Sahabat dan Sakit Hati

33 6 0
                                    

Hati hati typo 😂
Happy Reading

Benar Expectation tak seindah Realita. Buktinya saja harapan ku menjadi pacar Aldi justru ambruk ditengah jalan. Kesalahan ku adalah menyukainya yang jelas jelas tak pernah melirik ku. Sedetik pun. Ucapan Aldi kemarin membuat rahang ku mengeras. Apalagi mendengar bahwa ia menyukai sahabatku dari SD Kintan. Dengan perasaan lesu aku pergi ke sekolah. Berharap hari ini aku bisa melupakan kejadian kemarin. Malu rasanya tapi mau gimana lagi. Untung saja tak ada yang melihat aksi ku bertemu Top One Handsome Boy itu. Tapi tak lagi bagiku. Cih.

🔮🔮🔮

"Pagi lis!" sapa Kintan yang sedang membaca novel Tere Liye ~ Daun yang jatuh tak pernah membenci angin.
"Pagi..! Jawab ku lemas.
Ku taruh tas biru ku diatas meja. Lalu ku keluarkan ponsel ku yang ada di kantung baju seragamku. Banyak notifikasi. Tapi, aku enggan melihatnya. Kusimpan lagi di tempat semuanya. Lalu kulihat Kintan yang masih serius dengan Novel di tangannya.
"Eh, gimana kemarin? Lo kok gak nelpon gue sih? Gue kan jadi khawatir!" pekiknya sambil menutup lembaran novel itu.
"Eh-eh itu.... Biasa aja kok!" balasku sambil menatap ke arah lain.
"Lo kenapa Lis? Ada yang lo sembunyiin kan dari gue?"
"E-enggak kok. Pikiran lo aja kali!"
"Trus kenapa lo buang muka gitu? Lo marah ya sama gue? Ada apa sih?"
Belum sempat aku menjawab Bu Ellia datang ke kelas. Anak anak yang tadinya ramai mendadak jadi hening. Dipimpin oleh ketua kelas kami semua berdoa. Mencoba fokus pada pelajaran Bahasa Inggris kali ini namun tetap saja tak bisa. Aku masih memikirkan Aldi dan Kintan. Marah bisa saja. Tapi aku enggan.

🔮🔮🔮

Ku rapikan buku buku yang tadi kupakai belajar. Tempat pensil dan yang lainnya ku masukan ke tas dan bersiap melangkah keluar kelas. Sebelumnya aku melihat Aldi berjalan melewati depan kelas ku bersama temannya. Tadinya kupikir dia melihat ke arah ku tapi mengingat pembicaraan kami kemarin bahwa Aldi sering melihat Kintan bukannya aku, aku jadi tak terlalu shock. Kulihat wajah Kintan yang membalas tatapan Aldi. Dan mata mereka saling menatap. Kemarahanku diujung pembatas. Tapi tak mungkin aku keluarkan di saat seperti ini. Segera aku melangkah keluar kelas dan dilanjutkan teriakan Kintan di belakangku. Di ambang pintu aku menatap Aldi sekilas yang juga menatapku dengan rasa curiga. Aku membuang muka dan fokus pada jalanan. Tak perduli teriakan Kintan yang mengekor di belakang.
"Eh, Lisa tunggu in gue woiii! Gue belom beres nih!"

🔮🔮🔮

Di sepanjang perjalan kuhabiskan waktu dengan diam. Begitupun Kintan. Tak lama ia membuka mulut dan memulai pembicaraan.
"Lis... Tadi lo belom jawab pertanyaan gue pas di kelas! Lo kenapa sih? Lo marah ya sama gue? Apa salah gue sih Lis?" tanya nya.
Aku diam.
"Kemarin gue nemuin dia di kelasnya!" kataku singkat.
"Trus gimana?"
Terpaksa aku menceritakan semuanya pada Kintan.
"Gue bilang terus terang intinya ke dia"
"Dia bilang apa?"
".... Dia gak suka sama gue!"
Kintan terdiam. Ia mengelus punggungku. Mencoba menenangkanku yang ingin menangis di tengah jalan itu. Jujur saja aku antara bingung dan marah. Bingung karena harus berbuat apa dan marah pada Kintan.
"Dan lo mau tau apa katanya?" kataku dengan nada serius.
Kintan menaikkan alisnya.
"Dia bilang kalau..... Kalau dia suka nya sama orang lain bukan gue!" kataku.
"Hah? Demi apa lo?"
"Iya, tan. Gue beneran. Gua kaget denger nya!"
Sekarang bagaimana aku menjelaskan nya pada Kintan. Bahwa Aldi menyukainya. Gak mungkin kan kalau aku gak kasih tau ke dia? Sedangkan ini yang selalu menjadi beban pikiranku.
"Trus lo tau gak ceweknya siapa?"
"Errrrr.... Ceweknya tuh.... Lo!"
Kintan membulatkan matanya. Kaget tentunya. Tapi kulihat ia menjadi salah tingkah. Kemudian ia menatapku.
"G-gue.... Tenang aka Lis! Gue gak suka sama cowok otak udang kayak dia!"
Katanya mencoba menghiburku.
Bagus. Ia sepertinya tak menyukai Aldi. Keraguanku meleset. Tapi dari gaya bicaranya ia gugup. Apa Kintan?....
"Ck, otak udang?"
"Iya. Dia otak udang lis! Udahlah abaikan aja. Masih banyak cowok lain di dunia ini ya kan?"
Aku tertawa saat ia mengatakan Aldi Otak Udang. Haha. Tapi aku masih saja menyimpan rasa sakit ini di dalam sini. Hatiku. Tapi tak tau harus aku lampiaskan pada siapa. Huft. Bingung.

🔮🔮🔮

Vommentnya ya! 😅

Ramalan Crystalize'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang