik. Puncak hari yang kau tunggu akan tiba di pertengahan juli. Selamat. Karena kau telah memilih calon suami yang sempurna" katanya panjang lebar.
Ku telan ludahku kasar. Benar saja kak anne akan menikah pertengahan juli nanti. Kak orlando yang akan menjadi suaminya. Kening kak anne berkerut. Bagaimana nenek ini bisa tau?
Kemudian ia beralih pada kakak keduaku juliet. Yang ditunjuk hanya bisa pasrah.
"Kamu!"
"Sudah berbulan bulan lulus tapi belum dapat pekerjaan. Tenang saja, garis keberuntunganmu sedang membaik. Bulan depan kau akan mendapat pekerjaan di perusahaan besar"
Kak juliet melongo. Sepert orang yang linglung pada dirinya. Benar saja apa yang dikatakan nenek itu. Kak juliet berseri seketika. Artinya ia tak akan jadi pengangguran lagi bukan?
"Bener nih nek?" tanya kak juliet.
Si nenek hanya diam. Serius menatap kakak ketigaku bianca. Kak Bianca harap harap cemas. Takut ramalannya buruk.
"Belum pernah kulihat nasib seberuntung ini. Garis kaya. Seumur hidup kau akan ditakdirkan menjadi orang yang kaya raya, bergelimang oleh harta, selalu berkecukupan, dan kau akan mendapat jodoh yang sangat amat kaya..."
Kak bianca menghela nafas. Ia juga memegang dadanya dan mengelusnya pelan. Tibalah saat yang paling lu khawatirkan. Bagaimana tidak perempuan itu sekarang menatapku lekat lekat. Matanya yang coklat itu menatap lurus ke arahku. Aku hanya bisa diam sambil membalas tatapannya itu.
"Kau..... Naik.... Turun..... Lurus.... Dan putus.... Oh tidak! Bagaimana bisa? Ini tidak mungkin! Kau dilahirkan tanpa garis jodoh, nak. Kau ditakdirkan untuk menjadi perawan tua!"
Deg.
Kecemasan ku terbukti sekarang.
Pang! Kepalaku searasa dihantam beban seberat sepuluh ton. Tidak mungkin lebih. Bagiamana tidak. Semuanya menoleh kearahku. Bisa kulihat perempuan itu menatap adik ku roseline.
"Wah, bintang yang indah. Si jenius ini akan menjadi orang besar dan terkenal nantinya"
Kemudian yang terakhir, calista. Ia sudah tak sabar. Raut muka nya terlihat jelas. Bagi anak umur 6 tahun yang baru masuk SD ini hal yang menarik.
"Kebaikan akan menjagamu. Keberuntungan bersinar atasmu. Kerja keras bukanlah takdirmu. Hidup bahagia adalah nasibmu, nak!"
Bola kristal itu berhenti bersinar. Tak seperti tadi saat sedang diramal. Kulihat nenek itu menurunkan tangannya sambil berseru lantang.
"Demikianlah kata ramalan crystalize's. Ramalan yang paling benar di dunia ini. Tak pernah salah. Karenanya itulah ramalan kalian semua"
Sesaat perempuan itu pergi meninggalkan rumah kami tanpa berkata apa apa lagi. Kulihat wajah kak juliet dan kak bianca menatapku sambil tertawa terkikik. Sedangkan kak anne hanya bisa sedih melihat diriku yang mendapat ramalan buruk. Calista mencatat apa yang dikatakan si nenek barusan. Aku pun beranjak dari sana dan pergi meninggalkan mereka semua. Huft. Menyebalkan.

🔮🔮🔮

Vommentnya ya ! 😆

Ramalan Crystalize'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang