Setelah kembali dari Tanjung Perak, mereka menuju Jembatan Suramadu. Adera yang duduk disamping pintu membuka jendelanya.
Rambut Adera yang berterbangan segera diikat dengan ikatan rambut. Adera memejamkan matanya.
"Ini boleh berhenti nggak sih?" Dinda bertanya pada Nathan yang sedang menyetir.
"Boleh sih kalo di garis rest area. Bentar doang tapi" Nathan berbicara sambil memindah lagu di radio.
"Berhenti dong Nath!"
Nathan memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Tidak ada yang berhenti disana, hanya mobil mereka yang berhenti.
"Cepetan ya kalo mau foto foto, soalnya peraturannya nggak boleh berhenti" setelah Nathan berkata begitu, semua mengangguk.
"Foto yukkk!" suara cempreng Dinda.
Abhizar hanya diam saja, tadinya ia hanya ingin berdiam dimobil. Namun, Abhizar berfikir, jika ia berdiam di mobil akan lebih terlihat jika ia memiliki masalah sekarang.
Adera ingin mengajak foto Abhizar setelah bergantian foto dengan teman temannya. Namun, apalah daya? Gengsi lagi lagi menghalangi untuk menunjukkan perasaan cinta.
"Udah?" Nathan bertanya kepada teman temannya.
"Bentar! Gue mau foto sama Bhizar!" Adera berjalan menuju Abhizar dengan wajah penuh semangat. Abhizar hanya menaikkan satu alisnya.
"Sini gue fotoin aja" Nathan mengambil handphone dari sakunya.
Adera menyampingkan badannya dan tersenyum. Abhizar hanya melirik dari arah lain. Adera menarik nafas kesal. Abhizar menjauh.
"Bhi liat kamera!"
Abhizar melihat kamera dan senyum. Adera juga tersenyum dan memeluk Abhizar. Awalnya Abhizar melirik Adera hingga Abhizar balas memeluk Adera.
Jantung Adera berdetak dengan kencang. Sumpah ini pertama kalinya mereka bersentuhan fisik setelah insiden itu.
Kemarin kemarin lo bikin gue sebel, lo ga peduliin gue, terus tiba tiba lo dateng bawa kehangatan kaya gini, tapi bentar lagi lo cuek lagi. Ya ampun! lo itu orang model apa sih?!
***
Setelah puas berfoto - foto di jembatan Suramadu, mereka melanjutkan perjalanan dengan menghabiskan panjangnya Jembatan Suramadu. Nathan akhirnya memutuskan untuk mengajak teman temannya nongkrong di pinggir jalan.
Ini memang tongkrongan pinggir jalan, tapi tidak seperi yang kalian bayangkan. Jembatan Suramadu memang memiliki ciri khas seperti ini. Sepanjang deretan menuju Madura banyak jejeran jejeran penjual pernak pernik untuk pleh oleh maupun makanan siap saji. Memang bentuknya hanyalah warung kecil biasa namun, jika sudah duduk disitu pasti akan ketagihan dan tidak ingin pulang.
Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dini hari. Nathan dan teman temannya belum beranjak dari tempat duduknya. Adera yang sedari tadi memakan tahu goreng yang sudah dingin karena angin malam, Abhizar yang menyeruput kopi hitam dan asap rokok yang mengebul dari mulutnya. Nathan dan Kafka juga sama seperti Abhizar. Berbeda dengan Dinda yang sedang asyik menyantap mie instan berkuah dihadapannya.
"Gila! Gue mau tiap hari ke Surabaya buat beli tahu ini ni"
Sontak semereka semua yang ada disana tertawa. Kecuali Abhizar. Iya, Abhizar sudah kembali pada mode cueknya.
Setelah memereskan barang barang mereka, akhirnya mereka kembali pulang ke rumah Nathan. Adera dan Abhizar tidur di mobil tapi dengan posisi yang salah. Iya salah. Abhizar dengan tidak sengaja tadi duduk disamping Adera karena ia masuk pada barisan akhir. Ujung ujungnya ya mereka duduk berdampingan seperti biasa. Pada akhirnya, yang memang sudah ditakdirkan bersama akan bersama, yang berpisah akan berpisah. Gampang kan?
YOU ARE READING
About Friend
Teen Fiction"Kamu ingat? Dulu kamu suka manjat pohon, kamu suka lari-larian, kamu suka jatuh di mana saja. Kamu memiliki banyak luka bekas jatuh. Saya dan kakak kamu dulu yang mengobati, tidak pernah orang lain. Bahkan, mamamu saja tidak mengetahui itu," ucap p...