Bergumam

25 6 0
                                    

"Kak Lisa! " panggil Calista dari dalam kamar.
"Hah?  Apaan dek?" tanyaku padanya.
Kubuka pintu kamarnya yang setengah tertutup itu.  Kulihat ia sedang sibuk menulis diary kecil miliknya.  Diary nya berwarna pink soft dengan tutul tutul hitam di covernya.
"Paan? " tanyaku mengulang.
"Ummm... Ini kak,  kalau tiga ditambah empat itu gimana sih?  Kok bisa jadi tujuh? "
Aku menghela napas.  Kulirik Calista dengan raut bingung.  Kuajarkan teknik menghitung cepat diluar kepala padanya.  Nyaris tak paham.  Aku mengulangnya hingga ia paham.  Akhirnya,  ia menggangguk.  Segera saja aku keluar.  Namun,  perhatian ku justru melekat pada diary miliknya.  Itu hadiah yang diberikan Kak Juliet untuknya.  Apa sih yang anak SD keluhkan di buku itu?  Aku bergumam sesaat.  Pergi meninggalkan Calista dengan Pr matematikanya.

🔮🔮🔮

Aku mendongak ketika melihat Roseline berdiri di tangga.  Ia memanggilku.  Tiga kali.  Aku bahkan baru mendengarnya.
"Apaan lagi sih?  Gak tau apa kalau kakaknya lagi badmood! " omelku.
"Kak,  sini cepet! Aku punya trik baru lagi nih kak... "
Dari tingkahnya saja aku sudah bisa menebak.  Pasti ramalan itu lagi.  Sial.  Aku bergumam lagi dalam hati.  Entah kenapa hari ini aku banyak sekali bergumam. 
Aku berjalan pelan menuju Rose di tangga. 
"Apa?" tanyaku.
Dia meneruskan kalimatnya.
"Eh,  kak Lisa udah coba coba trik yang waktu itu pernah ku kasih tau kan?  Bukunya masih disimpen kan kak? " tanyanya.
Aku mengerutkan dahiku.  Tunggu sebentar.  Sepertinya buku tebal milik Rose ada di tumpukan buku buku lamaku.  Aku malas membacanya.  Paling paling, hanya bagian bagian yang kuanggap sebagai point pentingnya saja.
"Iya.  Lagipula gak tau ada dimana.  Eh,  ada di kamar deh kayaknya.  Eh,  salah ada di lemari ding..  Eh... "
Aku mencoba mengingat ingat.
"Iya deh kayaknya... "
"Kak,  gak boong kan?  Itu buku mahal loh kak? " tanya Roseline lagi.
Ya,  aku tau.  Roseline selalu membeli buku buku langsung di toko buku ternama.  Bukan di tukang loak atau toko buku bekas.
"Iya iya.  Ntar dicari lagi.  Emang kenapa sih? "
"Kak,  bentar.  Aku mau bilang ke kakak, kalau ramalan 'Harry Puth' itu nyata kak.  Aku udah pernah bilang sih kak,  tapi menurut ensiklopedia, ternyata itu banyak motif yang beda beda kak.  Solusinya,  kakak harus sering sering berpikir positif dan bergumam yang baik baik"
Aku menyela.
"Tapi,  kalau lupa? "
Roseline mengetuk dahinya.
"Itu sih gampang! Kakak gak usah pikir ke depannya.  Pokoknya kakak harus rajin aja bergumam.
Aku bingung.  Jujur saja,  hingga saat ini aku tak tau apa itu artinya?  Bergumam?  Apa aku harus selalu bergumam setiap saat?  Dimanapun aku berada?  Sumpah,  gak banget deh. Tapi,  bukannya daritadi aku sedang bergumam? Barangkali,  inilah yang dimaksud Roseline.
"Kak... Kok bengong? "
Aku mengerjap. Menggangguk tanda mengerti.
"Ya.  Udah, paham kok.  Udah,  ah mau pergi dulu! "
Aku bergegas menaiki tangga.  Dibelakang,  Roseline menatap kepergianku. Setelah itu,  ia melanjutkan Tugas Fisika nya.
Aku menghela napas.  Menetralkan detak jantungku.  Melirik ke arah jam dinding.
"Oke.  Jam tiga.  Gue pergi"
Aku melihat koleksi pakaian di lemari kayu itu.  Banyak.  Tapi,  sudah terlalu mainstream.
Aku mengambil t-shirt putih dengan blezer abu abu dan juga celana panjang hitam.  Tak lupa aku akan memakai topi dan sepatu nike koleksi favoritku.  Simpel tapi berkesan. 

🔮🔮🔮

Aku pergi dengan menaiki bus kota.  Diiringi suara bising angkutan kota.  Wajar bukan, ini perkotaan.  Bukan pedesaan.
Akhirnya aku tiba di taman kota. Aku mencari bangku kosong di dekat Cafetaria.  Dapat.  Tempatnya cukup strategis.  Lumayan dekat dengan perpustakaan umum. Sore ini aku sengaja mengerjakan tugas ilmiah ku diluar rumah.  Kenapa?  Sudah pasti karena nanti Roseline akan mencoba memberitahuku panjang lebar tentang semua yang ia tahu.  Dan, itu butuh waktu yang sangat lama.  Kuhempaskan tas ku di meja.  Dan memesan coklat panas.  Ku buka buku catatan dan laptop milikku.  Mengetik jawaban disana dan sampai siap untuk di print out.
"Akhirnya... "
Aku lega.  Merentangkan kedua tangan ke atas.  Mematahkan jemari tanganku hingga hilang rasa lelah.
Kulihat pemandangan sore ini.
Tanpa sadar aku bergumam lagi.

'Semoga,  suatu saat nanti... Gue bisa liat pemandangan indah disini bareng orang yang sayang sama gue... Semoga... '

🔮🔮🔮

Vommentnya ya!  😅
Jangan pelit klik ☆

Ramalan Crystalize'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang