22 - Teman Sebangku

59 5 0
                                    

Mobil sport hijau memasuki area parkir SMA Liberty. Belum sang empunya keluar, terlihat mobil sport putih dan juga mobil Honda Jazz putih bermotif Hello Kity berhenti di samping kanan kirinya.

Nathan membuang nafas di dalam mobil.

Mengapa mereka berangkat bersama? Kebetulan apa lagi pagi ini?

Baik Abhizar, Nathan, dan Dinda tidak ada yang mau keluar dari mobil terlebih dahulu. Hingga mobil Honda Jazz putih milik Kafka datang.

Ini semakin rumit.

"Der!" teriak Kafka sambil mengeluarkan kepalanya dari jendela mobil saat melihat Adera di gerbang.

Nathan semakin menahan nafasnya di dalam mobil. Abhizar menelan ludahnya perlahan. Dinda, ia hanya terdiam mematung di balik setir.

Kafka menunggu Adera yang berlarian kecil menuju arah dimana mobilnya terparkir.

Nathan membuka pintu mobil, ketika itu juga Abhizar dan Dinda membuka pintu juga.

'Shit!' Batin nathan.

Mereka berlima berdiri lama. Tidak ada yang mau menatap satu sama lain kecuali Kafka. Nathan menatap ban mobil Abhizar yang ada di depannya. Abhizar menatap ke arah lurus ke depan. Dinda menunduk. Adera menatap sepatu Kafka.

"Heh! Gue ini orang ya! Pada nggak ada yang mau ngeliatin gue apa?!" Kafka berteriak kesal, "yaudah lah, yuk masuk! Berantem mulu kayak cabe-cabean di perempatan."

-

"Mau diem-dieman sampai kapan?" Suara hangat Kafka menusuk di telinga mereka. "Jangan kayak anak kecil deh, marah gak ada penyebab."

"Ada," Dinda berbicara singkat. Padat. Dan jelas.

Mereka berempat menoleh ke arah Dinda. "Udah ah! Mending kita jalan! Ke lapangan, tepe-tepe ke adek kelas baru! Nyari adek kelas cantik, yok!" Kafka menarik Nathan dan Adera. Berhasil. Seketika suasana kembali terpecah akibat Kafka.

"Kaf, noh Kaf liat! Ada yang makek jilbab!" Nathan berteriak keras ketika melihat salah satu murid kelas sepuluh memasuki area lapangan.

Bukan karena kelas sepuluh, namun karena penampilannya.

Rok panjang dan juga almameter berwarna maron serta jilbab merah maron bertengger di kepalanya. Tipe Kafka banget.

"Sikat Kaf!" Abhizar berbicara. Adera menoleh ke arah Abhizar. Lelaki itu tersenyum, hangat. Hangat sekali. Abhizar tampak lebih manis saat tidak mengenakan behel.

'Mirip seseorang, tapi siapa?' Batin Adera.

Abhizar berjalan mendekati Adera. Jantung Adera berdetak lebih kencang.

Tidak, bukan karena Abhizar. Ini karena orang di belakang Abhizar yang hendak menghampiri Adera namun tidak jadi karena Abhizar lebih dulu sampai.

Keny. Membawa sebuket bunga mawar merah.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
About FriendWhere stories live. Discover now