Part 4

2K 158 6
                                    

Song Joong Ki POV

Aku tengah berada di dalam kantorku. Memeriksa beberapa berkas laporan mingguan. Tim alpha masih menyelidiki kasus penyelundupan senjata yang terjadi beberapa hari yang lalu. Tapi dari semua investigasi yang telah kami lakukan, semua tidak membuahkan hasil. Jika pelakunya para pemberontak, mereka pasti datang untuk mengambilnya, dengan negosiasi tentunya. Atau paling tidak ada usaha yang mereka lakukan, seperti diam-diam mencurinya dari pangkalan militer kami. Tapi sejauh ini tidak ada pergerakan apapun dari para pemberontak itu.

"DOKTER MOON....DOKTER MOON.."

Konsentrasiku terbuyarkan saat mendengar teriakan seseorang dari luar. Aku menoleh, mengarahkan pandanganku keluar jendela. Kulihat sersan Choi mencoba mengejar sebuah mobil yang kutahu milik pasukan kami. Tetapi mobil itu melaju kencang melewati gerbang pangkalan militer kami. Penasaran, aku segera keluar memastikan apa yang terjadi.

"Sersan Choi..."

Pria yang kupanggil itu menoleh terkejut. Ia kemudian memberikan penghormatan kepadaku yang kujawab dengan santai. Tetapi dapat kulihat raut wajah panik dan ketakutan miliknya.

"Ada apa? Ada masalah?"

"Se...sebenarnya..."
"Kenapa kau gugup? Katakan dengan jelas," desakku

"Bantuan obat-obatan dari WHO yang dibutuhkan tim medis dibajak oleh kelompok pemberontak," jelasnya.

"APA ? Bagaimana itu bisa terjadi?"

"truk yang membawa obat-obatan itu dihentikan oleh sekelompok pemberontak dalam perjalanan dari bandara Juba kemari."

Aku membuang nafas. Masalah yang harus kuselesaikan bertambah lagi.

"Kapten Song," panggil sersan Choi

Kutatap anak buahku itu tajam, memaksanya melanjutkan kata-katanya.

"Dokter Moon, baru saja pergi."

Aku terkejut dengan perkataannya. "Kemana?"

"Aku tidak tahu. Yang jelas setelah tahu obat-obatan itu dibajak, ia membawa ranselnya dan pergi membawa mobil yang kugunakan tadi."

"KENAPA KAU TIDAK MELAPORKANNYA DAHULU KEPADAKU?" kuteriaki anak buahku ini, aku benar-benar lepas kontrol. Nafasku memburu menahan emosi.

"Maaf kapten. Tadi aku berniat melaporkannya tetapi dokter Moon menghadang langkahku."

Sejenak kupejamkan mataku. Aku seringkali merasa geram ketika menghadapi gadis keras kepala itu. Tapi kali ini ia benar-benar gegabah, membuatku kesal berkali lipat.

Akhirnya kulangkahkan kakiku lebar-lebar dan tergesa. Aku menaiki salah satu mobil yang ada dan kupacu mobil itu. Menyusul gadis keras kepala yang selalu muncul dibenakku.

~oOo~

Para tentara berkumpul di ruang makan pangkalan yang cukup luas. Berjajar rapi menunggu giliran mendapat makan malam mereka. Kulihat para dokter dari tim medis juga turut mengantri. Kuedarkan pandanganku keseluruh ruangan, mencari keberadaan gadis itu. Kulihat ia tengah duduk di salah satu bangku panjang di tengah ruangan bersama rekan dokternya dan beberapa tentara di hadapannya. Kubawa nampan makananku dan kulanngkahkan kakiku menuju bangku tersebut. Para tentara di hadapan dokter Moon yang melihat kedatanganku segera menyingkir pergi, memberikan kesempatan padaku untuk duduk dihadapan gadis itu.

"Chae Won-ah, aku pergi dulu," bisik rekan dokternya yang kudengar samar.

Chae Won hanya menoleh kaget. Tak sempat mengatakan apapun karena rekannya terlanjur pergi. Ia kemudian menatapku kesal.

The X FilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang