Part 15

1.7K 131 8
                                    



Moon Chae Won POV

30 menit sudah aku tercenung di sebuah kafe tak jauh dari tempat kerjaku. Aku terpaku menatap keluar jendela. Musim dingin mencapai puncaknya memasuki tahun baru ini.

Letjen Jung, orang yang baru kutahu beberapa minggu lalu meminta untuk bertemu. Entah kenapa tiba-tiba saja ia meneleponku kemarin. Paman Yoon mengatakan orang itu memang rekan ayah dahulu, meski hubungan pertemanan mereka tidak terlalu dekat.

Suara langkah kaki yang mendekat membuyarkan lamunanku. Orang yang kutunggu telah tiba. Pria paruh baya bermarga Jung itu berdiri di hadapanku dengan senyum hangatnya. Aku berdiri menyambutnya. Menerima uluran tangannya dan menjabatnya lembut.

"Maaf terlambat nona Moon. Tiba-tiba saja ada hal yang harus aku urus terlebih dahulu," ucapnya memberikan alasan keterlambatannya.

Aku hanya tersenyum. Memaklumi alasannya itu. Ya... dia termasuk petinggi militer kan? Tentu ia orang yang sibuk. Aku mempersilahkannya duduk.

"Baik nona Moon. Sebenarnya aku ingin membicarakan sesuatu hal yang penting denganmu. Karena itu aku menemuimu," ucapnya, memulai pembicaraan kami.

Aku hanya menatapnya. Tak berkata apapun. Toh akupun tak tahu hal penting apa yang hendak ia sampaikan.

"Kudengar kau tengah menyelidiki kasus kematian ayahmu."

Aku sedikit terkejut atas ucapannya. "Darimana anda tahu?"

Letjen Jung tersenyum mendengar pertanyaanku. "Nona Moon, aku memimpin divisi penyelidikan di departemen pertahanan."

Dahiku berkerut mendengar ucapannya. Sebenarnya apa tujuannya? Apa itu jawaban pertanyaanku? Itu berarti dia telah menyelidikiku selama ini?

"Aku bisa membantumu menyelesaikan kasus ayahmu," ucap Letjen Jung yang membuatku menegakkan kepalaku yang tadinya sedikit tertunduk.

Ia tersenyum tipis, terkesan sinis daripada hangat. "Kudengar, kau telah mendapat file hasil penyelidikan Letjen Yoon. Benar?"

"Ya, file itu ada padaku," jawabku.

"Kalau begitu untuk membantu penyelidikan, kau bisa menyerahkan file itu padaku. Ah iya, juga file penyelidikan yang dilakukan ayahmu, serahkan juga padaku. Kurasa itu akan mempermudah kita menyelesaikan kasus ini."

Dahiku kembali berkerut. "File milik ayah?" tanyaku.

Letjen Jung mengangguk. "Ya. File yang ditinggalkan ayahmu."

Aku mengeryit heran. Ayah tidak pernah memberiku file apapun. Dan setelah kupikir-pikir, bagaimana orang ini bisa tahu ayahku menyelidiki sesuatu. Sementara paman Yoon tidak tahu hal itu.

Aku mengerjapkan mata beberapa kali. Mencoba untuk tenang. "Aku minta maaf Letjen Jung. Saat ini aku tidak membawa file itu. Mungkin lain waktu akan aku serahkan padamu,"

Dia terlihat mengangguk kecil. "Ya, mungkin karena ini terlalu mendadak. Hubungi aku kalau begitu. Aku akan mengirim seseorang untuk mengambilnya," ucapnya.

Aku tersenyum tipis. Kulirik arloji yang melingkar di tangan kiriku. "Aku mohon maaf Letjen Jung, aku harus pergi sekarang. Jam makan siangku telah usai."

Aku tersenyum lembut dan membungkukkan tubuhku sebelum pergi. Mungkin agak tidak sopan, karena aku cepat-cepat undur diri ketika ia baru tiba tak sampai 15 menit yang lalu. Tapi aku hanya merasa tidak nyaman dan curiga kepada pria tua itu. Pria itu hanya tersenyum dan mengangguk.

Begitu aku telah berjalan sedikit menjauh dari kafe itu, kuambil handphoneku dari sakuku. Kutekan sebuah nomor disitu.

"Paman Yoon, bisakah aku meminta tolong padamu?"

The X FilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang