Ramalan yang gagal

19 8 0
                                    

Pagi ini dengan malas aku bangun dan segera bersiap seperti biasanya. Walaupun hatiku masih berat memikirkan hal kemarin. Apalagi aku akan bertemu dengan Kintan tiap harinya. Bagaimana aku bisa melupakan mereka berdua? Huh, menyebalkan.
Seperti biasanya aku datang kesiangan karena ulah Bianca. Seolah tak peduli aku langsung duduk ke tempatku. Melepas tas ku dan segera mengeluarkan ponsel ku. Ingin cepat sekali kelas ku ini cepat berakhir. Entah kenapa aku rasanya malas berada dekat dekat Kintan. Menjengkelkan bagiku.

                        🔮🔮🔮

Akhirnya bel surga itu berbunyi. Tepat sekali. Ini waktunya aku pulang ke rumah dan melampiaskan semuanya. Akhirnya aku terbebas dari deretan pertanyaan yang Kintan lontarkan sejak tadi, dan hanya aku balas dengan gumaman ku yang tak jelas. Biar saja begitu. Toh, aku sudah tak peduli dengannya. Apakah seorang pengkhianat pantas dianggap sahabat? Kurasa semua orang jika berada si posisi ku saat ini akan mengatakan hal yang serupa.
Aku bergegas pergi. Walaupun kakiku pendek tapi kusesuaikan jalanku agar cepat sedikit. Karena sedari tadi aku sadar bahwa Kintan mengekoriku. Memang nya hatiku akan cepat luluh hanya dengan kata 'MAAF'? Aku bukan tipe cewek seperti itu.
Benar saja, Kintan meneriaki nama ku sejak tadi. Untung saja sebentar lagi aku sampai di gerbang rumah. Rasanya kakiku pegal sekali karena jalan terlalu cepat. Tentu saja untuk menghindari hal yang tak ingin ku bayangkan. Bahkan aku muak menerimanya.
"Lisa! Lis! Dengerin gue dulu dong Lis!..." teriak Kintan dibelakangku.
"YA GUE DENGERIN LO KOK TAN! INI GUE LAGI CEPET CEPET MALES....!" bentak ku tak kalah nyaring nya.
Akhirnya sampai juga aku di istanaku. Syukurlah.
Ku buka gerbang berwarna hitam itu dengan cepat. Di kejauhan Kintan berlari teegopoh gopoh berusaha menyusulku yang tertinggal cukup jauh. Dasar bodoh. Mengapa ia seperti ini? Ah, aku tak peduli lagi. Ku percepat gerakan tanganku menarik gerbang itu dan kututup dengan cepat pula. Gembok yang masih menggantung di cantelan pagar, ku pasang dengan cepat. Biasanya aku bisa menghabiskan waktu 5 menit memasangnya tapi tidak dalam situasi genting seperti ini. Bagus bukan?

                      🔮🔮🔮

"Ah....."
Aku lega. Dengan cepat kulepas tas yang masih berada di punggungku dan melemparnya ke sembarang arah. Tentu saja aku sedang di kamarku sekarang. Aku menghempaskan tubuh ku ke atas kasur empuk. Begitu nyaman rasanya. Kulihat Kintan dari jendela kamarku. Benar dugaanku. Dia masih menunggu dibawah sana. Biarkan. Lupakan saja nanti dia akan pulang dengan sendirinya. Benar kan?
Aku segera mengganti pakaian ku dan turun ke bawah. Kulihat Roseline yang sedang membaca buku tebal. Ah, ya dia memang paling pintar diantara kami semua. Bahkan ia terkenal dengan julukan 'SI KUTU BUKU' dengan kacamata yang setia bertengger di sana. Tentu saja menambah poin plus bagi nya. Terlihat aneh sih. Tapi itulah adikku. Memang seperti biasanya rumahku sepi. Anne yang masih sibuk dengan Orlando, Juliet dan Bianca yang belum pulang dari sekolahnya. Hanya ada aku, Roseline dan sih kecil Calista. Aku mengambil jus jeruk yang pasti untuk menghilangkan dahaga ku sehabis lari yang cukup jauh. Tidak, tidak, mungkin sangat jauh. Ku dekati Roseline dengan hati hati. Karena jika terganggu ia akan sangat marah. Menyeramkan.
"Oi...." kataku.
"Ngapain sih Rose?"
"Eh.... Ngagetin aja sih kak!"
"Lagian siang bolong begini udah megang buku aja! Ngapain sih serius banget"
"Baca buku... Nambah pengetahuan lah..."
"Judulnya apaan tuh?"
"Emm.... Ada deh... Tentang apa aja boleh kan? Jadi terserah aku aja..." katanya.
Sial. Aku dikalahin sama anak kelas 2 SMP. Tapi tenang aja dia bakal kalah sama ancamanku kali ini.
"Oh.... Gue tau. Pasti lagi baca novel romance kan ya? Bilangin mama baru tau rasa lo.... Biar kapok sekalian!"
"E-eh enak aja. Ini buku The best sains tau. Bukannya novel. Kurang kerjaan banget hari ini masih baca novel!"
Tuh kan. Kata kata Roseline bikin aku sakit hati lagi. Jujur ya koleksi novel punyaku ada banyak banget dibanding buku pelajaran. Mungkin ini anak lagi berusaha nyindir kakaknya yang jarang baca buku pelajaran. Ampun deh, Roseline.
"Hehe...." aku hanya bisa pasrah.

                     🔮🔮🔮

"Kak.... Kak Lisa.... kak!" teriak Roseline di bawah.
Aku mencoba membuka mataku perlahan lahan. Masih jam 3. Kurasa satu jam yang lalu aku tertidur disini. Sebenarnya aku masih ngantuk, tapi karena teriakan melengking suara Roseline membangunkanku, terpaksa aku menghampiri anak itu.
"Apaan sih? Ganggu orang tidur aja deh!"
"Ini aku ada info penting tentang ramalan yang waktu itu kak!"
Seketika mataku yang tadinya lesu terbuka lebar. Kaget, deg-degan, takut bercampur adu padaku saat ini. Untung di rumah hanya ada aku Roseline dan Calista. Kalau tidak....
"Apa?"
"Sini dulu makanya...."
Aku terpaksa menghampirinya dan duduk berhadapan dengannya di sofa ruang tamu.
"Apaan?"
"Aku baru aja dapet info dari buku yang aku baca kak. Judulnya 'Ramalan Crsytalize's yang gagal'
"Trus?" tanyaku tak sabar.
"Jadi, menurut buku ini ramalan itu pernah gagal kak. Itu pernah dialami oleh orang inggris namanya 'Harry Puth'. Jadi, menurut buku ini, ramalan itu pernah gagal sama dia. Dulu ada seorang peramal juga yang ngeramal dia, bakal jadi gelandangan selamanya dan hidupnya bakal berakhir tragis. Tapi, Harry gak pernah menyerah dan percaya sama perkataan sih peramal tadi itu. Sampai suatu saat nasib nya berubah drastis kak. Dia justru malah jadi orang hebat di Inggris dan jadi pengusaha yang kaya raya. Itu semua berkat dirinya sendiri yang masuk berusaha!" jelas Roseline.
Glek.
Aku menekan ludahku kasar. Entah, aku merasa tak yakin lagi dengan ramalan itu. Apalagi semenjak Aldi menolak ku. Huh, sakit rasanya.
"Jadi, maksudnya aku harus apa sih?" yang aku yang setengah bingung.
"Ampun kak Lisa! Jadi, kakak jangan mudah percaya sama ramalan itu. Trus kakak harus bisa yakin kalau nasib kakak bisa berubah dengan usaha kakak sendiri. Nih, aku punya beberapa cara mengubah diri kita menjadi pribadi yang lebih baik mencapai masa depan yang baik! Kakak baca ya!" setelah itu dia melongos masuk ke kamarnya.
"Buku nya.... Tebel banget....."

                      🔮🔮🔮

Tak biasanya aku senang membaca buku seperti ini. Paling hanya novel percintaan yang sering kubaca. Bukan buku tebal milik Roseline terutama. Tapi, karena omongan Rose, aku jadi membaca buku itu. Halaman demi halaman kupelajari. Sampai aku harus mengatakan 'AKU YAKIN GAK AKAN JADI PERAWAN TUA' setiap detiknya.
Entah sudah berapa kalimat kuucapkan hingga akhirnya aku terlelap dan memikirkan hal hal yang indah di alam mimpiku. Ingat! Ini hanya mimpi! Jangan mudah terpengaruh.

    🔮🔮🔮

Vommentnya ya! 😅

Ramalan Crystalize'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang