Mawar Misterius

25 4 0
                                    

"Pagi... " sapaku ramah pada semuanya.
Um, maksudku pada semua keluargaku yang lengkap tentunya. Aku melirik ke arah Juliet—masih sama dengan rambut yang ia biarkan menjuntai ke bawah, Bianca—dengan roti bakar di mulutnya, Roseline—meminum susu kesukaannya, mama—sibuk mengolesi selai pada roti papa, papa—sibuk membaca dan mengecek laporan kantornya, maybe. Aku segera duduk dan mengambil potongan roti bakar. Ya, susu sudah ku minum sampai habis. Kak Anne sudah tidak tinggal bersama kami lagi. Kapan kapan mungkin, aku bisa berkunjung ke rumah kak Anne. Ya, itu rencana ku ke depannya. Aku segera bangkit dan melirik jam tanganku sekilas. Pas. Jam enam kurang lima belas menit. Aku segera pamit dan berangkat meninggalkan saudara ku yang masih meneguk susu terakhir mereka.

🔮🔮🔮

"Mawar? Punya siapa? " aku bertanya tanya pada diriku sendiri. Kintan belum datang. Padahal, sebentar lagi bel masuk dibunyikan. Hah, aku bernapas lega karena hari ini tidak ada pertengkaran antara aku dengan Juliet atau Bianca. Mungkin, mereka sudah mulai melupakan masalah ramalan itu. Maybe. Aku menatap ke arah loker yang tertera nama ku 'ALISA BRENDETZ' . Aku menatap arah
sekitar. Takutnya, ada siswi lain yang melihat mawar ini. Lebih tepatnya, sebuket bunga mawar di tangan kananku. Ha.
"Gue simpen aja lagi. Paling- paling ntar ada yang ngaku"
Aku menutup pintu loker dan beranjak pergi tanpa menguncinya.

🔮🔮🔮

Bel istirahat berbunyi. Kali ini, aku dan Kintan yang pergi ke kelas Aldi. Hari ini, kelas Aldi agak telat bubar. Maklum, pelajaran Biologi ada ulangan dadakan.
"Gimana tadi? " tanyaku basa basi pada Aldi.
Mukanya tersenyum puas.
"Gue rasa lo udah bisa nebak" sergah nya.
Ah, ya. Aku sudah bisa melihat dari mimik wajah nya. Dia kan top one in this school—I mean.
"Mau makan apa? " tanyaku lagi lagi pada mereka.
Kintan melirik ku dan Aldi.
"Gue pengen mie ayam bang Yamin aja deh. Kamu apa? " tanya Kintan pada Aldi.
Oke. Pertanyaan ku diacuhkan. Kembali pada realita.
"Gue pengen bakso nya" timpalku.
Aldi hanya terkekeh melihat muka masamku.
"Berhubung Lisa lagi badmood hari ini, gue yang traktir sahabat sama pacar gue! "
Yes. Uang jajanku bisa ditabung. Ha. Tidak cuma cuma ternyata berakting marah seperti ini.
"Aku sama Aldi pesen makanan, lo cari tempat ya Lis"
Kintan dan Aldi mulai menjauh.
Aku memilih tempat di dekat lapangan lagi. Entah mengapa sepertinya itu adalah bascam kami ber-tiga. Entah mengapa aku nyaman.
"Disini... " aku melambaikan tangan pada Kintan dan Aldi.
Mereka menurut, dan berjalan ke arah ku.
Ya, mungkin tidak terlalu buruk jika kali ini aku memulai topik pembicaraan lebih dulu.
"Oke. Gue mau cerita kali ini"
Raut wajah Kintan dan Aldi serius menatapku.
"B aja dong. Kayak gue gak pernah curhat aja! " sergah ku cepat sebelum mereka berpikir macam macam.
"Gue tadi pagi, dapet buket mawar di loker" ucapku santai  sambil memasukkan satu bakso kecil ke dalam mulutku.
Kintan dan Aldi spontan tersedak. Mengambil es teh manis dan menyeruputnya cepat.
"Lo serius? " tanya Kintan cepat sembari menepuk nepuk dadanya akibat insiden tadi.
"Kalo gue bohong, gak mungkin gue cerita ke kalian" aku menuangkan satu sendok sambal yang memang sudah disediakan di tiap meja kantin.
"Gila lo Lis! Siapa yang ngasih nya? " sekarang justru Aldi yang bertanya sambil menyuapkan mie ayam ke dalam mulutnya.
"Nah, itu yang masih gue tanya tanya. Masalahnya, kalian berdua kan tau gue gak punya penggemar rahasia"
Mereka terdiam. Lalu saling pandang. Oh, tidak. Sepertinya mereka merencanakan sesuatu. Hal aneh apalagi kali ini? Semoga tak buruk daripada yang kemarin kemarin.
"Ntar kita bakal cari tau siapa secret admirer lo itu! Selo aja Lis"

🔮🔮🔮

"Bentaran" aku buru buru memasukkan sisa sisa buku yang ada di atas meja. Kintan dan Aldi mengajak ku pulang bersama. Apa karena insiden tadi siang? Entahlah.
"Yuk. Kita naik bus kota aja ya. Gue lagi gak bawa motor soalnya" kata Aldi.
"Lagian kalo lo bawa motor, gue bakal nyempil di tengah gitu? Gial aja lo! Ngeboti... "
Kintan tertawa begitupun Aldi. Aku memang paling sering membuat candaan diantara yang lainnya. Terkadang kurang masuk akal atau bahkan garing sama sekali. Sumpah, itu memalukan.
"Yuk ah. Ntar, keburu sore. Gue ada les ntar jam empat" sergah Kintan.
Akhirnya, kami ber-tiga berjalan menuju halte bus. Agak jauh memang.

🔮🔮🔮

"Gue masih kepikiran sama buket ini" kataku.
Aku memang sengaja membawa buket mawar ini ke rumah. Tidak, juga sih. Sebenarnya, ini karena paksaan Kintan dan Aldi.
Mereka bilang 'Pokonya lo harus bawa ini bunga. Kasihan tuh seceret Admirer lo, beli bunga mahal mahal trus lo mau buang gitu aja. Gak tega hatian lo orangnya! '
"Tunggu aja sampe nanti bakal keungkap siapa dia! "
"Eh, tapi gue ribet nih bawa mawarnya. Buat lo aja deh nih" aku menyodorkan buket itu pada Kintan. Aldi menepis nya.
"Eh? " aku mengerjap.
"Lo tau kan gue pacar nya Kintan. Dan Kintan gak boleh nerima pemberian dari cowok lain selain g-u-e! "
Apa? Baru kali ini sisi Aldi yang real keluar. Pipi Kintan bersemu merah diiringi senyum malu malunya.
"Oke. Tapi, jangan salahin gue kalau ntar di jalan bakal gue buang! "
"KINTAN!!! "
Fix. Aku gak tahan dengan couple yang satu ini.

🔮🔮🔮

Vommentnya ya 😅
Ps : Click ☆
Support aku selalu ya!

Ramalan Crystalize'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang