"Gue kangen."
"Ha? Ngaco lo ya."Tiba-tiba saja Keny menghubungi Adera pada pukul dua belas tengah malam.
"Enggak, gue beneran, lo sama sekali nggak inget gue, Der?"
"Inget lah, temen sebangku masa lupa."
"Kita dulu... teman sebangku di taman deket rumah lo."Adera semakin mengerutkan keningnya, bingung.
"Lo mabok ya ?"
"Kenapaaaa? Bukannya hidup dalam halusinasi kayak gini lebih enak ya daripada kenyataan?"
"Woi! Kentot bajingan!"
Terdengar teriakan berasal dari tempat Keny berada.
"Apaan lo ? Teriak-teriak, lo pikir gue budek?" Balas Keny kepada orang di seberang sana. Adera masih tetap setia mendengarkan di seberang ponsel.
"Bill lo, bayar dulu."
"Berapa sih? Bersisik banget!"
"Sembilan ratuh enam puluh ribu bangsat! Gue mana ada duit segitu!"Mereka terdiam sebentar. Suara di ponsel milik Adera sedikit tidak jelas, sepertinya Keny sedang mengambil sesuatu, terdengar seperti, krusak-krusuk.
"Nih-nih, ambil dah. Udah lo jangan ngikutin gue kesini ngapa."
"Lagian lo main kabur aja, mana udah habis lima gelas lagi, gue kan takut lo ngelindur ketabrak mobil!""Kurang ajar, gue lagi ketabrak cinta di masa lalu..."
"Sama siapa lo, sok-sokan punya temen masa lalu, urusin tuh nyokap bokap lo di persidangan, HAHAHA!""MULUT LO ANJING!"
Adera terkejut saat terdengar bantingan dari seberang sana. Tidak hanya itu, terdengar pula suara gebukan yang tidak pernah didengar sebelumnya oleh Adera.
"Kenny! Ken? Ken? Udah Ken! Halo? Ken? Dengerin gue dong!"
Tidak ada sahutan dari seberang sana. Yang ada hanyalah suara teriakan orang kesakitan.
"Halo?" Suara orang lain terdengar dari ponsel Kenny.
"Halo?! Kenny dimana?"
"Lo kesini deh, di deket jalan Sudarmo."
"Ini siapa?"
"Gue temennya."Tanpa aba-aba, Adera langsung mengambil cardigan kuning lusuh miliknya dan beranjak menghampiri tempat dimana biasa Ayahnya menaruh kunci motor.
"Mau kemana, Der?"
"Yah, bentar Dera pinjem motor dulu ada tugas lupa."
"Masa jam dua belas malem?"
"Iya Yah, lupa."
"Sama Ayah aja ya?"Adera melongo dibuatnya. Bagaimana jika nanti ayahnya bertemu Keny?
"Aduh yah Dera mending sendiri aja, nanti kelamaan soalnya masih cari-cari, nggak papa, ya?"
"Yaudah, hati-hati. Buka dulu gemboknya, barusan Ayah gembok itu."
"Siap bos, Dera pergi dulu Yah, assalamualaikum."-
"Ini ada apa, sih?"
"Kenalin, nama gue Marko, biasanya anak-anak panggil gue Mamat, temennya Keny."
"Nggak penting, sekarang jawab gue, ini ada apa?"
Mamat hanya menaikkan satu alisnya. Ia tahu betul bahwa gadis yang ada di hadapannya ini adalah gadis yang sering diceritakan oleh Keny.
"Lo Adera?"
"Emang nama gue penting banget ya sekarang?"
"Iya, dia sering cerita." Sekarang ganti Adera yang menaikkan satu alisnya. Bingung."Dia siapa?"
"Ya Keny lah."
"Ngapain cerita tentang gue?""Ya... katanya sih, kalau ada cewek yang auranya beda dan selalu punya garis kekhawatiran besar di mukanya, kemungkinan besar itu namanya, Adera."
YOU ARE READING
About Friend
Fiksi Remaja"Kamu ingat? Dulu kamu suka manjat pohon, kamu suka lari-larian, kamu suka jatuh di mana saja. Kamu memiliki banyak luka bekas jatuh. Saya dan kakak kamu dulu yang mengobati, tidak pernah orang lain. Bahkan, mamamu saja tidak mengetahui itu," ucap p...