Ide Gila Lisa

56 6 1
                                    

Hati hati typo 😂

Pagi pagi sekali aku bangun. Alasannya karena jika terlambat maka aku akan kena omel Bianca lagi. Belum lagi kejadian semalam. Huh,buatku tambah pusing memikirkan nya.
Setiba nya di kelas ku, tampak sahabat ku Kintan. Wajahnya yang imut dengan rambut panjang sebahu dihias pita merah selalu dibelakang nya membuat dia tampil cantik. Aku takjub padanya. Banyak orang bertanya mengapa aku bisa bersahabat dengannya? Aku juga tak tau.
"Hai Lis!" sapa Kintan.
"Hai..."
"Lah lo kenapa lemes gitu? Belum sarapan ya?"
"Enggak. Gue udah sarapan kok tadi. Udahlah abaikan aja"
"Ada masalah sama Bianca lagi?"
Benar saja. Kami sudah bersahabat dari kelas 3 SD. Jadi, kami sudah tau masalah satu sama lain. Apalagi aku sering curhat tentang Bianca padanya.
"Ya gitu deh"
"Ada apa sih? Cerita dong"
"Kemarin tuh ada peramal datent ke rumah gue"
"Lah trus?"
"Masalahnya gue diramal bakalan jadi perawan tua. Dan saudara saudara gue ngatain gue mulu tiap hari. Apalagi Bianca sama Juliet"
Kintan hanya diam. Diam seribu bahasa. Sudah kuduga ia akan menilai ku sama.
"Trus lo mau percaya gitu aja sama tuh peramal?"
"Ya abis semuanya bilang itu beneran tan"
"Lo tuh jangan gampang percaya gitu aja Lis. Lagian belum tentu kan tuh ramalan bener"
"Kata nyokap gue sih gitu. Tapi ya udahlah liat aja nanti kedepannya"
"Trus lo kenapa masih marah sama Bianca?"
Gak mungkin jika aku melewatkan yang satu ini. Karena ini adalah inti dari cerita ku. Baiklah aku coba mengatakannya.
"Bianca bilang kalau gue tuh paling jelek diantara yang lain. Makanya gue gak ada yang suka"
"Hah? Dia bilang gitu ke lo?"
Aku menggangguk.
"Menurut lo gue jelek gak sih tan?"
"Mmmmmm..... Kalau menurut gue lo tuh pinter sama rajin. Cantik juga lumayan sih"
Tuh kan Kintan aja sebut cantik belakangan pake kata "LUMAYAN" apa bener gue tuh sejelek itu?
"Emang gue sejelek itu ya sampe lo sebut cantiknya belakangan?"
"Haha lo. Gue cuman bercanda aja kali. Lagian lo kenapa sih tiba tiba nanya begituan?"
"Jujur aja nih ya tan. Umur gue udah genap enam belas tahun. Dan gue belum pernah pacaran sama sekali. Dulu pas Bianca umur segini udah 5 kali ganti pacar!"
"Trus lo mau nya gimana? Mungkin belum saatnya kali Lis"
"Ya tapi kan gue tuh..."
"Lo tuh harusnya bersyukur gak pacaran bisa konsen belajar. Lagipula kan gak penting kali pacaran. Gue aja yang umurnya sama kayak lo gak mau tuh pacaran" sambar Kintan.
"Bukannya gak mau tapi lo nya aja yang gak suka sama mereka"
Seketika pipi Kintan merah.
"Lagian nih ya lo tuh tinggal milih aja deretan cowok yang mau jadi pacar lo dari taun lalu. Nah gue?"
"Tapi mereka bukan tipe gue Lis"
Enak banget ya jadi Kintan. Nasibnya menolak bukannya ditolak cowok. Yah, walaupun aku belum pernah nembak cowok tapi dari tingkah laku cowonya aja udah kasih kode kalau dia gak suka sama aku. Pffftt.
Tiba tiba orang yang kusuka lewat di depan kelas. Aldi. Top five cowok cool di sekolah ku. Memang saingan ku banyak banget. Bahkan Aldi adalah Top one Handsome Boy. Dia lewat sambil mengusap rambutnya yang basah oleh gel. Tak lupa membawa tas ransel hitam mulus nya di punggung. Dan hal yang paling mengejutkan adalah dia melihat ke arahku. Mata kami bertemu satu sama lain. Jantungku serasa mau copot. Tak lama aku mengelos begitupun Aldi.

🔮🔮🔮

"Tan, lo liat kan tadi?"
"Apa?"
Nih anak minta dipecut kayaknya.
"Oh. Aldi?"
"Ya siapa lagi emangnya. Tadi gue di tatap dia tan. Sumpah gue baper parah. Ganteng banget sih dia"
"Lo tuh ya Lis semua cowok yang lo suka dibilang ganteng. Dulu Adrian lo bilang ganteng banget. Trus Syahrul lo bilang gak ada tandingannya. Dan terakhir Bobby yang lo bilang paling ganteng dari semua cowok yang lo suka. Mau lo apa sih Lis? Bokis banget lo jadi cewek..."
"Yeeee... Lo gak bisa apa ya kali kali bikin sahabat lo bahagia gitu"
"Bukannya gitu. Lo tuh udah sering ngomong yang sama tau"
"Oya, menurut lo kira kira Aldi suka juga gak ya sama gue?"
"Entahlah. Gue kan bukan peramal yang bisa meramal dia Lis"
"Iya juga sih ya. Tapi kalau gue lihat sih dia suka sama gue tan"
"Kalau menurut gue sih iya juga. Soalnya gue lihat matanya itu tiap ketemu lo bersinar mulu"
"Haha bisa aja lo"
Kringggg.
Bel masuk berbunyi. Padahal kelas masih belum cukup ramai. Mungkin macet sehingga banyak yang belum datang. Aku belajar seperti biasanya dan menunggu bel istirahat berbunyi.

🔮🔮🔮

Jam tangan ku menunjukan pukul 10 sekarang. Waktunya istirahat. Aku sengaja tak jajan hari ini karena sedang malas keluar. Kulihat Kintan mengeluarkan kotak bekalnya.
"Lis, lo gak jajan?"
"Ehm. Enggak ah mager gue"
"Aelah tadi pas lagi kbm lo minta cepet cepet istirahat. Gimana sih lo!"
"Hehe..."
Aku memikirkan sesuatu yang belum pernah kupikirkan sebelumnya. Aku akan menembak Aldi. Ya walaupun agak aneh kedengarannya. Biasanya cowok yang nembak tapi kali ini malah sebaliknya. Gak perlu langsung bicara kan kalau untuk cewek. Bisa melalui media lain. Kayak buat surat cinta. Akhirnya kuputuskan untuk membuatnya. Ya, tapi tak sekarang. Mungkin besok.

                      🔮🔮🔮

Malam ini aku berniat tidur larut malam. Aku melihat situasi kamar saat ini dulu. Syukurlah kedua kakakku Binaca dan Juliet terlelap dalam tidurnya. Jadi tak akan ada lagi yang menggangguku. Aku merobek kertas bagian tengah buku catatan ku. Tak lupa pena berwarna hitam yang ku jadikan peran utama membuat surat cinta ini.

20 menit...
45 menit....
1 jam 15 detik berlalu...

Tadi saat di kelas aku sudah memikirkannya matang matang. Tapi sekarang justru sebaliknya. Aku sudah merobek 5 kertas ku dan kubuang ke tempat sampah. Kebanyakan kalimatnya terlalu alay, lebay, bahkan aku sendiri jijik membacanya.
Akhirnya aku membuat kata yang singkat namun mudah dipahami.

To : Aldi.
From : Lisa ( Kelas X E )

Gue tau lo bakal kaget baca surat ini. Tapi jujur gue udah suka sama lo pas pertama kali gue liat lo. Gue harap lo bisa tau perasaan gue ini.

Singkat kan? Resikonya juga gak akan terlalu besar. Dan kenapa aku tulis pake nama kelas? Yup, karena nama Lisa di sekolah ini banyak guys. Bisa aja ntar Aldi malah salah sangka lagi. Kan beda ceritanya ntar.

Aku melipat rapih kertas itu dan memasukan nya ke amplop. Tak lupa ku sisipkan ke buku paket IPA agar tak mudah rusak. Seperti menaruh berlian saja yang takut kehilangan. Setelah itu aku memejamkan mata. Berharap besok adalah hari yang baik bagiku.

                       🔮🔮🔮

Vommentnya ya! 😅

Ramalan Crystalize'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang