Siapa Pengirimnya?

17 6 0
                                    

Aku terenyak ketika mendengar ucapan Roseline.
"Kak, nanti sore Fachri sama temennya main ke sini gak papa kan? "
Bagaimana tidak? Aku selalu saja dibuat repot dengannya. Yah, walaupun tak seberapa juga sih. Berhubung mama sedang tidak ada di rumah, jadi aku masih bisa mengatasinya.
Aku memilih baju yang cocok kupakai untuk pergi ke toko buku. Hari ini Kintan dan Aldi mengajak ku pergi ke toko buku. Aku hanya bisa mengangguk pasrah. Terlebih, saat mereka menawarkan ku pergi ke kedai es krim nya. Tentu saja ajakan yang tak bisa ku tolak lagi. Aku memilih pakaian sederhana dengan T-shirt lengan reglan biru muda dan putih beserta celana panjang hitam berenda putih. Praktis dan sesuai dengan selera ku.

🔮🔮🔮

"Kak, jangan lama lama. Nanti, aku sendirian" pinta Roseline.
Aku sudah siap dengan tas kecil berwarna putih dan flat shoes biru. Hanya saja, permintaan Rose membuat gerakan ku melamban.
"Iya bawel. Nanti kakak gak akan lama lama. Mereka kesini satu jam lagi kan? "
Roseline mengangguk cepat. Aku tersenyum simpul.
"Berangkat dulu ya! "

🔮🔮🔮

"Eh, mau es krim apa? " tanya Kintan.
Aku mengerjap.
"Biasa. Vanilla choco aja"
"Aku chocogrand aja ya" tambah Aldi.
Kintan mengangguk dan segera memesan. Aku mendongak menatap Aldi. Mata kami bertemu. Aku hanya bisa menghembuskan nafas dalam lalu menunduk kembali.
"Ck, lo ada masalah Lis? " tanya nya.
"Um, gimana ya.. Tapi, gue masih ragu sama ramalan itu" timpalku.
Tertawa. Reaksi Aldi pada ucapan ku barusan. Oh, apa ada kesalahan dengan ucapanku? Katakan tidak.
"Gue takjub sama lo. Ramalan itu cuman nakutin lo aja. Rose, nyuruh lo optimis kan? Kalo lo pesimis gue yakin tuh ramaln bakalan bener"
Jleb. Rasanya sakit. Tapi, mendengar saran Aldi, aku sedikir tersenyum. Dan sekilas aku melirik jam tangan ku. Pas. Waktunya sebentar lagi.
"Nih"
Kintan menyodorkan es krim favoritku. Aku memeriksa novel yang tadi sengaja ku beli karena edisi best seller. Semuanya lengkap. Aku segera menghabiskan es krim di cup yang penuh hiasan manis itu. Setelah selesai aku akan pulang dengan senang.

🔮🔮🔮

"Rose... "
Aku mengerjap tak percaya. Sekali lagi, pasalnya teman teman Rose sudah tiba lebih dulu daripada diriku. Tidak, lebih tepatnya pacar Rose dan sahabat karibnya, maybe. Aku menelan ludah. Mengingat di rumah sedang sepi, karena yang lain berkunjung ke rumah kak Anne. Aku merutuki diriku sendiri, kenapa aku tidak ikut ajakan Calista semalam. Huh, menyebalkan. Terpaksa aku langsung pergi ke kamar dengan novel yang masih di tangan kananku.
"Kak. Gak usah masuk, disini aja temenin aku. Ini Fachri sama sahabatnya kak"
Aku melongo tak percaya.
"I-iya. Anu, saya Lisa kakak nya Roseline"
Akhirnya aku memberanikan diri menjabat tangan keduanya.
Deg. Sahabat Fachri sangat tampan. Ia menatapku. Tatapan itu...
"Kita udah kenalan waktu itu" sergah nya.
Blushing. Sepertinya aku dibuat malu dengan ucapan Jungkook kembar ini. Oh, tidak. Apa kabar dengan jantungku?
"Eum, ya. Ki-kita udah pernah kenalan. Fawwaz kan? " tanyaku memastikan.
Ia tertawa. Lalu, mulailah momen awkward diantara kami. Roseline dan Fachri pergi ke taman belakang. Ya, mereka mungkin tak mau dinganggu. Aku berulang kali menelan ludah dengan susah payah. Oya, kegugupanku berada di depan Fawwaz belum bisa hilang. Pembicaraan kami sedari tadi hanya mengobrol tentang pelajaran. Berhubung, aku dan dia sama sama kelas X. Hanya saja, kami beda sekolah. Amat disayangkan.

🔮🔮🔮

"Haha.. Lo lucu sumpah"
Aku terkikik mendengar lelucon nya.
"Ternyata lo manis juga kalau ketawa"
Apa? Dia membuat rona merah di pipiku. Awww, baru kali ini aku merasa hangat di sekujur tubuhku. Apa dia baru saja mengatakan hal jujur?
"Lo suka pelajaran apa? "
Bagus, dia sudah mengubah topik pembicaraan nya.
"Suka bahasa inggris. Gak tau gue seneng aja. Yah, walaupun jurusan gue IPA" timpalku.
Sesekali aku menyeruput es lemon yang sudah agak dingin.
"Lo suka banget sama mawar kan? "
Kenapa tiba tiba dia bertanya hal itu? Aku jadi mengingat perihal yang satu ini. Siapa pengirim mawar yang selalu tertera nama ku dengan rapih disana?
"Sebenernya sih kurang suka bunga. Lebih suka es krim. Tapi, fine aja kalau ada yang kasih"
Aku menimbang nimbang perkataan ku tadi.
"Kalau lo sendiri suka pelajaran apa? " tanyaku sebisa mungkin.
"Gue suka IPA. Semuanya"
"Kalau gitu, lo mau bantuin gue kalau ada pr yang susah dong? Mau ya? " tanyaku.
Aku memasang muka memelas dan terimut yang pernah kuberikan. Satu, aku tau ini menjijikan. Dua, ini demi nilai IPA ku. Tiga, aku ingin mengenal lebih jauh dirinya.
"Oke. Gak masalah"
Yes.

🔮🔮🔮

Minggu pagi ini membuat diriku malas pergi kemana pun. Roseline sering mengajak Fawwaz berkunjung ke rumah. Tapi, aku beluk pernah memberitahu pada mama. Aku takut mama justru marah padaku. Aku masih terdiam di kasur empuk. Melirik ke arah jam dinding. Masih terlalu pagi untuk beraktivitas. Lagipula, siang ini aku ada janji bertemu Fawwaz di kedai es krim. Bahkan, aku belum sempat memberitahu Kintan dan Aldi tentangnya. Mungkin, aku akan mengenalkannya pada mereka. Hanya menunggu momen yang pas saja.
Ponselku berdering. Aku mendongak, dan mengambilnya di atas nakas. Pesan masuk.

"Hai. Udah bangun? "

Aku terlonjak kaget. Siapa yang mengirimku pesan?

"Ini siapa? "

Send.

Tak lama ponselku berdering lagi.

"Fawwaz Aragio"

Aku tersadar bahwa sedari tadi aku tersenyum sumringah.

"Gue gak sabar ketemu sama lo"

🔮🔮🔮

"Kak, ini ada mawar lagi buat kakak"
Aku sedang merias diri di cermin. Tiba tiba saja Roseline tanpa mengetuk pintu kamarku melongos masuk ke dalam. Aku berdecak kesal. Kenapa orang itu selalu menerorki dengan banyak buket bunga setiap saat? Siapa pengirimnya?

🔮🔮🔮

Vommentnya ya!  😅
Ps : Click ☆

Ramalan Crystalize'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang